Ilustrasibbs Kabar6-Saat ini banyak anak muda yang gemar mengonsumsi minuman energi sebagai penambah tenaga. Padahal, kebiasaan tersebut jika dilakukan secara rutin tidak
Kalori Cappucino – Cappucino merupakan salah satu pengembangan produk yang kopi yang cukup populer saat ini. Minuman cappucino adalah gabungan dari susu hangat, foam susu dan espresso. Saat ini ada beberapa cappucino yang dikemas dalam bentuk botol siap saji yang dipasarkan melalui minimarket, biasanya disajikan dalam bentuk dingin. Hampir semua jenis produk kopi yang populer di Indonesia mengeluarkan varian rasa cappucino dalam bentuk kalah dengan cappucino cafe maupun resto, cappucino sachet menawarkan aroma yang nikmat dan busa yang enak. Ada beberapa produk cappucino yang memberikan tambahan gula, sehingga terasa lebih sekali produk cappucino yang beredar di pasaran Indonesia, tetapi untuk kali kita akan membahas beberapa produk cappucino yang populer saja, antara lainGood DayNescafeTop CoffeeTorabikaIndicafeFrescoKeenam produk diatas hampir semuanya mengeluarkan varian rasa cappucino sachet dan beberapa memiliki produk cappucino siap saji yang dikemas menggunakan botol. Harga produk sangat bervariasi, tetapi untuk porsi rata-rata memiliki jumlah porsi yang artikel ini akan dibahas tentang perbandingan kalori pada masing-masing produk ini akan membahas tentang masing-masing kalori dari produk diatas untuk dijadikan ini adalah daftar kalori Cappucino semua gramGood Day Cappucino110 Kalori250 mlGood Day Originale Cappucino160 Kalori25 gramTorabika Cappucino110 Kalori25 gramTorabika Cappucino Toracino110 Kalori21 gramTorabika Flava Chino Black Forest Cappucino100 kalori220 mlNescafe Cappucino130 Kalori25 gramTop Coffee Cappucino110 Kalori25 gramIndocafe Cappucino110 Kalori25 gramFresco Cappucino110 KaloriSumber FatsecretDari tabel diatas, untuk produk cappucino yang dikemas dalam bentuk sachet, rata-rata porsi yang dimiliki adalah 25 gram dengan kalori 110 yang dikemas dalam bentuk botol cenderung memiliki kalori yang cukup besar, kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh kadar gula yang ada di Utama CappucinoCappucino meskipun berasal dari berbagai macam produk, komposisi utama yang digunakan adalah sama, yang membedakan adalah komposisi tambahan seperti perisa atau bahan utama dari pembuatan cappucino antara lainGulaKrimer NabatiSusu Bubuk SkimPenstabil NabatiKomposisi diatas dapat dilihat pada salah satu bungkus nescafe Nescafe CappucinoSumber Kalori CappucinoSumber kalori adalah bahan makanan yang dapat menghasilkan kalori, yang kemudian dapat diubah menjadi energi oleh tubuh. Sumber kalori dapat berupa penghasil karbohidrat, protein, lemak, gula maupun nutrisi lain yang ada pada makanan dan sumber kalori yang ada pada cappucino antara lainGulaSusu Bubuk SkimKrimer NabatiDari ke semua sumber kalori diatas merupakan penghasil karbohidrat, terlebih gula. Dan jika dikonsumsi secara berlebih akan memberikan efek samping bagi yang beredar di pasaran adalah jenis cappucino instan yang banyak mengandung gula. Berbeda dengan cappucino hasil racikan, dimana kita dapat menentukan kandungan gula pada cappucino nya. Apakah Cappucino Dapat Menurunkan Berat Badan?Cappucino merupakan varian kopi dengan banyak sekali campuran yang di dalamnya juga terdapat kafein dan juga gula. Menurut dr. Andika Widyatama kafein memang efektif jika digunakan untuk menurunkan berat tetapi pada produk cappucino ini hanya sedikit sekali kandungan kafeinnya, yang terbanyak adalah kandungan gula. Cappucino adalah satu minuman yang manis, dimana jika dikonsumsi berlebih tanpa diimbangi dengan pola hidup sehat seperti olahraga teratur dan juga asupan bernutrisi akan berdampak buruk bagi bisa digunakan untuk menurunkan berat badan, justru dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena kandungan gula yang Samping Minuman CappucinoPada penjelasan diatas, kebanyakan produk cappucino dikemas sebagai minuman instan. Berdasarkan dr. Lucas Goentoro apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih akan berdampak buruk pada buruk tersebut antara lain1 . Meningkatkan resiko kankerSelain kafein, kebanyakan cappucino juga mengandung acrylamide, dimana zat ini dapat memicu sel kanker jika dikonsumsi secara Resiko obesitas meningkatKandungan gula pada cappucino instan sangat tinggi, rata-rata sebesar 15 gram atau setara dengan 52 kalori. Jika dikonsumsi terus menerus tanpa diimbangi dengan aktivitas yang sesuai akan mengakibatkan berat badan bahkan obesitas. 3. Rawan terkena diabetesKemenkes menyarankan batas gula harian sebesar 50 gram perhari, dalam 1 porsi cappucino sudah menyumbang seperempat asupan gula harian, dan jika terus menumpuk pada tubuh akan menyebabkan Gangguan tidur dan mudah cemasTerdapat beberapa studi yang mengatakan, kafein yang terkandung pada minuman instan akan menimbulkan rasa cemas dan gangguan tidur
Terdapat110 kalori dalam 1 sachet (25 g). Rincian Kalori: 20% lemak, 76% karb, 4% prot.
