RESENSI NOVEL “TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK” Judul buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Penulis buku Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah Penerbit buku PT Bulan Bintang Jenis media Cetak kulit keras dan lunak Gendre Novel Tebal buku 224 Halaman, 21 cm Tahun terbit 1938 Identifikasi unsur-unsur intrinsik novel 1. Tema. Novel karya Hamka yang berjudul “ Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, yang bertema tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat Minangkabau yang begitu mengikat dan terlalu mendiskriminasi adat pada saat itu. 2 Alur. Menggunakan Alur maju-mundur. 3. Latar/setting. a. Waktu 1. Siang. 2. Matahari telah hampir masuk kedalam peraduannya 3. Malam ....bunyi jangkrik disudut rumah yang memecah sunyinya malam 4. Senja diwaktu Senja demikian... 5. Senin, 19 Oktober 1936, pagi Pagi-pagi, senin 19 Oktober 1936, kapal Van der Wijck dari mengkasar... 6. Pukul 10 malam kira-kira pukul 10 malam dibuka pula matanya. Bagi orang yang tahu.. 7. 20 Oktober pukul 1 malam .....,20 Oktober aneta. Pada pukul 1 tadi malam b. Tempat 1. Desa Batipuh, Minangkabau Kampung halaman Zainudin 2. Makassar 3. Jakarta, dirumah muluk dan zainudin 4. Surabaya Rumah aziz dan Hayati 5. Penampungan Korban tenggelamnya kapal Van Der Wijk surabaya c. Suasana 1. Mengharukan saat Hayati menerima cinta Zainuddin ketika Zainuddin menyatakan lewat surat dan bertemu di bentang sawah milik Datuk 2. Menyedihkan dan kecewa ketika Zainuddin hidup dengan sengsara, permintaan Zainuddin di tolak oleh keluarganya ayati, ketika Hayatimeninggal 3. Menyenangkan saat pertama Zainuddin bercakap-cakap dengan Hayati. ....” alangkah beruntungnya... mukanya amat jernih, matanya penuh dengan rahasia kesucian dan tabiatnya gembira...” Amanat Setiap sesuatu itu dapat diambil hikmahnya,Dalam menghadapi liku-liku kehidupan hendaknya selalu sabar dan tabah tanpa lupa dengan ikhtiar dan tawakal,Suatu usaha harus kita coba dalam beberapa hal,Kemiskinan bukanlah penghalang bagi keberhasilan Alur Alur Maju karna pengarang menyuguhkan kisah zainudin dari awal hingga zainudin meninggal akhirnya. Sudut pandang Dalam Novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijk sudut pandang yang digunakan adalah pandangan orang ketiga karena lebih banyak memakai kata ganti orang “dia” maupun juga nama si tokoh . Gaya Penulisan Gaya penulisan novel ini adalah bahasa yang sedang trend dimasanya. Hal ini tampak jelas dengan banyaknya penulisan dengan gaya ejaan Indonesia lama. Pengaruh Melayu juga dapat kita lihat dengan jelas yang ditandai dengan penggunaan pantun dan sajak. Nilai Nilai yang di bahas adalah nilai sosial, budaya dan agama. Karna dalam novel inii membahas tentang keturunan, Pelajaran-pelajaran hidup dan juga kesenggangan sosial yang terjadi di masyarakatnya. Penokohan. 1. Zainudin Sopan santun, iba hati, sabar, baik hatinya, tidak sombong 2. Hayati Cantik, mudah tersentuh hatinya 3. Pandekar Sutan Sopan santun, tegar, penyabar, berani, penyayang 4. Daeng Habibah Setia, lemah lembut 5. Mak Base sabar, baik, setia, amanah, 6. Datuk Mantari Labih Serakah, tidak adil 7. Dt.. wibawa, bijaksana 8. Muluk Setia, baik, mudah bergaul 9. Azis Gagah, gaul, kaya 10. Mamak peduli 11. Daeng Manippi Baik 12. Khadijah Mata duitan, suka menghasut Sinopsis menceritakan kembali Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Zainudin, dia dari kecil hingga besar selalu dirundungi kemalangan. Dia anak dari Pandekar Sutan dan Daeng Habibah. Ibunya meninggal dunia ketika dia baru berumur 9 bulan. Ayahnya adalah anak buangan. Dia dibuang dari negerinya yang bersuku, berlembaga serta berninik mamak. Negerinya itu berkaum kepada kaum perempuan. Malang nasib seorang anak laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan. Inilah nasib Pandekar Sutan. Ketika Ibunya meninggal hartanya menjadi milik mamaknya. Hidupnya jadi terlantar karena mamaknya Datuk Mantari Labih adalah seorang yang serakah dan tidak adil. Malang nasib Zainudin karena dalam negeri ibunya dia dianggap sebagai orang asing dan didalam negeri ayahnya dia juga dianggap orang asing pula. Zainudin penasaran dengan keindahan negeri ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi merantau ke negeri ayahnya. Dengan berat hati Mak Base melepaskannya. