DalamAmsal 12: 15 dikatakan bahwa orang bodoh akan selalu menganggap jalannya lurus. Oleh sebab itu, adalah bijak mendengarkan nasihat orang yang lebih bijak (baca: ayat alkitab tentang masa depan). Dalam Amsal 12: 16 dikatakan bahwa orang bijak tidak melakukan tindakan bodoh dengan menyatakan sakit hatinya saat itu juga, namun mengabaikan cemooh.
Inilah 8 ayat Alkitab yang menentang LGBT lesbian, gay, bisexual, transgender. Kamu pasti tahu bahwa saat ini para pendukung dan mereka yang terlibat secara aktif di LGBT mulai terang-terangan mengumbar diri mereka di media, baik melalui TV atau Online. Alkitab jelas mencatat bahwa Tuhan menciptakan manusia adalah laki-laki dan perempuan. Itu adalah blue print alias cetak biru dari Tuhan mengenai kelangsungan hidup manusia di bumi. Perintah Tuhan jelas bahwa kita harus beranak cucu dan memenuhi bumi serta menaklukannya. Namun manusia menipu dirinya sendiri dan menjadi menyimpang dari rencana Tuhan. Jika kamu masih ragu apakah ada ayat Alkitab yang menyatakan menentang LGBT, ini adalah 8 ayat Alkitab yang Tuhan sudah berikan untuk menentang praktek lesbian, gay, biseksual dan transgender. 1 Kejadian 127-28 127 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 128 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Disana dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yaitu laki-laki dan perempuan. Tuhan memberi perintah yang jelas bahwa kita haris beranakcucu dan bertambah banyak. Apakah laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan keturunan? Tentu saja tidak. 2 Kejadian 218-25 218 TUHAN Allah berfirman “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 219 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 220 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 221 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 222 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 223 Lalu berkatalah manusia itu “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku . Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” 224 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 225 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Penolong yang sepadan. Tuhan memberikan kepada Adam penolong yang sepadan yaitu Hawa, bukan Bambang atau Rudi. 3 Kejadian 194-5 194 Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. 195 Mereka berseru kepada Lot “Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka. Konteks dalam ayat ini adalah bahwa masyarakat kota Sodom mereka menganut paham gay atau seks dengan sesama jenis. Hal itu terbukti saat malaikat yang datang di kota Sodom mereka hendak melakukan hubungan seks sesama jenis dengan para malaikat. Karena itulah Tuhan memusnahkan kota Sodom dan Gomora. 4 Imamat 1822 mencatat “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” Tuhan sudah jelas melarang persetubuhan laki-laki dengan laki-laki, demikian juga sebaliknya. 5 Markus 106-8 106 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 107 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 108 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Yesus sendiri mengatakan bahwa sejak awal dunia Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. 6 Imamat 2013 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. Perjanjian lama mengatakan bahwa hukuman untuk pelaku LGBT adalah hukuman mati. 7 Roma 125-27 125 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. 126 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. 127 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki , dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka Melakukan LGBT sama dengan melupakan pencipta kita dan bahkan karena itu Tuhan menyerahkan manusia kepada hawa nafsu dan semakin sesat. 8 Ibrani 134 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Tuhan mau kita menguduskan perkawinan dengan tidak melakukan kecemaran seperti yang dilakukan oleh kaum LGBT.
SepertiBelanda yang menjadi negara Eropa pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis sejak 21 April 2001. Pernikahan sesama jenis merupakan topik perbincangan yang banyak menuai pertentangan selama bertahun-tahun. Orang-orang di seluruh dunia berselisih mengenai pendapat ini. Organisasi keagamaan mengklaim, hal ini akan menghancurkan
Pada kesempatan kali ini, akan membasah tentang permasalahan LGBT menurut pandangan Kristen, khususnya Ayat Alkitab tentang LGBT atau homoseksual. Kamu pasti sudah sering mendengar istilah tersebut, entah dari media atau dunia nyata. Lantas, apa itu LGBT?LGBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”.Istilah tersebut telah dipakai sejak tahun 1990 untuk menunjuk kelompok yang disebutkan di atas. Untuk menunjukan representasi lebih menyeluruh, istilah LGBT telah berkembang menjadi LGBTQIA, LGBTQ+, bahkan sampai 10 huruf, yakni LGBTQQIAAP. Singkatan tersebut untuk mengambarkan gender dan orientasi seksual arti dari singkatan huruf LGBT yang disadur dari BBC, apa saja?L – lesbian seorang perempuan yang tertarik dengan perempuan – gay seorang pria yang tertarik dengan pria lain atau sering dipakai untuk menggambarkan – bisexual orang tertarik baik kepada pria dan – transgender orang yang identitas gendernya bukan laki-laki dan perempuan atau berbeda dengan yang biasa ditulis dokter di sertifikat – queer pada awalnya dibuat sebagai istilah kebencian. Kata ini bisa digunakan sebagai pernyataan politik dan menunjukkan seseorang yang tidak mau diidentifikasi sebagai gender yang bisa dipasangkan, misalnya laki dan perempuan, homoseksual dan heteroseksual, atau mereka yang tidak mau diberi label berdasarkan orientasi seksual – questioning seseorang yang masih mengeksplorasi identitas gender dan orientasi seksual – intersex orang yang tubuhnya