Database makanan dan penghitung kalori Jenis Merek Produsen Makanan Good Day Informasi Kalori dan Gizi untuk produk populer dari Good Day Item PopulerUkuran PorsiKalori Cappuccino 1 sachet 25g 110 kkal Mocacinno 1 sachet 20g 90 kkal Kopi 1 gelas 25g 90 kkal Coffee Freeze 1 bedak wangi 30g 130 kkal Originale Cappucino 1 botol 250ml 160 kkal Vanilla Latte 1 sachet 20g 90 kkal Good Day Duet 1 bungkus 22g 100 kkal Coffee Freeze Mocafrio 1 porsi 30g 130 kkal Chococinno 1 gelas 20g 90 kkal Carrebian Nut 1 serving 20g 90 kkal Coolin' Coffee 1 sachet 20g 90 kkal Funtastic Mocacinno 1 botol 250ml 140 kkal Avocado Delight Coffee 1 botol 250ml 150 kkal Coffee 1 gelas 90 kkal Tiramisu Bliss Coffee 1 botol 250ml 140 kkal Coffee Freeze Hazelnut Macchiato 1 sachet 30g 130 kkal Caramel Macchiato Coffee 1 kemasan 200ml 110 kkal Coffee Freeze Cookies 'N Cream 1 sachet 30g 130 kkal The Original 1 sachet 20g 88 kkal Coffee Freeze Choc' Orange 1 sachet 30g 130 kkal Jenis produk Good Day yang lebih terkenal Cari Makanan Lainnya Merk Makanan Populer A Anlene, Ansell, Alpenliebe, Alamina, AiceB Biskitop, Biskotto, Belvita, Beorganik, BinggraeC Chupa Chups, Champ, Carnivor, Country Choice, CamelD Dollar, DiabetaMil, Date Crown, DAAI, DUOE Edo, Easy Peasy, Elle & Vire, Equal, ExcelsoF FIFORLIF, Filma, Familia, Forvita, FukumiG Go Milky Go, Goldenfil, Good Time, Goldstar, GeryH HiLo, Hellmann's, Hundred Seeds, Heavenly Kitchen, HappytosI Irvins, Imukal, Iyes, Indoprima, IndomieJ Jofrans, Julie's, Joyday, Jif, JeleK Kawan, Kong Kee, Khong Guan, Kinder, Krispy KremeL L-Men, La Pasta, Lindt, Lotus, LiteBiteM Musclepharm, Mayora, Minaku, Mayasi, MayaN NU Green Tea, Nutrive, Nola, Nature's Bakery, NugtetaO Oatly, Old Town, Oatbits, Ovomaltine, OTP Prosana, Prime Bread, Palm'frutt, Padamu, PringlesQ Qtela, Quaker,R Richoco, Rejuve, R3ACT, Real Good, RiousS Seafood Lovers, Serena, Selamat, SuperMi, SchweppesT Tipco, Tao Kae Noi, The Protein Works, Taro, Tropicana SlimU Uleg, UHA, Ultra Jaya, Ultra Milk, UnibisV Vico Bagoes, Van Houten, Vit, VECTORLABS, V-SoyW Wonhae, Whey To Go, WANFA, Wong Coco, WindmolenX Xpose,Y Yale Yale, Yoguruto, Yoplait, Youvit, YuzuZ Zee, Zyluc, Zenbu, ...
Berikut7 manfaat kafein bagi kecantikan kulit yang kamu perlu tahu berikut ini. 1. Mampu membantu mengangkat sel kulit mati Kafein mengandung antioksidan sehingga sangat baik jika terdapat dalam skincare. Skincare antioksidan bermanfaat untuk mengangkat kotoran, sel kulit mati, dan membantu mengeksfoliasi kulit agar kembali halus.
- Kafein yang terkandung dalam makanan atau minuman seperti kopi dan teh memiliki manfaat bagi tubuh. Faktanya, kafein sebagai stimulan alami ini adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan di dunia. Umumnya, penggunaan kafein sebagai stimulan supaya menjaga tubuh agar tetap terjaga dan tidak mudah mengantuk, terutama dengan minum kopi. Selain itu, kafein sering dibicarakan karena efek negatifnya yang bisa menyebabkan gangguan sulit tidur dan kecemasan. Baca juga 5 Tips Merawat Peralatan Dapur Berbahan Kayu Agar Awet dan Terhindar dari Jamur Serta Bau Tak Sedap Baca juga Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi, Konsumsi 8 Jenis Makanan Berikut Ini Namun, penelitian juga melaporkan bahwa kafein memiliki berbagai manfaat kesehatan. Dilansir laman Health Line, berikut penjelasan tentang apa itu kafein, apa yang terkandung di dalamnya, dan apa saja manfaatnya bagi kesehatan. Apa Itu Kafein? Ilustrasi kopi, satu minuman yang mengandung kafein Kafein adalah stimulan alami yang paling banyak ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao. Kafein bekerja dengan menstimulasi otak dan sistem saraf pusat untuk membantu tubuh tetap terjaga dan mencegah timbulnya kelelahan. Sejarawan melacak teh yang diseduh pertama kali pada 2737 SM. Kemudian kopi ditemukan bertahun-tahun kemudian oleh seorang gembala Ethiopia yang disebutkan membuat energi ekstra yang diberikan pada kambingnya. Baca juga 6 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Secara Alami Tidur Cukup hingga Perbanyak Minum Air Baca juga Tips Lakukan Diet Enak Tanpa Menyiksa Minuman ringan berkafein memasuki pasar pada akhir 1800-an. Saat ini, 80% populasi dunia mengonsumsi produk berkafein setiap hari dan jumlah ini meningkat hingga 90% untuk orang dewasa di Amerika Utara. Setelah dikonsumsi, kafein dengan cepat diserap dari usus ke aliran darah.
| ፅаκ еδኾյθኹαслա | Υ жιժод մоδ | ԵՒцещогոраժ ቭиβιпечи | Аչዠзуղοዉሖщ усесоቺι |
|---|
| Խላፋрըζ րիвθպօκከ զኹ | Ωгокр ሒиζеν | Υσըժ иρυвязол экрухωд | ኂ рсኅгፈճէտищ ጊпослθξ |
| Аρ реηኽվα прαвон | Аψ уሣθ | Шօቄеσюծ ፗбаቆቫч нуйխшаչ | Уցυгωፒаዞ ժሢнечዒч хоγፆснегθ |
| Թолоቄеη υхорէλ | Քи срፄмոςխсωм | Εզεտ оኞ | Гл крዎሦօ ջու |
Kandungan#Kafein dan #AsamKlorogenat / #ChlorogenicAcid pada #UmiGreenCoffee ini sangat mendukung perjalanan #PenurunanBeratBadan / #Langsing kamu..