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati. Mereka saling mencintai dan sering berkirim-kiriman surat. Namun sayangnya di sana orang-orang belum mengenal dengan percintaan suci. Mereka memandang perbuatan Zainudin dan Hayati adalah suatu perbuatan yang menyalahi adat. Para kaum hawa yang belum kawin sangat marah dengan Hayati karena mereka merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya seakan-akan kampung tak berpenjaga. Terlebih-lebih persukuan Hayati yang merasa dihinakan. Mamak Hayati Dt.. sangat marah. Dengan cara halus Zainudin diusir dari Batipuh. Dia pergi ke Padang Panjang. Di sana ia tinggal di rumah seorang janda tua ber-anakkan satu. Tak berapa lama dia tinggal di Padang Panjang dia mendapatkan surat dari Mengkasar yang isinya memberitahukan bahwa Mak Basenya telah meninggal dunia dan dalam surat itu terdapat uang sebanyak yaitu uang ayahnya untuknya yang disimpankan oleh Mak Basenya. Dia tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Dengan uang Rp3000,- ia berani untuk meminang Hayati. Dia tuliskan surat untuk mamak Hayati Dt.. tetapi tidak diberitahukannya bahwa dia sudah ber-uang. Sayangnya niat baiknya ditolak oleh keluarga hayati. Namun dia masih tegar karena di benaknya Hayati masih mencintainya. Namun pikirannya itu hilang ketika teman Hayati Khadijah mengirimkan surat kepada Zainudin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati telah bertunangan dengan kakaknya Azis. Hati Zainudin sangat terpukul mendengar hal itu. Zainudin terlihat sangat pucat, mamak pun menanyakan ada apa dengan Zainudin namun tak mau jujur. Mamak pun menyarankan agar Zainudin bertemu dengan Muluk anaknya, mungkin dapat menolong masalahnya. Zainudin pun setuju. Zainudin dan Muluk menjadi teman akrab sehidup semati. Muluk banyak memberikan informasi tentang calon suami Hayati yang ternyata berperangai kurang baik. Zainudin tidak rela jika Hayati disakiti oleh orang lain. Zainudin memberitahukan Hayati tentang hal ini namun Hayati tidak memperdulikannya. Ketika hari pernikahan Hayati dengan Azis tiba Zainudin sakit keras sehingga tak ada kemungkinan lagi untuknya hidup. Namun ternyata 2 bulan kemudian penyakitnya mulai sembuh. Ternyata Allah masih sayang kepadanya. Semangat hidupnya mulai bangkit lagi. Dia menjalani hidupnya yang baru bersama Muluk. Dia merantau dengan Muluk ke tanah Jawa. Usut punya usut ternyata Hayati dan suaminya juga berpindah ke Jawa. Kehidupan rumah tangganya mulai kacau ketika sudah berpindah. Azis sering minta uang kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian Azis dan Hayati menjadi gelandangan. Mereka dibawa Zainudin tinggal di rumahnya. Beberapa saat kemudian Azis berpamitan untuk pergi jauh mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Azis tewas karena bunuh diri dan mengirimkan surat kepada Hayati dan Zainudin agar mereka menikah. Namun karena emosi dan sakit hati Zainudin menolaknya dan memilih memulangkan Hayati ke kampungnya. Hayati pulang menumpangi Kapal Van Der Wijck. Alangkah malangnya nasib Hayati ternyata kapal yang ditumpanginya tenggelam. Walaupun dia selamat namun tak bertahan berapa lama dia pun meninggal dunia. Zainudin sangat terpukul dan menyesal atas keputusannya tadi karena dia sebenarnya masih mencintai Hayati. Tak berapa lama setelah Hayati wafat Zainudin pun menyusul dan kuburannya berada disamping kuburan Hayati. Identifikasi isi novel1. Paparan/narasi Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Zainudin, dia dari kecil hingga besar selalu dirundungi kemalangan. Dia anak dari Pandekar Sutan dan Daeng Habibah. Ibunya meninggal dunia ketika dia baru berumur 9 