jelas bukan laki atau perempuan. Ini mungkin karena mereka memiliki kromosom yang bukan XX atau XY atau karena alat reproduksi mereka bukan dikategorikan sebagai standar’.A – allies orang yang mengidentifikasi diri sebagai heteroseksual namun mendukung komunitas – asexualorang yang tidak tertarik secara seksual kepada gender apa – pansexual orang yang ketertarikan seksualnya bukan berdasarkan gender dan bisa mengkategorikan diri ke gender atau identitas seksual apa tulisan ini, semoga dapat membantu pembaca untuk lebih mengenal pandangan teologi Kristen tentang LGBT dan membuat kita tau bagaimana cara menyikapinya. Berdasarkan tesis yang berjudul “LGBT dari Sudut Pandang Teogoli Kristen”, ada beberapa poin yang perlu kita kita sebaiknya tidak bersikap selayaknya hakim dengan menutuk orang-orang yang terjebak dalam masalah homoseksual. Sebab, kita sendiri adalah pendosa, sehingga tidak tepat untuk membenarkan diri sendiri dengan mengutuk perilaku orang pun kerasnya kita menolak praktik homoseksual dan segala problema seksual lainnya, kita tidak berhak menghilangkan harkat mereka sebagai sebagai insan seksual yang berbeda dari malaikat yang bisa dibilang tanpa seks. Saat Tuhan menciptakan manusia, Ia menciptakan kita berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan. Dengan begitu jika berbicara mengenai seks, berarti menyentuh topik yang amat dekat dengan pusat keprihatinan jadi masalah adalah jati diri kita, yang mungkin akan diperkokoh atau mungkin juga terancam. Pembahasan inti ini menuntut suatu tingkat sensifitas yang yang ketiga, kita semua adalah berdosa, antara lain pendosa seksual. Ajaran Kristiani tentang kerusakan total akibat kejatuhan seksual manusia ke dalam dosa menyatakan bahwa tidak ada satupun dari kita yang tidak tercemar oleh dosa, termasuk seksualitas meragukan sekali bila ada satu orang yang tidak pernah menaruh pikiran dan hatinya dari penyimpangan seksual yang ideal dan sempurna sebagaimana dikehendaki Allah. Tidak seorang pun selain Yesus dari Nazaret sebagai kekecualian yang satu-satunya yang seksual tanpa dosa. [irp posts=”1950″ name=”Top 111 Ayat Alkitab Tentang Dosa yang Tegas!”]Larangan LGBT Dalam AlkitabDalam Alkitab, ada beberapa ayat yang melarang praktik homoseksual dan sejenisnya. Berikut di antaranya1. Kisah Sodom dan GamoraMnurut Wikipedia, Sodom dan Gomora adalah dua kota fiktif yang dikatakan telah dihancurkan oleh Tuhan karena perbuatan laknat penduduknya. Dalam cerita Kejadian tertulis jelas bahwa orang-orang sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan dan bahwa keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora’ demikian banyak’ dan sesungguhnya sangat berat dosanya’.Kejadian 1313 Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Nas ImamatNas Imamat lazim disebut sebagai Kode Kekudusan’ yang merupakan jantung kitab itu, dimana umat Tuhan dituntut untuk patuh terhadap hukum-hukumNya. Menyoal praktik-praktik terlarang yang mencakup penyimpangan seksual LGBT, homoseksual, dsb. 2013 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka 1822Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu Hukum Alkitab tersebut sudah jelas mengarahkan tentang pelarangan hubungan seksual, khususnya LGBT dan homoseksual menurut Pernyataan PaulusRoma 126Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak 127Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan ahli sependapat bahwa Paulus di sini berbicara mengenai orang kafir yang menyembah berhala. Mereka mempunyai pengetahuan akan Tuhan, tetapi mereka justru memadamkan kebenaran yang mereka ketahui dengan maksud supaya lebih leluasa berbuat jahat demi keuntungan sebab itu Tuhan, menghukum mereka dengan menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran’ termasuk seks yang tak wajar’.4. Nas lain dari ajaran Paulus1 Korintus 69Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,1 Korintus 610pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Timotius 19yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya,1 Timotius 110bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat1 Timotius 111yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan pemaparan ayat tersebut, daftar dosa yang menjijikan, dinyatakan Paulus bertentangan dengan Kerajaan Allah dan salah satu dari Hukum Taurat atau yang kita lihat, beberapa kelompok pelanggar disebut sebagai banci’ dan pemburit’ berdasarkan terjemahan kata arsenokoitai sebelum diterjemakan sebagai pemburit’, tidak hanya berarti orang yang tertarik kepada sesama jenis, melainkan justru orang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama yang dicap dosa oleh Paulus dalam daftar ini bukanlah keadaan tertarik kepada orang lain yang sama jenis kelaminnya suatu keadaan yang mungkin dialami oleh banyak orang, melainkan yang melakukan persetubuhan dengannya. [irp posts=”5218″ name=”Bagaimana Hukum Zina Menurut Kristen? Ayat Alkitab dan Undang-Undang Tentang Perzinaan”]LGBT dan Homoseksual Menurut Sejarah KekristenanTuhan telah mempertemukan dan menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan, antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sejarah penciptaan, Allah secara eksplisit memberitahukan bahwa Adam adalah maskulin, dan Hawa adalah ada jenis kelamin yang netral, atau maskulin yang feminim, maupun feminim yang maskulin. Secara tegas Allah membentuk Adam sebagai pribadi yang maskulin, dan Hawa sebagai pribadi yang diciptakan bahwa ia adalah pelengkap yang dirancang secara ilahi bagi dari dari persatuan satu daging mempreposisikan dua orang dengan jenis kelamin yang dua orang dari jenis kelamin berbeda yang bisa memenuhi tujuan prokreasi dari sendiri menegaskan normativitas kisah di dalam kitab Kejadian Kej 2 24; Mat 