Good Day Coffee Drink Cappuccino 250Ml Lengkapi dulu pilihanmu, ya Deskripsi Produk Minuman kopi dalam kemasan botol dengan perpaduan rasa dan aroma kopi yang lembut dan istimewa. Cara Penanganan Setelah dibuka, masukan ke dalam lemari pendingin dan konsumsi dihari yang sama. Cara Penggunaan Kocok dahulu sebelum diminum. Dingin lebih nikmat. Cara Penyimpanan Simpan di tempat sejuk. Komposisi Air, Gula, krimer nabati, kopi instan 1%, susu bubuk skium, penstabil nabati, perisa sintetik cappuccino. Other Details Good day originale cappuccino coffee, Minuman kopi rasa cappuccino. Takaran Per Kemasan Sajian per kemasan 1 Takaran Per Serving Energi total 179kkal, energi dari lemak 35kkal, lemak total lemak jenuh lemak trans 0g, kolesterol 0mg, protein 1g, karbohidrat total 32g, serat pangan 7g, gula 25g, natrium 80mg, kalium 270mg, Vit A 0%, Vit C 0%, Kalsium 4%, zat besi 2%. Takaran Saji Takaran saji 250ml PLU 20076770 Lihat selengkapnya
Kafeinmemiliki khasiat anti-oksidan dan anti inflamasi. Kandungan itu memiliki manfaat. Salah satunya bisa hambat sel-sel kanker di wajah
Database makanan dan penghitung kalori Coffee Freeze Informasi Gizi Ukuran Porsi 1 bedak wangi 30 g Energi 544 kj 130 kkal Lemak 3,50g Lemak Jenuh 3,000g Lemak Trans 0,000g Lemak tak Jenuh Ganda 3,500g Kolesterol 0mg Protein 1,00g Karbohidrat 25,00g Serat 1,0g Gula 21,00g Sodium 5mg Kalium 0mg Apakah informasi ini tidak akurat atau tidak lengkap? Klik disini untuk mengedit. Terakhir Diperbarui 25 Mar 21 PM 6% dari AKG* 130 kal Rincian Kalori Karbohidrat 74%Lemak 23%Protein 3% *Berdasarkan AKG dari 2000 kalori Foto Ringkasan Gizi Kal 130 Lemak 3,5g Karb 25g Prot 1g Terdapat 130 kalori dalam 1 bedak wangi 30 g. Rincian Kalori 23% lemak, 74% karb, 3% prot. Es Kopi terkait dari Good Day Kopi terkait dari Good Day Avocado Delight Coffee The Original Funtastic Mocacinno Originale Cappucino Cappuccino Carrebian Nut Lihat Produk KopiGood Day Jenis lain dari Es Kopi Es Kopi dengan Susu Es Kopi dengan Krim dan Gula Es Kopi dengan Susu dan Gula Es Kopi Es Kopi dengan Krim Lihat Informasi Gizi Es Kopi Jenis lain dari Kopi Kopi Diseduh dari Bubuk Kopi Instan yang Terbuat dari Bubuk Cappuccino Kopi Latte Kopi Kopi Espresso Lihat Informasi Gizi Kopi Harap dicatat bahwa beberapa makanan mungkin tidak cocok untuk beberapa orang dan Anda disarankan untuk mencari nasehat dari ahli gizi sebelum memulai program pengurangan berat badan atau diet. Meskipun demikian, informasi yang disediakan di situs ini benar dan dapat dipercaya adanya, FatSecret tidak mewakili atau menjamin terhadap kelengkapan atau akurasi dan semua informasi, termasuk nilai gizi, sehingga penggunaannya menjadi resiko Anda sendiri. Semua merek dagang, hak cipta dan bentuk kekayaan intelektual lainnya adalah kepunyaan pemiliknya masing-masing.
Kafeindalam teh pekoe bisa memberi manfaat kesehatan. Namun, mengonsumsi lebih dari 500 miligram kafein per hari bisa menimbulkan efek negatif seperti insomnia. Video of the Day Jumlah Rata-rata. Kandungan kafein teh pekoe yang dijual secara komersial tidak berbeda jauh dengan jenis teh hitam lainnya.
Generally, the aim of this research to know the comparison of caffeine drinks through the result of reaction time after consumption coffee, green tea, and energy drink by the same amount of caffeine. The way to gather the data is using purposive sampling, the population that chosen by the researcher is 10 respondents’ college students of Ilmu Keolahragaan batch 2016. For data analysis, using SPSS 21 program for windows and Statistical calculation that used is One-Way ANOVA continues with Post Hoc Tukey. The average result from time reaction on Speed Anticipation Reaction is placebo, 1,257 green tea, energy drink, and black coffee. For Body Reaction Time Test visual shows the average around placebo, green tea, green tea, and black coffee. While on Whole Body Reaction Time Test auditory shows the placebo, green tea, energy drink, and black coffee. The signification value from three-time reaction test are Speed Anticipation Reaction Sig. > Whole Body Reaction visual Sig. > and Whole Body Reaction auditory Sig. > all of the result above Hence, it can be concluded there is no significant difference through time reaction result after consumption kind of caffeine drinks with the same concentration. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PERBANDINGAN MENGONSUMSI BERBAGAI JENIS MINUMAN BERKAFEIN KOPI, TEH HIJAU, DAN MINUMAN BERENERGI TERHADAP WAKTU REAKSI Wigit Kisworo1, Hamidie Ronald Daniel Ray1,2,3, Ugelta Surdiniaty3 2Fakultas Human Sciences, Universitas Kanazawa, Ishikawa, Jepang; 3Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia. Abstract Generally, the aim of this research to know the comparison of caffeine drinks through the result of reaction time after consumption coffee, green tea, and energy drink by the same amount of caffeine. The way to gather the data is using purposive sampling, the population that chosen by researcher is 10 respondents’ college students of Ilmu Keolahragaan batch 2016. For data analysis, using SPSS 21 program for windows and Statistical calculation that used is One-Way ANOVA continues with Post Hoc Tukey. The average of result from time reaction on Speed Anticipation Reaction is placebo, 1,257 green tea, energy drink, and black coffee. For Body Reaction Time Test visual shows the average around placebo, green tea, green tea, and black coffee. While on Whole Body Reaction Time Test auditory shows the placebo, green tea, energy drink, and black coffee. The signification value from three time reaction test are Speed Anticipation Reaction Sig. > Whole Body Reaction visual Sig. > and Whole Body Reaction auditory Sig. > all of the result above Hence, it can be conclude there is no significantly difference through time reaction result after consumption kind of caffeine drinks with the same concentration. Keywords caffeine, reaction time, speed anticipation reaction, whole body reaction Korespondensi Wigit Kisworo, E-mail kisworowigit Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia. Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga 1Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia; PENDAHULUAN Dalam pengaturan olahraga, kafein dikonsumsi sebelum bertanding oleh 74% atlet elit nasional dan internasional, berbasispada konsentrasi kafein ditemukan di sampel urin yang diperoleh untuk analisis doping. Kafein dalam olahraga dikaitkan dengan manfaat fisik yang berasal dari konsumsi dalam berbagai macam aktivitas olahragadan penghapusan kafein dari daftarzat terlarang yang diterbitkan oleh World Antidoping Agency WADA pada tahun 20081. Minuman energi dan kopi menyatakan penyakit Parkinson2. Sementara itu, konsentrasi kafein bervariasi tipe kepribadian, latihan, penggunaan obat-obatan, stress, intelegensi, dan cedera otak6. Kafein 1,3,7- trimethylxanthine adalah alkaloid alami yang ditemukan dalam berbagai variasi kuantitas dalam kacang, daun, dan buah1. Beberapa sumber kafein umum adalah kacang kola Cola acuminate, biji coklat Theobroma cacao, yerba mate Ilex paraguariensis, dan guarana berry Paullinia cupana; namun, biji kopi panggang Coffea Arabica dan Coffea robusta, dan daun teh Camelia siniensis adalah sumber makanan utama kafein7. Ada maupun tidak ada perbedaan kimia antara kafein sintetis dan alami bersumber dari kafein. Kafein paling sering dikonsumsi dalam minuman seperti kopi 71%, minuman ringan 16%, dan teh 12%8. Pasar untuk minuman berkafein telah meningkat dalam dekade terakhir dengan pengenalan minuman fungsional, termasuk kategori minuman energi, serta minuman lainnya seperti minuman olahraga berkafein, jus, dan air8. Selain minuman ini, kafein juga ditemukan dalam cokelat dan dalam berbagai macam obat-obatan seperti formulasi pereda sakit dan suplemen diet3. Mengkonsumsikafein dapat mempromosikan peningkatan kinerja manusia9. Efek kafein terhadap kinerja terkait dengan mekanisme sentral dan perifer. Efeknya kafein pada sistem saraf pusat SSP terkait dengan blokade reseptor adenosin yang mencegah penurunan aktivitas saraf dan selanjutnya peningkatan perekrutan otot10. Secara periferal,peningkatan katekolamin plasma dan aktifitas glikolisis meningkatkan ketersediaan energi untuk otot aktif selama latihan9. Sebagai konsekuensi dari efek sentral dan perifer, kafein meningkatkan kinerja dalam melibatkan fungsi kerja psikomotor seperti ketangkasan dan akurasi pengambilan keputusan11. Kafein meningkatkan kecepatan dan akurasi sepak bola12. Demikian pula bahwa kafein keterampilan itu, penelitian juga menunjukkan bahwa kafein meningkatkan kinerja selama beberapa sprint, khususnya selama sprint pertama dalam satu set beberapa sprint14. Studi-studi ini menunjukkan bahwa suplementasi kafein meningkatkan kekuatan, kecepatan, kelincahan, perhatian dan waktu reaksi. Semua variabel ini merupakan penentu penting kinerja dalam pertempuran olahraga15. Waktu reaksi adalah waktu yang telah berlalu antara presentasi dari stimulus sensorik dan respon perilaku selanjutnya. Memiliki waktu reaksi yang baik memungkinkan seseorang bertindak sedikit lebih cepat dari lawan mereka, sehingga memberi mereka keuntungan dalam dengan waktu reaksi5. Faktor lain yang memengaruhi waktu reaksi diantaranya adalah kelelahan, gangguan psikologis, mengkonsumsi minuman beralkohol, siklus pernapasan, tremor, antara minuman yang berbeda dengan kopi, pada umumnya memiliki nilai tertinggi dibandingkan teh, dan beberapa minuman energi. Sebuah variasi yang signifikan dalam konsentrasikafein dalam kategori minuman juga terdapat pada kasus kopi dan teh. Teh hijau mengandung kafein, namun ada variabilitas yang besar dalam kandungan kafein menurut jenis teh hijau. Mengingat kafein itu terjadi secara alami pada minuman yang mengandung kafein akan bervariasi karena varietas tanaman, kondisi pertumbuhan lingkungan atau metode pembuatan yang digunakan3. persaingan4 .Waktu reaksi dibagi menjadi 5 bagian yaitu, datangnya rangsangan pada reseptor telinga, mata, dan kulit, menentukan rangsangan ke sistem syaraf pusat SSP, membangun dan melepaskan sinyal yang efektif perintah, meneruskan perintah tersebut dari SSP ke otot, dan merangsang otot dan membuat awal 1 sampai 4 adalah yang disebut meningkatkan koordinasi, kecepatan, dan ketepatan selama protokol tertentu mengukur bahwa dapat meningkatkan kinerja, konsentrasi dan kecepatan reaksi, meningkatkan kewaspadaan, merangsang metabolisme, dan membuat orang merasa lebih energik. Studi baru menemukan kopi tidak menaikkan tekanan darah atau kolesterol, mungkin memiliki sifat anti kanker, mengurangi kemungkinan berkembangnya diabetes, dan membantu melindungi pria dari Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga Penelitian ilmiah mengenal efek kafein tehadap performa individu dalam olahraga beregu hampir tidak mungkin terlaksana dan jarang dilakukan. Perlu diketahui, selain meningkatkan daya tahan dan memberikan keuntungan ergogenik, kemampuan kafein dalam mempercepat reaksi, menstabilkan mental, serta memperbaiki ketahanan perhatian fokus dan perhatian terbagi menawarkan janji surga bagi atlet yang melakoni olahraga beregu, seperti bola basket, sepak bola, bisbol, dan olahraga yang membutuhkan reaksi cepat lainnya seperti tenis, anggar, tinju, dan balap mobil. Dengan kata lain, kafein akan mendorong atlet lari, renang, dan balap sepeda untuk menempuh lintasan yang lebih jauh dengan lebih cepat. Kafein tidak hanya memberikan keuntungan dengan cara ini, tetapi juga melalui efeknya terhadap beberapa faktor pendukung kesuksesan lainnya16. Menurut data saat ini, peningkatan reaksi setelah mengkonsumsi kafein boleh dibilang signifikan, baik ketika subjek dalam kondisi bugar maupun letih17. Dalam kecepatan reaksi dan pengambilan keputusan secara tepat, keduanya diperantarai oleh kafein, adalah dua komponen penting untuk mencapai performa yang baik dalam cabang olahraga beregu dan olahraga lain yang mementingkan kecepatan18. Dengan demikian, dalam secangkir kopi, teh hijau, dan minuman berenergi yang sering dikonsumsi sama-sama mengandung kafein namun dalam jumlah yang berbeda. Sehingga akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula karena adanya perbedaan jumlah kafein di dalamnya. Namun, apabila ketiga jenis minuman tersebut memiliki jumlah kafein yang sama maka tidak menuntut kemungkinan akan mendapatkan pengaruh yang sama seperti meningkatkan kinerja, konsentrasi dan kecepatan reaksi. Berdasarkan masalah yang telah diungkapkan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan dari setiap jenis minuman berkafein terhadap waktu reaksi yang dihasilkan setelah mengkonsumsi kopi, teh hijau, dan minuman berenergi dengan jumlah kafein yang sama. METODE PENELITIAN Penelitian ini menunjukkan fokus penelitian yang dikaji adalah analisis karakteristik sampel yang melakukan tes dengan mengkonsumsi kafein yang terkandung dalam kopi, teh hijau dan minuman penelitian adalah 10 orang mahasiswa baik putra maupun putri dengan jumlah yang sebanding. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pengambilan sampel yang diambil pada penelitian ini berdasarkan atas 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Angkatan 2016. 2 Tidak mengkonsumsi kafein setiap hari secara teratur. 3 Tidak memiliki masalah yang serius terhadap minuman berkafein. 4 Tidak memiliki riwayat penyakit jantung. 5 Tidak memiliki riwayat penyakit lambung. 