bulan. Ayahnya adalah anak buangan. Dia dibuang dari negerinya yang bersuku, berlembaga serta berninik mamak. Negerinya itu berkaum kepada kaum perempuan. Malang nasib seorang anak laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan. Inilah nasib Pandekar Sutan. Ketika Ibunya meninggal hartanya menjadi milik mamaknya. Hidupnya jadi terlantar karena mamaknya Datuk Mantari Labih adalah seorang yang serakah dan tidak adil. 2. Konflik Zainudin penasaran dengan keindahan negeri ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi merantau ke negeri ayahnya. Dengan berat hati Mak Base melepaskannya. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati. Mereka saling mencintai dan sering berkirim-kiriman surat. Namun sayangnya di sana orang-orang belum mengenal dengan percintaan suci. Mereka memandang perbuatan Zainudin dan Hayati adalah suatu perbuatan yang menyalahi adat. Para kaum hawa yang belum kawin sangat marah dengan Hayati karena mereka merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya seakan-akan kampung tak berpenjaga. Terlebih-lebih persukuan Hayati yang merasa dihinakan. Mamak Hayati Dt.. sangat marah. 3. Klimaks Dengan cara halus Zainudin diusir dari Batipuh. Dia pergi ke Padang Panjang. Di sana ia tinggal di rumah seorang janda tua ber-anakkan satu. Tak berapa lama dia tinggal di Padang Panjang dia mendapatkan surat dari Mengkasar yang isinya memberitahukan bahwa Mak Basenya telah meninggal dunia dan dalam surat itu terdapat uang sebanyak yaitu uang ayahnya untuknya yang disimpankan oleh Mak Basenya. Dia tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Dengan uang Rp3000,- ia berani untuk meminang Hayati. Dia tuliskan surat untuk mamak Hayati Dt.. tetapi tidak diberitahukannya bahwa dia sudah ber-uang. Sayangnya niat baiknya ditolak oleh keluarga Hayati. Namun dia masih tegar karena di benaknya Hayati masih mencintainya. Namun pikirannya itu hilang ketika teman Hayati Khadijah mengirimkan surat kepada Zainudin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati telah bertunangan dengan kakaknya Azis. Hati Zainudin sangat terpukul mendengar hal itu 4. Peleraian Zainudin terlihat sangat pucat, mamak pun menanyakan ada apa dengan Zainudin namun tak mau jujur. Mamak pun menyarankan agar Zainudin bertemu dengan Muluk anaknya, mungkin dapat menolong masalahnya. Zainudin pun setuju. Zainudin dan Muluk menjadi teman akrab sehidup semati. Muluk banyak memberikan informasi tentang calon suami Hayati yang ternyata berperangai kurang baik. Zainudin tidak rela jika Hayati disakiti oleh orang lain. Zainudin memberitahukan Hayati tentang hal ini namun Hayati tidak memperdulikannya. Ketika hari pernikahan Hayati dengan Azis tiba Zainudin sakit keras sehingga tak ada kemungkinan lagi untuknya hidup. Namun ternyata 2 bulan kemudian penyakitnya mulai sembuh. Ternyata Allah masih sayang kepadanya. 5. Penyelesaian Semangat hidupnya mulai bangkit lagi. Dia menjalani hidupnya yang baru bersama Muluk. Dia merantau dengan Muluk ke tanah Jawa. Usut punya usut ternyata Hayati dan suaminya juga berpindah ke Jawa. Kehidupan rumah tangganya mulai kacau ketika sudah berpindah. Azis sering minta uang kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian Azis dan Hayati menjadi gelandangan. Mereka dibawa Zainudin tinggal di rumahnya. Beberapa saat kemudian Azis berpamitan untuk pergi jauh mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Azis tewas karena bunuh diri dan mengirimkan surat kepada Hayati dan Zainudin agar mereka menikah. Namun karena emosi dan sakit hati Zainudin menolaknya dan memilih memulangkan Hayati ke kampungnya. Hayati pulang menumpangi Kapal Van Der Wijck. Alangkah malangnya nasib Hayati ternyata kapal yang ditumpanginya tenggelam. Walaupun dia selamat namun tak bertahan berapa lama dia pun meninggal dunia. Zainudin sangat terpukul dan menyesal atas keputusannya tadi karena dia sebenarnya masih mencintai Hayati. Tak berapa lama setelah Hayati wafat Zainudin pun menyusul dan