194-6;Mark 10 pernikahan dalam sejarah penebusan sebagai sebuah simbol ilahi di dalam Alkitab hanya bisa berlaku jika pasangan di dalam pernikahan adalah pasangan yang komplementer lengkap.Untuk membaca Ayat Alkitab tentang pernikahan, silahkan kunjungi artikel di bawah ini [irp posts=”1935″ name=”14 Ayat Alkitab Tentang Pernikahan”]Kesimpulan Masalah LGBT dan HomoseksualLGBT itu merupakan penyimpangan seksual, yang merupakan kekejian bagi menciptakan seks yang pada dasarnya mulia dan suci dan bukan sebagai sesuatu yang jahat dan hina. Karena itu seks yang adalah kudus hanya dipakai di dalam ikatan merupakan perbuatan dosa dan akan menimbulkan berbagai hal dalam aspek kehidupan dan akan mengalami penolakan dalam masyarakat dan juga rentan terkena penyakit kelamin dan menjamini adanya pengampunan Allah bagi kaum LGBT, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri, dll. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus rela menyerahkan dirinya mula penciptaan, Allah sudah merancang sebuah pernikahan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Bahkan dalam menatap maksud Allah agar manusia itu berkembang biak atau bertambah-tambah secara jumlah, hanya dimungkinkan karena terjadinya perkawinan dan pembuahan melalui rahim seorang wanita. Pria tidak memungkinkan untuk melahirkan anak. Akibatnya Alkitab tidak mendukung atau pun melarang hal ini Berdasarkan prinsip ini, ada beberapa fakta dari Firman Tuhan yang perlu dipertimbangkan dalam hal masturbasi:Seks diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan yang baik dan untuk dinikmati oleh we istri (Kejadian step 1:twenty-seven,30 dan Kejadian dos:24)Alkitab tidak memiliki tulisan langsung mengenai hal masturbasi. melarang hal-hal yang Artikel ini membahas tentang alasan mengapa orang Kristen menolak LGBT. Ada banyak alasan mengapa orang Kristen menolak LGBT. Seperti kita tahu, isu LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender bukan lagi hal yang asing bagi kita saat ini. Isu ini bukan hanya ada di luar negeri, di Indonesia pun sudah ramai dibicarakan serta menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Hal ini terutama setelah kaum LGBT mulai berani menunjukkan jati diri mereka serta menuntut hak-hak mereka dihormati. Baca juga 10 Ayat Alkitab Yang Menentang LGBT Di kalangan gereja sendiri isu LGBT masih menjadi tantangan tersendiri. Pada umumnya gereja menolak keberadaan LGBT, namun sebagian gereja justru menerimanya dengan alasan Hak Azasi Manusia. Juga, karena mereka merasa Alkitab tidak menolak keberadaan kaum LGBT. Bagaimanakah sebenarnya pandangan Alkitab terhadap LGBT ini? Bagaimana seharusnya pandangan Gereja terhadap LGBT? Atau bagaimana LGBT menurut pandangan Kristen seharusnya? Apakah ayat-ayat Alkitab menentang LGBT? Baca juga 10 Fakta Tentang Poligami Menurut Alkitab Jika kita teliti, maka jelas kita akan menyimpulkan bahwa Alkitab secara tegas menolak LGBT. Jika kita perhatikan, ada sekitar dua puluh bagian atau ayat-ayat Alkitab yang menentang LGBT, khususnya yang berkaitan dengan homoseksual/gay cinta sesama laki-laki dan lesbian cinta sesama perempuan. Baca juga 25 Tokoh Alkitab Yang Berpoligami Kedua puluh ayat-ayat Alkitab yang menentang LGBT tersebut terdapat baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Karena itulah kita orang Keisten punya banyak alasan kuat untuk menolak LGBT. Dalam artikel kali ini akan dibahas 5 alasan mengapa orang Kristen menolak LGBT. Berikut pembahasannya. 1. LGBT Tidak Sesuai Dengan Rancangan Tuhan Dalam Penciptaan Manusia Alasan pertama mengapa orang Kristen menolak LGBT, khususnya homoseksual, adalah karena LGBT Tidak Sesuai Dengan Rancangan Tuhan Dalam Penciptaan Manusia. Dalam Kejadian 217-18 dengan jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bahwa mereka diberkatiNya serta diperintahkanNya untuk beranak cucu dan bertambah banyak. Jadi Tuhan hanya memberkati laki-laki dengan perempuan, bukan memberkati laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan. Dalam ayat itu juga dengan jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan pasangan yang sepadan dengan Adam. Dan yang diciptakanNya bagi Adam adalah Hawa, seorang perempuan. Hal ini berarti bahwa sesuai rencana Tuhan, pasangan yang sepadan bagi seorang laki-laki adalah perempuan, bukan laki-laki. Dan pasangan yang sepadan bagi seorang perempuan adalah laki-laki, bukan perempuan. 2. Tuhan Melarang Keras Praktik LGBT Alasan kedua mengapa orang Kristen menolak LGBT, khususnya homoseksual, adalah karena Tuhan Melarang Keras Praktik LGBT. Tuhan melarang keras umatNya melakukan hubungan seksual sesama laki-laki Imamat 1822. Para lelaki Israel dilarang untuk berhubungan seksual sebagaimana mereka melakukannya dengan perempuan istri mereka. Ini adalah ayat yang sudah sangat jelas tentang larangan berhubungan seksual dengan sesama jenis, sesama laki-laki. Alasannya adalah karena hal itu suatu kekejian bagi Tuhan. Melakukan hubungan seksual di antara laki-laki adalah kebiasaan bangsa Kanaan, sehingga mereka Tuhan lenyapkan dari negeri mereka dan memberikannya kepada bangsa Israel. Karena itu orang Irael tidak boleh meniru kelakuan bejat bangsa Kanaan itu agar mereka pun jangan dimusnahkanNya dari negeri itu Imamat 1824-30. 