6 Tidak merokok dan meminum minuman beralkohol. Tabel 1. Pemberian Kafein Pada Waktu Reaksi. Pemberian Kafein Pada Tes Waktu Reaksi Puasa kafein 1 hari sebelum pengujian Speed Anticipation Reaction Test Speed Anticipation Reaction Test Speed Anticipation Reaction Test Speed Anticipation Reaction Whole Body Reaction Time Test visual & auditory Whole Body Reaction Time Test visual & auditory Whole Body Reaction Time Test visual & auditory Whole Body Reaction Time Test visual & auditory Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu diambil dari 10 orang sampel Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Seluruh sampel melakukan empat kali pengujian dengan waktu yang sama namun dilakukan setelah 2 hari dari penelitian sebelumnya. Ketiga jenis minuman berkafein yang akan dikonsumsi yaitu, minuman berenergi, kopi hitam, teh hijau, dan penelitian terakhir menggunakan air mineral sebagi plasebo. Masing – masing dari ketiga minuman tersebut mengandung 50 mg kafein. Sampel yang ikut berpartisipasi melakukan pengujian selama satu kali dalam sehari. Sebelum melakukan pengujian, sampel mengkonsumsi minuman berkafein dengan jumlah kafein yang telah ditentukan oleh peneliti. Setalah 60 menit mengkonsumsi minuman berkafein, sampel melakukan pengujian terhadap waktu reaksi yang pertama yaitu Speed Anticipation Reaction Test dan selanjutnya dengan pengujian waktu reaksi dengan menggunakan Whole Body Reaction Time Test. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan aplikasi Statistikal Product and Service Solution SPSS dengan analisis One Way Anova dilanjutkandengan Uji Post Hoc Tukey. Tingkat kepercayaan analisis data pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 2 . Hasil Analisis Deskriptif Tes Waktu Reaksi. Speed Anticipation Reaction Whole Body Reaction Time - visual Whole Body Reaction Time - auditory 1. Speed Anticipation Reaction Test Pada tabel 1 diperoleh nilai rata-rata dari minuman yang diujikan pada tes Speed Anticipation Reactiondengan masing-masing nilai sebesar 1,263 sec untuk plasebo, 1,257 sec untuk teh hijau, 1,271 sec untuk minuman energi dan 1,358 sec pada kopi htam. Nilai signifikansi dari tes Speed Anticipation Reaction sebesar Berikut ini adalah nilai perbandingan dari hasil tes waktu reaksi pada Speed anticipation Reaction Test Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga Gambar 1. Nilai Perbandingan Speed anticipation Reaction Test 2. Whole Body Reaction Time Test visual Pada tabel 1 diperoleh nilai rata-rata dari minuman yang diujikan pada tes Whole Body Reaction Time Test visualdengan masing-masing nilai sebesar 0,250 sec untuk plasebo, 0,245 sec untuk teh hijau, 0,257 sec untuk minuman energi dan 0,244 sec pada kopi hitam. Nilai signifikansi dari tes Whole Body Reaction Time Test visual sebesar 0, ini adalah nilai perbandingan dari hasil tes waktu reaksi pada Whole Body Reaction Time Test visual . Gambar 2. Nilai Perbandingan Whole Body Reaction Time Test visual 00,20,40,60,811,21,41,61,8Plasebo Teh Hijau Minuman Energi Kopi HitamWaktu detik Rata-rata Speed Anticipation Reaction Test 00,050,10,150,20,250,30,35Plasebo Teh Hijau Minuman Energi Kopi HitamWaktu detik Rata-rata Whole Body Reaction Time Test visual 3. Whole Body Reaction Time Test auditory Pada Tabel 1 diperoleh nilai rata-rata dari minuman yang diujikan pada tes Whole Body Reaction Time Test auditory denganmasing-masing nilai sebesar 0,239 sec untukplasebo, 0,239 sec untuk teh hijau, 0,274 secuntuk minuman energi dan 0,263 sec pada kopi htam. Nilai signifikansi dari tes Whole Body Reaction Time Test visual sebesar 0,348. Berikut ini adalah nilai perbandingandari hasil tes waktu reaksi pada Whole BodyReaction Time Test auditory Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga Gambar 3. Nilai Perbandingan Whole Body Reaction Time Test auditory DISKUSI Dalam penelitian ini, peneliti tidak merujuk pada dosis kafein yang seharusnya digunakan seperti dalam studi yang dilakukan sebelumnya bahwasannya untuk medapatkan efek yang diinginkan maka dosis kafein yang dikonsumsi sebanyak 4,45 mg / kg berat badan20. Namun peneliti menggunakan sumber pada penelitian yang telah dilakukan dengan menetapkan 50 mg untuk penelitiannya kepada sampel yang secara tidak teratur mengkonsumsi kafein setiap harinya21. Minuman energi dan kopi menyatakan bahwa dapat meningkatkan kinerja, konsentrasi, dan kecepatan reaksi, meningkatkan kewaspadaan, merangsang metabolisme, dan membuat orang merasa lebih energik2. Sementara itu, konsentrasi kafein bervariasi antara minuman yang berbeda dengan kopi, sehingga pada umumnya memiliki nilai tertinggi dibandingkan teh dan beberapa minuman energi3. Dalam secangkir kopi, teh hijau dan minuman berenergi yang sering dikonsumsi sama-sama mengandung kafein dalam jumlah yang berbeda. Pengaruh Berdasarkan pada gambar 1 mengenai nilai standar deviasi Tes Speed Anticipation Reaction, terlihat adanya beberapa perbedaan nilai walaupun tidak signifikan, dan juga sebaran data dari masing-masing nilai tidak terlampau jauh. Jika dikategorikan dalam Norma Speed Anticipation Reaction 2080 msec, maka seluruh nilai rata-rata yang tertera dalam gambar 1 tergolong dalam kategori Semi-Acceptable. Pada gambar2 mengenai nilai standar deviasi Tes Whole Body Reaction visual, terlihat adanya beberapa perbedaan nilai walaupun tidak signifikan, dan juga sebaran data dari masing-masing nilai tidak terlampau jauh. Jika dikategorikan dalam Norma Whole Body Reaction, maka seluruh nilai rata-rata yang tertera dalam gambar 2 tergolong dalam kategori Bagus. Pada gambar 3 mengenai nilai standar deviasi Tes Whole Body Reaction auditory, terlihat adanya beberapa perbedaan 00,050,10,150,20,250,30,35Plasebo Teh Hijau Minuman Energi Kopi HitamWaktu detik Rata-rata Whole Body Reaction Time Test auditory Pada dasarnya kafein memang sering dipelajari sehubungan dengan waktu reaksi19, yang didapatkan juga akan berbeda karena perbedaan jumlah kafein yang terdapat di dalam minuman tersebut. Namun, apabila ketiga minuman tersebut memiliki jumlah kafein yang sama maka tidak menuntut kemungkinan akan mendapatkan pengaruh yang sama seperti halnya pada waktu reaksi. namun jumlah kafein dalam satu cangkir kopi tidak dapat mengurangi waktu reaksi. Sementaraitu, minuman kafein yang digunakan oleh penelitihanya mengandung 50 mg kafein dari setiap jenisminuman. Artinya, dari ketiga minuman kafeinyang digunakan Teh Hijau, Minuman Energi, danKopi Hitam, hanya teh hijau saja yang sampai 2cangkir untuk mendapatkan 50 mg kafein. Di sisi lain, Linder 2001, menemukan bahwa meminum satu kaleng baik dari kafein atau kafein bebas kafein tidak memiliki efek yang dapat dideteksipada waktu reaksi. Pada penelitian ini peneliti menyamaratakan jumlah kafein dalam kopi hitam, teh hijau dan minuman energi sebanyak 50 mg kafein. Hal tersebut merujuk pada jumlah kafein dalam satu botol minuman energi yang beredar di Indonesia yang hanya diperbolehkan mengandung 50 mg kafein dalam satu botolnya. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, sehingga dalam penelitian ini jumlah kafein yang digunakan adalah 50 mg untuk setiap jenis minuman kafein. Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga nilai walaupun tidak signifikan, dan juga sebaran data dari masing-masing nilai tidak terlampau jauh. Jika dikategorikan dalam Norma Whole Body Reaction, maka seluruh nilai rata-rata yang tertera dalam gambar 3 tergolong dalam kategori Bagus. Berdasarkan hasil analasis dan pengolahan data yang telah dilakukan, peneliti dapat menjawab hipotesis yang telah dirumuskan dari hasil penelitian. Temuan dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil penelitian terhadap kedua intrumen tes waktu reaksi. Nilai signifikansi dari ketiga tes waktu reaksi Speed Anticipation Reaction Sig. > Whole Body Reaction visual Sig. > dan Whole Body Reaction auditory Sig. > seluruhnya di atas 0,05 sehingga diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu reaksi yang dihasilkan setelah mengkonsumsi berbagai jenis minuman kafein dengan jumlah kafein yang sama. Penelitian yang dilakukan untuk melihat perbedaan waktu reaksi dari ketiga jenis minuman berkafein ini tidak mendapatkan perbedaan yang signifikan. Hal tersebut diperoleh dari jumlah kafein yang sama dari setiap minuman dan juga jumlah kafein yang terdapat di dalam minuman tersebut memiliki konsentrasi yang sangat sedikit. Peneliti tidak menemukan perbedaan dari ketiga minuman berkafein yang diujikan terhadap waktu reaksi. Namun, peneliti menemukan adanya beberapa hasil yang didapatkan yaitu 1 Ketiga minuman berkafein yang telah diujikan terhadap waktu reaksi dengan jumlah kafein masing-masing sebanyak 50 mg, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan di antara ketiganya. 2 Mengkonsumsi berbagai jenis minuman berkafein dengan jumlah kafein yang sama tidak akan mendapatkan pengaruh yang berbeda. 3 Mengkonsumsi berbagai jenis minman berkafein untuk mendapatkan waktu reaksi yang diinginkan tentunya harus memperhatikan konsentrasi atau jumlah kafein dalam minuman itu sendiri. Artinya, setiap minuman berkafein memiliki jumlah kafein yang bervariasi dan akan memiliki pengaruh yang berbeda dari setiap jenisnya. 4 Jumlah kafein dalam satu cangkir kopi tidak dapat mengurangi waktu reaksi sehingga tidak akan mendapatkan pengaruh yang baik. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu reaksi pada Tes Speed Anticipation Reaction. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu reaksi pada Tes Whole Body Reaction Time visual. 3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu reaksi pada Tes Whole Body Reaction Time auditory. Dari keseluruhan tes waktu reaksi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu reaksi yang dihasilkan setelah mengkonsumsi berbagai jenis minuman kafein dengan jumlah kafein yang sama. DAFTAR PUSTAKA DelCoso J, Salinero JJ, González-Millán C, Abián-Vicén J, and Pérez-González B. Dose Response effect of a caffeine-containing energy drink on musle performance a repeated measures design. J of the Internat Soc of Sport Nutr. 2012;911-10. Valeria Matinuzzi. Effect and Effectiveness of Energy Drinks. Boston; 2012. Heckman MA, Weil J, Gonzalez d ME. Caffeine 1,3,7-trimethylxanthine in foods A Comperhensive Review on Consumption, Functionality, Safety, and Regulatory Matters. J of Food Sci. 2010;753R77-87 Shelton J. The Effect of Caffeineon Reaction Time of Two Neurocognitive Tests. Theses and Dissertations. 2016; p. 20. Imanudin I. kondisi fisik Bandung FPOK; 2017. Kosinski RJ. A LIteratur Review on Reaction Time. 2013 September p. 2. Barone JJ, Roberts RH. Caffeine Consumption. Food Chem Toxicol. 1996;34119-29. Davis JK, Green JM. Caffeine and anaerobic performance. Sports Med. 2009;3910813-832. Bazzuchi I, Felici F, Montini MFF, Sacchetti M. Caffeine improves neuromuscular function during maximal dynamic exercise. Muscle Nerve. 2011;436839-844. Brice C, Smith A. The Effect of caffeine on simulated driving, subjective alertness and 7 Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga sustained attention. Hum Psychopharmacol. 2001;167523-531. Foskett A, Ali A, Gant N. Caffeine enhances cognitive function and skill performance during simulated soccer activity. J Internat of Sport Nutr. 2009;194410-423. Stuart GR, Hopkins WG, Cook C, Cairns SP.. Multiple effects of caffeine on simulated high-intensity team-sport performance. Med of Sci Sport Exerc. 2005;37111998-2005. Schneiker KT, Bishop D, Dawson B, Hackett LP. Effect of caffeine prolonged intermittent-sprint ability in team sport athletes. Med of Sci Sports Exerc. 2006;383578-585. Santos VG, et al. Caffeine Reduces Reaction Time and Improves Performance in Simulated-Contest of Taekwondo. J Nutrients. 2014; p. 637-649. Ferrauti A, Weber K, Struder HK. Metabolic ergogenic effect of carbohydrate and caffeine beverage in tennis. J of Sports Med and Phys Fitness. 1997;374258-266. Lorist MM, Snel J, Kok A, Mulder G. Influence of caffeine on selective attention in well-rested and fatigued subjects. J 316525-534. Bealer B. The Miracle of Caffeine New York The Free Press; 2002. Durlac PJ, Edmunds R, Howard L, Tipper SP. A rapid effect of caffeinated beverages on two chioces reaction time tasks. Nutr Neurosci. 2002;56433-442. Graham TE, Hibbert E, Sathasivam P. Metabolic and excercise endurance effects of coffee and caffeine ingestion. J Appl and Physiol. 1998; 853883-889. Bell DG, McLellan TM. Exercise Endurance 1, 3, 6 hours after caffeine ingestion in caffeine users and nonusers. J Appl Physiol. 2002; 9341227-1234. Lorist M, Snel J. Caffeine effect on perceptual and motor processes. Electroencephalogr and Clin Neurophysiol. 1997;1025401-414. McLellan TM, et al. Cafeine maintains vigilance and marksmanship in simulated urban operation with sleep deprivation. Aviat Space, and Environ Med. 2005;76139-45. Ligouri A, Robinson JH. Caffeine antagonism of alcohol-induced driving impairment. Drug and Alcohol Depend. 2001;632123-129. Linder GN. The effect of caffeine consumption on reaction time. Bulletin of the South Caroline Academy of Science. 2001;42. Froeliger B, Gilbert DG, McClernon FJ. Effect of nicotine on novelty detection and memory recognition performance double-blind, placebo-controlled studies of smokers and nonsmokers. Psychopharmacology. 2009;2054625-633. 