kuburannya berada disamping kuburan Hayati. Kelebihan buku Suatu cerita roman fiksi, yang digubah sedemikian menarik, dijalin dengan menggunaan bahasa yang halus, bebas dan terkesan apa adanya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk membacanya hingga akhir dari karya ini. Rangkaian peristiwa dan konflik yang disusun sedemikian rupa juga penokohan yang kuat dari setiap karakter, penggambaran latar yang tepat hingga alur cerita yang mengalun indah. Kelemahan buku Kritikan kritikan tokoh utama dalam novel ini dapat dipandang sebagai celaan terhadap adat budaya. Pengarang sering kali mengkritik unsur unsur adat budaya yang menurutnya agak menyimpang secara berlebihan walaupun dengan bahasa yang halus dan bisa menimbulkan kesan negatif pada pembaca terhadap budaya dari segi ketata bahasaan, penggunaan bahasa asli yang digunakan pengarang terkadang menyulitkan pembaca dalam menyelami karyanya. Biografi pengarang Tahun 1928, ia menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah. Dua tahun kemudian, ia menjadi konsultan Muhammadiyah di Makassar. Kemudian, ia juga terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah. Ia menggantikan Sutan Mangkuto pada 1946. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi Ketua Barisan Pertahanan Nasional Indonesia. Pada 1953, Hamka terpilih sebagai Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Namun, pada 1981 ia meletakkan jabatan tersebut karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia. Dari 1964 hingga 1966, Hamka selalu dipenjarakan oleh Presiden Soekarno. Ia dituduh pro-Malaysia. Selama di penjara, ia menulis Tafsir Al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, ia diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia. Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik. Hamka juga seorang wartawan, penulis, dan editor. Sejak 1920-an, ia menjadi wartawan beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada 1932, ia menerbitkan majalah Al-Mahdi di Makasar. Ia juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif, seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir Al-Azhar 5 jilid. Di antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli. Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabaangsa, seperti kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas Al-Azhar pada 1958, Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia pada 1974, dan gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia. Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jasa dan pengaruh Hamka masih tersisa hingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai tokoh, ulama, sastrawan di tanah kelahirannya. Jasa Hamka juga dikenal di Malaysia dan Singapura.NovelTenggelamnya Kapal Van Der Wijck di pilih sebagai bahan penelitian karena di dalam novel ini terdapat tokoh-tokoh yang memiliki sifat yang dapat di teladani. Selain itu, penulis juga tertarik kepada tokoh bernama Zainuddin, seorang tokoh penyabar dan rendah hati. dalam novel Kapal Van Der Wijck karya Hamka,
100% found this document useful 2 votes18K views7 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes18K views7 pagesResensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
NovelTenggelamnya Kapal Van Der Wijck mampu membuat pembaca kembali mengingat sejarah Indonesia pada era sebelum kemerdekaan. Tambah lengkap dibalut kisah cinta, adat dan kekayaan. Dengan adanya unsur adat budaya yang dimasukkan dalam novel ini dapat membuat wawasan pembaca menjadi luas akan kebudayaan negeri kita yang beragam.
Uploaded byAisyah Amimi 100% found this document useful 1 vote1K views3 pagesDescriptionResensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijkCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 1 vote1K views3 pagesResensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijkUploaded byAisyah Amimi DescriptionResensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijkFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.