3. Tuhan Juga Menghukum Keras Praktik LGBT Alasan ketiga mengapa orang Kristen menolak LGBT, khususnya homoseksual, adalah Karena Tuhan juga menghukum Keras para pelaku LGBT. Tuhan bukan hanya melarang keras praktik LGBT, tetapi juga menghukum keras para pelaku LGBT. Dalam Imamat 2013, Tuhan menegaskan hukuman bagi para homoseksual, yakni hukuman mati! Di Perjanjian Lama, tidak semua dosa diganjar dengan hukuman mati, hanya dosa-dosa yang dianggap masuk kategori “dosa berat”. Dosa-dosa yang bisa diganjar dengan hukuman mati di Israel antara lain adalah perzinahan, pemerkosaan, dan homoseksual. Dengan demikian, karena diganjar dengan hukuman mati, maka homoseksual termasuk dosa berat pada zaman Israel. Hukuman mati di sini tentu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bagi orang Israel. Bahwa Tuhan menghukum keras para pelaku homoseksual juga nyata dari kemusnahan Sodom dan Gomora, dua kota yang terkenal karena dosa homoseksual mereka di hadapan Tuhan Kejadian 191-28. Dari kata Sodom inilah berasal istilah “sodomi”, yang artinya hubungan seksual sesama laki-laki. Baca 10 Hukuman Tuhan Terbesar Di Alkitab Hukuman yang sama diterima oleh para lelaki dari suku Benyamin karena mencoba memperkosa orang Lewi dan pelayannya laki-laki. Tuhan menghukum suku Benyamin sehingga hampir musnah Hakim-hakim 1914-29. Pages 1 2 KomunitasLGBT menerapkan isogesis, bukan exegesis alkitabiah yang tepat. Konteks Ayat-ayat Terkait. Kedua, konteks menentukan makna istilah dalam Alkitab. Walaupun kata Ibrani dabaq digunakan dalam kedua ayat tersebut, konteksnya berbeda. Kejadian 2:24 berbicara tentang perjanjian pernikahan pertama. Rut 1:14 berbicara tentang perjanjian keluarga. - RuPaul, maha ratu dari para drag queen, selalu menutup 'RuPaul Drag Race' dengan kalimat, “If you can’t love yourself, how in the hell are you gonna love somebody else?” Jargon itu semacam moto hidup baginya. Semacam mantra untuk menerima diri sendiri, mencintai diri sendiri, agar bisa kuat dan nantinya berguna bagi orang banyak. Maka, selepas melempar jargon itu, RuPaul melanjutkan, “Can I get an amen?”, lalu disambut sorak amin oleh semua orang di studio. RuPaul adalah seniman dan queer. Ia laki-laki gay yang terkenal memopulerkan seni Drag Queen sampai masuk ke ranah industri hiburan arus utama, lewat acara televisi RuPaul Drag Race. Di kalangan LGBTIQ, acara itu sering kali jadi oase sebagai mantra penerimaan diri sendiri dan komunitasnya. Tak pernah sekali pun dalam hidup ini, saya terpikir bahwa kutipan populer dari RuPaul akan keluar dari mulut seorang pendeta, heteroseksual, dan laki-laki cisgender. Selasa siang, 3 September 2019, saya bertemu Pendeta Suarbudaya Rahadian, yang fasih dengan teori queer dan kajian teologi tentang kerjanya di Gereja Komunitas Anugerah GKA Reformed Baptist adalah institusi agama pertama di Indonesia yang mendeklarasikan menerima dan mengafirmasi kelompok rentan LGBTIQ. Artinya, gereja itu tak mempermasalahkan orientasi seksual, ekspresi gender, dan ihwal lain dari kelompok tersebut—yang masih dianggap "dosa" dan "sesat" oleh komunitas agama lain. Mendeklarasikan hal semacam itu tentu bukan tak mengundang respons-respons buruk. Dianggap sesat dan dikucilkan di kelompok Kristen sendiri bukan barang baru buat mereka. “Banyak, kok, anggota yang masih kucing-kucingan dengan keluarganya untuk bisa beribadah,” kata Pendeta Suarbudaya sambil tersenyum. Represi dan persekusi terhadap kelompok LGBTIQ Indonesia makin meningkat beberapa tahun terakhir. Sentimen anti-LGBT bahkan dipakai sejumlah pemerintah daerah untuk menerbitkan regulasi-regulasi diskriminatif yang meningkatkan kepanikan moral tersebut. Dengan dalih agama, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, misalnya, membentuk tim ruqyah untuk “menyembuhkan” LGBTIQ yang dianggap penyakit. Pertemuan saya dengan Pendeta Suarbudaya menjadi menarik karena mendengar penerimaan kepada kelompok LGBTIQ dari perspektif agama bisa dibilang masih jadi barang langka dalam konteks hari ini. Ia tak cuma bercerita tentang perdebatan homoseksualitas dalam Kekristenan, tapi juga menjabarkan fenomena “menyembuhkan” LGBTIQ yang sebenarnya bukan cuma salah kaprah tapi Gereja Anda mendeklarasikan afirmasi kepada LGBTIQ? Ceritanya sebetulnya sederhana saja. Gereja kami banyak didatangi orang berlatar belakang LGBTIQ. Orang-orang ini sebenarnya terpental dari komunitas agama karena orientasi seksualnya. Jadi, GKA ini berdiri tahun 2013 sebagai komunitas religius alternatif. Jadi, orang-orang yang datang ke kami 90 persen adalah orang-orang ateis, agnostik, yang dulu pernah beragama tapi meninggalkan keimanan karena dianggap Kristen itu enggak relevan, rasional, enggak manusiawi dan sebagainya dan sebagainya. Di antara pertanyaan-pertanyaan soal agama itu muncul pertanyaan soal apa sih pandangan-pandangan Kristen yang alternatif tentang LGBTIQ? Yang normatif jelas itu ditolak, harus dikonversi ke heteroseksual. Itu secara umumlah. Karena kami banyak didatangi teman-teman LGBT dan didatangi jemaat, kami dibawa pada suatu posisi untuk memikirkan ulang kondisi heteronomativitas kami. Kami juga enggak langsung pada posisi terbuka sebenarnya. Maka, sejak dua tahun, 2015 sampai 2017, kami menggali kajian teologi, sejarah Kekristenan, kajian kitab suci, sampai kajian-kajian teori queer—teori seksualitas terkini. Selama dua tahun itu akhirnya kami menyimpulkan heteronormativitas atau yang normal itu cuma laki-laki hetero-cisgender dan perempuan hetero-cisgender itu bukan satu-satunya pandangan Kristen dalam sejarah tentang gender dan seksualitas. Kristen itu punya perjalanan panjang yang mengungguli bagaimana gender itu dikonstruksi dan bagaimana orientasi seksual dikonstruksi. Buat kami sendiri, ini perjalanan spiritual. Perjalanan teologis juga. Dan juga perjalanan politik. Karena bicara mengafirmasi LGBT ini berarti melawan tatanan masyarakat kita yang hari ini menentang LGBT. Itu semacam pernyataan sikap politik karena kita tidak bisa memisahkan seksualitas dan gender dari konstruksi sosial dan politik. Gender, kan, bentukan sosial, bentukan norma politik. Dan, bila kita menyatakan yang berlawanan dengan yang mapan, kita jadi berlawanan