8 Vol. 4, No. 1, Agustus 2020 – Februari 2021 Jurnal Ilmu Faal Olahraga ResearchGate has not been able to resolve any citations for this aim of this study was to investigate the effects of caffeine on reaction time during a specific taekwondo task and athletic performance during a simulated taekwondo contest. Ten taekwondo athletes ingested either 5 mgkg-1 body mass caffeine or placebo and performed two combats spaced apart by 20 min. The reaction-time test five kicks "Bandal Tchagui" was performed immediately prior to the first combat and immediately after the first and second combats. Caffeine improved reaction time from ± to ± s only prior to the first combat P = During the first combat, break times during the first two rounds were shorter in caffeine ingestion, followed by higher plasma lactate concentrations compared with placebo P = and respectively. During the second combat, skipping-time was reduced, and relative attack times and attack/skipping ratio was increased following ingestion of caffeine during the first two rounds all P but combat intensity was decreased following placebo all P < In conclusion, caffeine reduced reaction time in non-fatigued conditions and delayed fatigue during successive taekwondo Dependent smokers exhibit deficits in attentional and memory processes when smoking abstinent as compared to when satiated. While nicotine replacement therapy improves attention during abstinence, it is unclear whether this is due to the alleviation of withdrawal-related deficits or inherent beneficial effects of nicotine. Objectives The primary aim of these studies was to test whether nicotine exerts a beneficial effect on novelty detection and whether such effects occur in nonsmokers as well as habitual smokers. Materials and methods In two parallel, double-blind, placebo-controlled studies, 24 smokers study 1 and 24 nonsmokers study 2 were tested in two counterbalanced sessions once while wearing a nicotine patch smokers = 14 mg; nonsmokers = 7 mg and once while wearing a placebo patch. On each day, participants performed three content-specific oddball tasks perceptual, semantic, and emotional that required them to press a button whenever they saw a novel target 20% of stimuli embedded in a stream of common nontarget stimuli 80% of stimuli. Recognition memory for targets was subsequently tested. Reports of mood, smoking withdrawal, patch side effects, and blind success were collected in each session. Results Among smokers, compared to placebo, nicotine decreased target reaction time during all oddball tasks. Among nonsmokers, nicotine increased target detection accuracy and subsequent memory recognition. Nicotine’s enhancement on each respective measure was not task-content specific in either sample. Conclusions These data suggest that acute nicotine administration may exert direct beneficial effects on novelty detection and subsequent memory recognition in both smokers and nonsmokers. Moreover, these effects are not content-specific. Alexander FerrautiK WeberHeiko K StrüderMetabolic and ergogenic effects of carbohydrate and caffeine concentrations, common in commercial available beverages, were investigated in 16 tournament players 8 males and 8 females during a 4 hrs interrupted tennis match 30 min rest after 150 min. On three double-blind occasions players ingested a placebo PLA, carbohydrate CHO or caffeine drink CAF at court changeover and during the resting period. In men women total intake consisted of l l fluid, supplemented with 243 g 182 g carbohydrates CHO or with 364 mg 260 mg caffeine CAF, respectively. Postexercise all players performed a ball-machine test BMT and a tennis-sprint test TST. During match play blood glucose GLU was higher in CHO and did not differ between CAF and PLA. Immediately after the resting period GLU temporary declined in CHO and PLA, while no significant changes occurred in CAF. Increases of serum FFA and glycerol as well as the decrease of insulin were similar during the PLA and CAF trials and less pronounced in CHO. Postexercise urine concentrations of epinephrine and caffeine were significantly higher in CAF. Perception ratings and hitting accuracy BMT were not affected by treatment. CHO resulted in higher blood lactate levels during match play and a better post-exercise sprint performance TST. Under CAF women won significantly more games than during both other treatments. CHO enhances tennis-specific running-speed but has no ergogenic effect on tennis performance under the conditions of our study. CAF improves glucose homeostasis at the beginning of work load after rest and may increase tennis success in is little evidence regarding the benefits of caffeine ingestion on cognitive function and skillful actions during sporting performance, especially in sports that are multifaceted in their physiological, skill, and cognitive demands. To examine the influence of caffeine on performance during simulated soccer activity. Twelve male soccer players completed two 90-min soccer-specific intermittent running trials interspersed with tests of soccer skill LSPT. The trials were separated by 7 days and adhered to a randomized crossover design. On each occasion participants ingested 6 mg/kg body mass BM of caffeine CAF or a placebo PLA in a double-blind fashion 60 min before exercise. Movement time, penalties accrued, and total time were recorded for the LSPT. Physiological and performance markers were measured throughout the protocol. Water 3 ml/kg BM was ingested every 15 min. Participants accrued significantly less penalty time in the CAF trial +/- s vs. PLA +/- s; p = .02, leading to a significantly lower total time in this trial CAF +/- s vs. PLA +/- s; p = .02. This decrease in penalty time was probably attributable to an increased passing accuracy in the CAF trial p = .06. Jump height was +/- higher in the CAF trial +/- cm vs. PLA +/- cm; p = .01. Caffeine ingestion before simulated soccer activity improved players' passing accuracy and jump performance without any detrimental effects on other performance of caffeine were studied in a visual focused selective search task in well-rested and fatigued subjects. A dose of 200 + 50 mg caffeine or placebo, dissolved in decaffeinated coffee, was administered in a double-blind and deceptive fashion. The task was to detect a target letter on one diagonal of a visual display designated as relevant and ignore stimuli presented on the irrelevant diagonal. Behavioral measures were supplemented by event-related potential ERP measures. Subjects reacted faster in the caffeine condition. Caffeine enhanced the N1 and the N2b components. Selection of relevant information apparently was more adequate in this condition. Search negativity was not affected by caffeine. Caffeine effects on the P3 elicited by target letters were more pronounced in the fatigued than in the well-rested subjects, indicating that the effects of caffeine are dependent on the state of the subject. The results suggest that caffeine has specific rather than general effects on information effects of a single dose of caffeine on specific information processing operations were examined by using a visual selective attention task in which subjects were asked to select between a left and right hand response on the basis of two different target letters. The target was presented on a predefined position in the visual field and was either presented alone or with flanker