dengan kekuatan yang merasa terganggu—ya anggaplah kelompok yang konservatif, Kristen dan bukan-Kristen. Ataupun kekuatan negara, yang juga, meskipun tidak melarang, tapi tidak memberikan ruang kepada LGBTIQ. Respons-respons apa saja yang didapatkan setelah gereja menerima LGBTIQ? Tentu saja penolakan dari kelompok Kristen sendiri. Bahkan dari komunitas kami sendiri enggak semua orang menerima. Jadi, pada 2015 terjadi semacam dispute, perdebatan yang tidak teratasi sehingga banyak yang meninggalkan komunitas ini karena kami mengafirmasi LGBTIQ. Urutannya sebenarnya begini menolak, menerima dengan syarat—misalnya menerima orang LGBTIQ tapi tidak menerima orientasi seksualnya—dan yang terakhir, mengafirmasi. Kami bukan sekadar menerima tapi juga mengafirmasi, sampai ke tahap ketiga. Bukan sekadar menerima orangnya tapi menolak perilakunya. Karena kami melihat orientasi seksual, ekspresi gender, ekspresi seksual itu satu bagian dengan identitas manusia. Kami tidak bisa menerima orang tapi tidak menerima orientasi seksualnya. Itu sama saja menolak orangnya, sih. Biasanya orang-orang ada di fase kedualah Tidak membenci, menerima tapi dengan syarat. Kami menerima dan mengafirmasi. Itu mungkin yang juga Salah Kaprah Ruqyah 'Menyembuhkan' LGBT yang Nirfaedah Polisi Sebut LGBT Adalah Penyakit Yang Harus Dicegah Sejak Dini Perda Larangan LGBT di Depok Justru Bisa Perparah Penyebaran HIV Bagaimana respons dari kelompok Kristen sendiri? Banyak pernyataan sikap terbuka, baik di sosial media maupun resmi dari lembaga yang mengatakan pandangan gereja GKA sudah menyimpang dari tradisi Kristen dan kitab suci dan sesat. Itu sudah jadi pandangan umum. Sampai hari ini pun saya tidak melihat ada komunitas Kristen lain sebagai institusi yang mengafirmasi posisi kami. Palingan adalah individu-individu saja. Sejak 2015 sampai 2019, belum ada yang satu barisan dengan kami sejauh ini. Apakah bikin ruang gerak GKA lebih terbatas? Lebih terbatas ke komunitas Kristen. Itu sebabnya kami melakukan banyak kegiatan dan aktivitas pelayanan menggandeng komunitas non-Kristen, yang terbuka kepada LGBTIQ. Atau, individu-individu yang terbuka. Individu ini misalnya pendeta atau rohaniwan, hadir membantu kami dalam kapasitas sebagai pribadi. Bukan pemuka yang mewakili institusi. Kajian apa yang akhirnya membuat GKA mengafirmasi? Di Alkitab, ada ayat-ayat yang secara sekilas eksplisit menolak orientasi seksual nonhetero, eksplisit menolak ekspresi gender yang tidak cisgender. Tapi, lagi-lagi, yang harus dipahami, Alkitab itu bukan kitab yang ditulis untuk semua orang di semua masa. Ia ditulis di suatu momentum waktu tertentu, sosial politik tertentu, situasi teologis tertentu. Maka, kami harus tahu konteksnya. Teks-teks Alkitab yang eksplisit menolak LGBTIQ, misalnya di kitab Perjanjian Lama, di kitab Imamat, yang eksplisit bilang Orang yang melakukan hubungan seks, laki-laki dengan laki-laki itu harus dihukum mati, misalnya. Itu alam pikir orang Yahudi yang sedang membangun bangsa, sebagai kumpulan yang sedang membangun bangsa, orientasi itu menambah jumlah manusia. Atau prokreasi. Jadi itu larangan yang mission-nya nation building. Pertanyaannya Kita bukan menjadi seperti orang Yahudi hari ini? Kita orang Indonesia yang hidup di abad 21. Kita tidak sedang membangun sebuah bangsa. Maka, teks itu tidak bisa berlaku apple to apple dengan kita. Ini juga berlaku terhadap teks Alkitab yang lain. Contohnya, perbudakan. Di Alkitab, dari halaman pertama sampai halaman terakhir, enggak ada tuh larangan perbudakan. Bahkan perbudakan di-endorse. Bahkan Injil Baru bilang budak harus tunduk kepada tuannya. Tapi, tidak ada orang Kristen, paling konservatif pun, yang setuju perbudakan hari ini. Kalau cara baca Alkitabnya mau konsisten literalis, harusnya kamu tetap mendukung perbudakan. Atau poligami, misalnya. Sebenarnya kalau mau jujur, enggak ada teks Alkitab yang melarang poligami. Enggak ada. Jadi, kalau ada orang Kristen bilang, di agama kami dilarang; dilarang karena tradisinya melarang, teks kitab sucinya tidak melarang. Tapi, bukan berarti itu dilarang, kita melakukan, kan? Di Perjanjian Lama, parenting itu diatur. Salah satunya paling ngeri adalah anak yang membangkang terhadap orangtua harus dibawa ke Mahkamah Agama dan dihukum mati. Dirajam! Tapi, saya pikir, enggak ada orang Kristen di dunia hari ini yang paling konservatif sekali pun mempratikkan merajam anak yang membangkang terhadap orangtuanya. Enggak ada yang sekonsisten itu. Mereka pasti akan berdalih "Ini zaman dulu." Pertanyaannya Kenapa waktu kamu baca parenting kamu bisa berdalih tapi pas kamu baca LGBTIQ kamu literalis? Padahal itu teks yang sama. Berarti, sebenarnya, ada semacam bingkai saat membaca kitab suci yang tidak disadari, memakai bingkai heteronormativitas. Pertanyaannya bukan apakah kitab suci bilang atau enggak bilang, tapi kamu pakai kacamata apa saat baca kitab suci? Kamu bisa membaca Alkitab secara Kristiani atau secara non-kristiani. Non-kristiani artinya apa? Artinya, membaca Alkitab dalam bingkai kebencian, dalam bingkai permusuhan, eksklusi, dan menyingkirkan yang kamu anggap berbeda dan mengancam. Itu yang mungkin banyak orang yang enggak sadar. Itu yang mungkin kami sadar lebih dulu. Karena kami dulu bagian dari orang yang menentang LGBTIQ. Tapi, dalam perjalanannya, kami sadar ternyata cara baca Alkitab kami salah. Berapa jumlah anggota GKA sekarang? GKA itu menarik. Komunitas yang tidak terlalu menekankan keanggotaan resmi. Secara komunitas, ikut ngumpul itu mungkin bisa seratusan lebih. Tapi, secara anggota resmi, mungkin cuma 50-an orang. Setelah mendengar deklarasi tahun 2015, apakah banyak orang LGBT yang turut jadi anggota GKA? Enggak juga. Jadi perlu dipahami bahkan banyak teman-teman LGBTIQ yang nyinyir. Bagi mereka, justru saya ke gereja itu pengin sembuh. Pengin normal. Jadi gereja janganlah membuat kami tetap hidup dalam dosa. Ada juga LGBT yang masih denial. Beragam juga sih juga Memisahkan Napi LGBT Itu Diskriminatif dan Tak Masuk Akal Pandangan Terhadap LGBT Masih Soal Penyakit Sosial dan Agama Dukung LGBT, Taylor Swift Rilis Video "For You Need To Calm Down" Tanggapan aktivis LGBTIQ?Positif. Walaupun di awalnya enggak semua kelompok aktivis LGBTIQ percaya. Karena memang pengalamannya banyak lembaga agama yang mengesankannya dirinya terbuka tapi setelah masuk ke dalam komunitas itu secara serius, pelan-pelan malah dikonversi. Bahkan di Jakarta, ada banyak gereja yang mengesankan diri terbuka, inklusi, tapi nanti pelan-pelan dipaksa berubah. Kalau GKA enggak. Setelah satu-dua tahun, dia baru bisa benar-benar percaya sama kita. Modus menambah jumlah umat? Yang ada jumlah umat kami makin sedikit setelah deklarasi. Ditinggalkan kelompok heteronormativitas di kelompok kami, ditinggalkan simpatisan kami selama ini maupun kelompok LGBTIQ yang heteronormativis. Pada 2016, anggotanya 60-an orang, 70-an orang. Tapi, penurunannya bisa sampai 30 persen. Berkurang jadi sampai 30 orang. Jadi, kenapa perlu deklarasi? Karena kami menganggap mengkhianati pesan Injil bila kami tidak deklarasikan hal itu. Injil, ide dasarnya, adalah keselamatan untuk seluruh kita. Keselamatan itu apa sih? Itu bahasa teologis untuk bilang keutuhan hidup. Bahwa well being seseorang atau mahkluk hidup apa pun itu diutuhkan sesuai dengan maksud Tuhan menciptakan mereka. Jadi, bagi kelompok LGBTIQ, Tuhan menciptakan mereka sebagai kelompok LGBTIQ, harusnya hidup damai sejahtera bersama orang lain, menerima dirinya sendiri, menjadi orang yang punya harga diri, menjadi orang yang bisa bersyukur karena apa yang sudah Tuhan berikan kepada mereka. Kalau kami menerapkan heteronormativitas, mereka enggak bisa dalam keutuhan. Mereka tetap akan hidup sebagai warga gereja kelas dua. Karena mereka tetap dianggap orang sakit. Dan kami enggak mungkin bisa setara kalau menganggap mereka sakit. Ada ketimpangan di situ. GKA melihat terapi konversi bagaimana? Terapi konversi itu metode sangat merusak. Kami mendapat banyak cerita kesaksian teman-teman yang ikut berbagai ritual eksorsisme, pelepasan, atau konversi yang sifatnya sekuler psikologi pseudosains. Kenapa pseudosains? Karena menurut berbagai jurnal ilmiah dan panduan tata laksana gangguan jiwa, DSM, dan sebagainya, LGBTIQ itu sudah tidak dikategorikan gangguan. Sehingga kalau itu diperlakukan sebagai gangguan itu menyalahi kaidah ilmu pengetahuan. Nah, orang-orang LGBITQ ini akhirnya apa? Depresi, tertekan, mengalami apa yang kita sebut depresi, PTSD, dan sebagainya. Itu problem-problem yang tidak akan terjadi bila mereka bisa menerima dirinya. Tapi, mereka enggak akan bisa menerima dirinya kalau mereka menganggap dirinya salah. Maka, mereka perlu diafirmasi. Mereka tidak salah. Kamu tidak salah. Orientasi seksualmu tidak salah. Yang salah adalah orang yang tidak menerima dirinya, tidak mengasihi dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa mengasihi orang lain kalau dia tidak mengasihi dirinya sendiri? Beberapa kawan LGBT—seperti yang Anda bilang “mungkin belum menerima dirinya sendiri’—berpikir ruqyah atau terapi konversi adalah ritual yang menenangkan… Agama itu menjadi faktor yang membentuk cara diri kita melihat diri kita. Apalagi orang yang sudah beragama sejak kecil. Seseorang merasa dirinya jadi OK karena otoritas yang mereka yakini sebagai penentu kebenaran mengatakan mereka OK, dalam hal ini agama. Selama puluhan tahun LGBTIQ hidup, mereka didikte, "Kamu salah, kamu salah, kamu masuk neraka, kamu tidak akan hidup sempurna." Lalu, saat ada terapi konversi, akan memberi makan superego mereka. Superego itu kayak perangkat moral dalam diri seseorang yang jadi alarm kalau kita melakukan hal salah. Misalnya, kita bohong, alarmnya bunyi. Alarm rasa bersalah itu jadi mati. Jadi, mereka tidak akan terganggu untuk sementara waktu. Maka banyak dalam acara-acara seminar terapi konversi kesaksian mantan transgender—sudah operasi ganti kelamin tapi ingin balik lagi—dan itu digembar-gemborkan, dipublikasikan dalam seminar-seminar berbiaya tinggi yang akhirnya bikin kepanikan moral di masyarakat. Orangtua-orangtua melihat anaknya punya tendensi homoseksual akan ikut, merasa ada harapan, dan akan membayarnya dengan sangat mahal. Lebih-lebih, yang bersangkutan atau anaknya sendiri pengin ikut. Kalau sudah begitu, kami enggak bisa melarang. Maka, kami seringkali bilang, consider-lah. Consider kembali. Apakah kamu yakin konversi ini tidak akan melukai kamu? Apakah kamu bisa hidup dengan nyaman? Atau kamu sudah membohongi dirimu sendiri? Tapi, kami justru punya sudut pandang lain. Pengalaman sejarah membuktikan tidak ada satu pun lembaga konversi yang sukses. Contoh yang paling besar di Amerika, Eksodus International, yang didirikan kalau enggak salah tahun 60-an sampai tahun 2012 tutup. Presiden Eksodus Internasional bikin pengumuman 'metode yang kami pakai itu lebih sering mencederai ketimbang menyembuhkan.' Kenapa mengulangi kegagalan dari lembaga yang sangat besar dan mengalami kegagalan yang besar? Dari hari ke hari, banyak orang dari posisi seperti kami dulu, heteronormatif, beralih menjadi orang-orang yang mengafirmasi, salah satunya karena pengalaman juga. Di samping landasan teologisnya bermasalah, landasan ilmiahnya bermasalah. Ada begitu banyak problem di luar—kalau kita singkirkan konsep-konsep teoritik, secara empirik saja itu enggak berhasil. Jadi itu suatu penanda. Kalau dalam pengalaman empiris saja enggak berhasil, ada yang salah dalam