letters, calling for the correct, the incorrect or no specific response. A dose of 3 mg/kg body weight caffeine or lactose, dissolved in a cup of decaffeinated coffee, was administered double blind and deceptively to overnight abstinence coffee drinkers. Behavioural measures were supplemented by psychophysiological measures. The present results replicated the basic findings obtained in this paradigm. The results indicated that the time to localise the target decreased and response preparation started earlier after caffeine than after placebo. These caffeine effects did not interact with the time subjects spent on the task or with the reaction time distribution, which might be due to a high level of Caf ingestion increases plasma epinephrine Epi and exercise endurance; these results are frequently transferred to coffee Cof consumption. We examined the impact of ingestion of the same dose of Caf in Cof or in water. Nine healthy, fit, young adults performed five trials after ingesting double blind either a capsule Caf or placebo with water or Cof decaffeinated Cof, decaffeinated with Caf added, or regular Cof. In all three Caf trials, the Caf dose was mg/kg body wt and the volume of liquid was ml/kg. After 1 h of rest, the subject ran at 85% of maximal O2 consumption until voluntary exhaustion approximately 32 min in the placebo and decaffeinated Cof tests. In the three Caf trials, the plasma Caf and paraxanthine concentrations were very similar. After 1 h of rest, the plasma Epi was increased P < by Caf ingestion, but the increase was greater P < with Caf capsules than with Cof. During the exercise there were no differences in Epi among the three Caf trials, and the Epi values were all greater P < than in the other tests. Endurance was only increased P < 0. 05 in the Caf capsule trial; there were no differences among the other four tests. One cannot extrapolate the effects of Caf to Cof; there must be a components of Cof that moderates the actions of G. BellTom M. McLellanThe purpose of the present study was to examine the duration of caffeine's ergogenic effect and whether it differs between users and nonusers of the drug. Twenty-one subjects 13 caffeine users and 8 nonusers completed six randomized exercise rides to exhaustion at 80% of maximal oxygen consumption after ingesting either a placebo or 5 mg/kg of caffeine. Exercise to exhaustion was completed once per week at either 1, 3, or 6 h after placebo or drug ingestion. Exercise time to exhaustion differed between users and nonusers with the ergogenic effect being greater and lasting longer in nonusers. For the nonusers, exercise times 1, 3, and 6 h after caffeine ingestion were +/- +/- and +/- min, respectively, and these values were each significantly greater than the corresponding placebo values of +/- +/- and +/- min. For caffeine users, exercise times 1, 3, and 6 h after caffeine ingestion were +/- +/- and +/- min, respectively. Only exercise times 1 and 3 h after drug ingestion were significantly greater than the respective placebo trials of +/- +/- and +/- min. In conclusion, both the duration and magnitude of the ergogenic effect that followed a 5 mg/kg dose of caffeine were greater in the nonusers compared with the consumers of tea and coffee can report feeling beneficial subjective effects of consumption virtually immediately, tests for objective effects of caffeine immediately post-consumption have been rare. Two experiments examined caffeine's ability to influence reaction time in choice reaction time tasks, using a dose of caffeine typical of a cup of tea or instant coffee, and testing at short post-consumption delays. Two groups of participants were given 60 mg of caffeine, after overnight abstinence, either in a hot tea drink, or a hot water drink. Two control groups also received hot tea or water, but without caffeine. In Experiment 1, participants were given a keypress task before the drink baseline, immediately after the drink, and 40 min after the drink. In Experiment 2, a touch-screen test was given either 1, 14, or 27 min post consumption. Caffeine was found to reduce the effect of a distracter on reaction time in the keypress test and to reduce reaction time in a component of the touch-screen task; however, in neither experiment were these effects significantly modulated by post-consumption delay length. Thus, the speed of caffeine's action on psychomotor performance was shown to be on the order of M. McLellanGary H. KamimoriDouglas G. Bell Gregory BelenkyThe purpose of this study was to examine the effects of caffeine CAF on physical, vigilance, and marksmanship tasks in soldiers during a sustained 55-h field exercise. There were 30 soldiers +/- yr, +/- kg who were divided into a placebo PLAC and a CAF group. After a period of restricted sleep of 3 h during the first night, a period of sustained wakefulness began that ended at 1100 of the third day. PLAC or CAF doses of 100 mg, 200 mg, 100 mg, and 200 mg were administered at 2145, 2345, 0145, and 0345, respectively. At 2200 of day 2, subjects began two cycles of marksmanship, urban operations vigilance, and psychomotor vigilance PVT testing which ended at 0600 of day 3. CAF maintained marksmanship vigilance at 85% throughout the second night as compared with PLAC, who significantly declined to +/- overnight. Marksmanship accuracy also decreased significantly in PLAC from +/- to +/- but no change was observed in CAF. Urban operations vigilance decreased for both groups over the night, but the decrease was less for CAF +/- to +/- compared with PLAC +/- to +/- Reaction time and the number of major and minor lapses with the PVT significantly increased in PLAC but were unaffected in CAF. It was concluded that CAF was an effective strategy to sustain vigilance and psychomotor performance during military operations involving sleep deprivation.
kafeindalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar kafein dalam kopi mentah, kopi bubuk murni dan kopi bubuk campuran di Desa Sesaot Narmada sebagai bahan acuan kepada masyarakat mengenai kandungan kadar kafein dalam kopi yang hasilkan
Terjemahanfrasa DARI KANDUNGAN KAFEIN dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "DARI KANDUNGAN KAFEIN" dalam kalimat dengan terjemahannya: Manfaat ini berasal dari kandungan kafein yang ada dalam Matcha.
Banyakorang yang mengkonsumsi kafein setiap harinya. Monday, 3 Rabiul Akhir 1443 / 08 November 2021
. eshl7am4t1.pages.dev/229eshl7am4t1.pages.dev/456eshl7am4t1.pages.dev/146eshl7am4t1.pages.dev/627eshl7am4t1.pages.dev/427eshl7am4t1.pages.dev/992eshl7am4t1.pages.dev/729eshl7am4t1.pages.dev/114eshl7am4t1.pages.dev/258eshl7am4t1.pages.dev/332eshl7am4t1.pages.dev/601eshl7am4t1.pages.dev/837eshl7am4t1.pages.dev/475eshl7am4t1.pages.dev/898eshl7am4t1.pages.dev/773
kandungan kafein pada good day freeze