metode. Harusnya ada pertanyaan itu. Nah, ini yang enggak dilakukan. Aku enggak bisa membuktikan tapi aku mencurigai ada semacam upaya monetisasi, mencari keuntungan dari kepanikan ini. Supaya orang yang panik ini keluar uang banyak untuk itu. Proses terapi konversi biasanya bagaimana? Setahu saya, yang umum biasanya, kalau dalam tradisi Protestan yang Karismatik, kira-kira mengasumsikan segala bentuk penyimpangan natural atau kodrati penyebabnya dua kuasa iblis atau setan dan karena dosa. Dosa dalam Kristen bukan cuma pelanggaran moral tapi semacam defect, semacam pencacatan yang diwariskan dari Adam sampai semua umat manusia. Tapi orang yang ikut Yesus itu warisan dosanya akan dihapus, disucikan. Dia akan lahir baru. Maka, ada istilah Lahir Baru. Nah, mereka menganggap homoseksualitas itu defect yang diturunkan dari Adam dan Hawa, tertinggal dan kebawa di dalam gen manusia, dalam jiwa manusia, yang bisa dibersihkan melalui upacara-upacara—kalau karena setan, ya eksorsisme atau bahasa Injilnya pelepasan dari kuasa jahat. Semacam bentuk disiplin Kristen, reorientasi kehidupan Kristen. Dalam Kristen itu ada istilah Pemuridan atau dalam istilah biasa itu "pengkaderan". Orang dibentuk cara berpikirnya, cara bersikap, cara berkata-katanya sesuai etika dan norma-norma Kristen. Lewat pengajian Alkitab, lewat modifikasi perilaku. Ini lebih mirip dalam psikologi CBT—Cognitive Behaviour Therapy. Dulu, zaman orang belum mengerti masalah kebutuhan khusus, anak-anak dianggap nakal dididik seperti mendidik binatang. Kalau binatang di sirkus cara didiknya, kalau nurut dikasih makan, kalau enggak nurut dipukul terus. Itu punish dan reward. Sampai akhirnya terbentuk habit yang baru. Kurang lebih, terapi konversi itu bentuknya begitu. Begitu orang-orang LGBTIQ menunjukkan perilaku-perilaku non-heteroseksual, dikasih punishment tertentu. Entah itu rasa bersalah, semacam pendisiplinan-pendisiplinan pada tubuh. Kalau orang itu bisa berperforma perilaku yang dianggap sesuai, akan dapat reward. Kalau dilakukan berulang-ulang, selama bertahun-tahun, orang LGBTIQ itu akan berubah juga, sih. Tapi, pertanyaannya, akan sampai kapan bertahan? Seberapa permanen perubahan itu? Dan seberapa dalam bekas trauma kepada orang itu… Iya. Dan kalaupun berubah, bagaimana dampak harm-nya? Apakah itu harmful kepada orang itu? Itu juga harus jadi pertanyaan. Eksorsisme itu berarti pembacaan ayat-ayat?Dibacakan ayat-ayat, didoakan. Dan biasanya semacam katarsis. Orang yang didoakan menangis, menjerit-jerit. Cuma secara psikologi itu bisa dijelaskan secara ilmiah. Itu fenomena katarsis. Bayangkan, orang yang distigma selama berpuluh-puluh tahun, saat ini dikonfrontir dengan masalahnya. Waktu dikonversikan, dia enggak bisa lari. Dia disudutkan. Terus di-summoned terus. Tentu orang ini enggak punya self-defense mechanism. Akhirnya, yang keluar katarsis seperti menjerit-jerit. Inilah yang biasanya disebut "jinnya keluar." Padahal, enggak ada hubungannya dengan jin. Siapa pun yang dipojokkan dengan cara seperti itu, kalau enggak kuat, ya, akan katarsis. Kayak diospek aja, kan, ada yang orang "kesurupan". Itu bukan kesurupan. Karena ditekan terus, dia enggak punya ketahanan mental, supaya dia tetap waras akhirnya dia harus katarsis. Katarsisnya nangis, pingsan, jerit-jerit, kayak kehilangan kesadaran, suaranya berubah. Itu hal-hal yang sebenarnya ilmiah. Bisa dijelaskan. Cuma, lagi-lagi, pengetahuan umum tentang struktur mental manusia, kejiwaan manusia, enggak banyak diketahui masyarakat. Jadi, semacam validasi Benar, kan, kalau dia enggak dikuasai jin atau roh jahat, dia harusnya enggak kepanasan dan menjerit. Menariknya, biasanya eksorsis-eksorsis ini berhasil atau berdampak terhadap orang-orang yang sudah religius sebelumnya. Kalau itu dipraktikkan terhadap yang tidak religius, yang ateis misalnya, itu enggak akan berhasil. Itu cuma menarik keluar apa yang sudah ada di dalam dirinya sendiri. Kalau yang religius berdampak, dan itu yang dibesar-besarkan. Direkam video. Ada acara TV. Coba secara random diipilih orang yang agamanya beda, atau yang bepuluh-puluh tahun ateis, pasti enggak ada efeknya. Yang dibicarakan GKA ini sebetulnya angin segar, apalagi buat mengangkat martabat manusia.. Betul. Buat human rights. Tapi, kami enggak bicara human rights-nya di depan. Biarlah pembelaan-pembelaan human rights-nya tafsiran orang saja. Kami lembaga agama. Kami akan bilang kami mau me-reclaim kembali tafsir yang sudah direbut kelompok homofobik bahwa kami melakukan ini bukan karena human rights. Kami melakukan ini, first, karena kami Kristen. Yang kedua, baru karena human rights. Kenapa kami pakai jargon itu? Karena biasanya orang Kristen itu mikir human rights itu sekuler. 'Kita Kristen ini orang beragama, harusnya landasan itu kitab suci dan tradisi iman. Kalau human rights itu narasi non-agamawi.' Kami justru ingin bilang Afirmasi kami kepada LGBTIQ justru dimulai dari jantung keyakinan agama kami. Human rights itu justru jadi lapisan keduanya. Maka, kami menyebut diri faith community, bukan human rights community. Artinya, iman inilah yang jadi reaktor dari semua ini. Sumber dayanya dari Laporan ini didukung oleh program Round Earth Media dari Internasional Women’s Media Foundation. Baca juga artikel terkait LGBT atau tulisan menarik lainnya Aulia Adam - Indepth Reporter Aulia AdamPenulis Aulia AdamEditor Mawa Kresna

Ayat11 : "Orang yang kena kepada mayat, ia najis tujuh hari lamanya." Tidak hanya dalam hal pengetahuan alam saja Alkitab dikatakan akurat. Dalam bidang kesehatan, Alkitab justru lebih akurat. Perhatikan ayat ini. Pada akhir abad yang ke 19, para dokter seringkali menyentuh mayat kemudian menangani pasien yang masih hidup tanpa cuci tangan.

Artikel ini membahas tentang ayat-ayat Alkitab yang menentang homoseks, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru. Ada banyak ayat Alkitab yang menentang homoseks. Isu LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender bukan lagi hal yang asing bagi kita saat ini. Isu ini bukan hanya ada di luar negeri, di Indonesia pun sudah ramai dibicarakan serta menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Hal ini terutama setelah kaum homoseksual mulai berani menunjukkan jati diri mereka serta menuntut hak-hak mereka dihormati. Baca juga 10 Fakta Tentang Poligami Menurut Alkitab Di kalangan gereja sendiri isu homoseks masih menjadi tantangan tersendiri. Pada umumnya gereja menolak keberadaan homoseks, namun sebagian gereja justru menerimanya dengan alasan Hak Azasi Manusia. Juga, karena mereka merasa Alkitab tidak menolak keberadaan kaum homoseks. Bagaimanakah sebenarnya pandangan Alkitab terhadap homoseks ini? Bagaimana seharusnya pandangan Gereja terhadap homoseks? Atau bagaimana homoseks menurut pandangan Kristen seharusnya? Apakah ayat-ayat Alkitab menentang LGBT? Baca juga 7 Dosa Perzinahan Terbesar Di Alkitab Jika kita teliti, maka jelas kita akan menyimpulkan bahwa Alkitab secara tegas menolak LGBT. Jika kita perhatikan, ada sekitar dua puluh bagian atau ayat-ayat Alkitab yang menentang LGBT, khususnya yang berkaitan dengan homoseksual/gay cinta sesama laki-laki dan lesbian cinta sesama perempuan. Baca juga 25 Tokoh Alkitab Yang Berpoligami Kedua puluh ayat-ayat Alkitab yang menentang homoseks tersebut terdapat baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Dalam artikel kali ini akan dibahas sepuluh di antaranya, yakni ayat-ayat Alkitab yang lebih tegas dalam menentang homoseks. Berikut kesepuluh ayat-ayat Alkitab yang menentang LGBT/homoseks tersebut. 1. Rancangan Tuhan Dalam Penciptaan Manusia Ayat Alkitab pertama yang menentang homoseks adalah Kejadian 127-28. Ayat-ayat ini memang tidak secara tegas menolak LGBT, bahkan masalah LGBT sedikit pun tidak disinggungnya. Namun demikian, makna ayat-ayat ini menyimpulkan demikian. Dalam ayat-ayat ini dengan jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bahwa mereka diberkatiNya serta diperintahkanNya untuk beranak cucu dan bertambah banyak. Jadi Tuhan hanya memberkati laki-laki dengan perempuan, bukan memberkati laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan. Dalam Kejadian 218 juga dengan jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan pasangan yang sepadan dengan Adam. Dan yang diciptakanNya bagi Adam adalah Hawa, seorang perempuan. Hal ini berarti bahwa sesuai rencana Tuhan, pasangan yang sepadan bagi seorang laki-laki adalah perempuan, bukan laki-laki. Dan pasangan yang sepadan bagi seorang perempuan adalah laki-laki, bukan perempuan. 2. Kisah Pemusnahan Sodom Dan Gomora Ayat Alkitab kedua yang menentang homoseks adalah kisah Sodom dan Gomora. Sodom dan Gomora adalah dua kota yang terkenal karena dosa mereka yang besar di hadapan Tuhan. Karena itulah Tuhan bermaksud untuk memusnahkan kedua kota tersebut. Abraham bersyafaat bagi kota ini agar Tuhan tidak memusnahkannya, apalagi Lot, saudara Abraham, tinggal di kota Sodom. Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan kota Sodom jika di kota itu didapatiNya 10 orang saja orang benar. Tetapi di kota itu ternyata tidak ada 10 orang benar. Hanya Lot dan keluarganya hanya 4 jiwa yang boleh dikatakan orang benar. Itulah akhirnya yang membuat Tuhan memusnahkan kota itu, tetapi Ia menyelamatkan Lot sekeluarga. Tidak dijelaskan secara eksplisit di Alkitab apa dosa terbesar kota Sodom dan Gomora. Namun dari kisah tentang dua malaikat yang bertamu ke rumah Lot dapat disimpulkan bahwa dosa Sodom dan Gomora adalah masalah homoseksual. Tuhan mengutus dua orang malaikatNya dalam wujud laki-laki untuk menyelidiki keadaan kota Sodom. Ketika mereka tiba di Sodom, mereka diterima oleh Lot dan diberi tumpangan di rumahnya. “Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. Mereka berseru kepada Lot Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.” Kejadian 194-5 Kata yang diterjemahkan “pakai” dalam ayat di atas berasal dari kata Ibrani, “yada”, yang berarti hubungan seksual. Kata ini juga dipakai ketika Adam menghampiri Hawa, yang punya makna hubungan seksual Kejadian 41. Jadi para lelaki di kota Sodom memaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan dua malaikat laki-laki yang datang ke rumah Lot tetapi gagal. Di sini para malaikat itu tidak butuh lagi bukti dosa-dosa Sodom dan Gomora, mereka sudah mengalaminya sendiri. Kemudian kedua malaikat itu segera melarikan keluarga Lot keluar dari kota Sodom. Lalu Tuhan memusnahkan kota Sodom dan Gomora dengan menurunkan hujan belerang dan api Kejadian 191-28. Dari kata Sodom inilah berasal istilah “sodomi”, yang artinya hubungan seksual sesama laki-laki. Baca 10 Hukuman Tuhan Terbesar Di Alkitab 3. Larangan Tegas Terhadap Persetubuhan Sesama Laki-laki Ayat Alkitab selanjutnya yang menentang homoseks terdapat dalam perintah Tuhan kepada orang Israel, umat pilihanNya. Tuhan memberi perintahNya kepada orang Israel, “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” Imamat 1822 Tuhan melarang umatNya melakukan hubungan seksual sesama laki-laki. Para lelaki dilarang untuk berhubungan seksual sebagaimana mereka melakukannya dengan perempuan istri mereka. Ini adalah ayat yang sudah sangat jelas tentang larangan berhubungan seksual dengan sesama jenis, sesama laki-laki. Alasannya adalah karena hal itu suatu kekejian bagi Tuhan. Melakukan hubungan seksual di antara laki-laki adalah kebiasaan bangsa Kanaan, sehingga mereka Tuhan lenyapkan dari negeri mereka dan memberikannya kepada bangsa Israel. Karena itu orang Irael tidak boleh meniru kelakuan bejat bangsa Kanaan itu agar mereka pun jangan dimusnahkanNya dari negeri itu Imamat 1824-30. 4. Hukuman Mati Bagi Para Homoseksual Ayat Alkitab berikutnya yang menentang homoseks khususnya homoseksual, adalah hukumannya yang keras terhadap para pelaku homoseksual. Kepada umat pilihanNya, Israel, Tuhan kembali menegaskan bahwa, ”Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.” Imamat 2013 Sama seperti ayat di atas, ayat ini juga sudah sangat jelas dalam melarang praktek homoseksual. Bahkan hukumannya juga secara jelas disebutkan hukuman mati! Di Perjanjian Lama, tidak semua dosa diganjar dengan hukuman mati, hanya dosa-dosa yang dianggap masuk kategori “dosa berat”. Dosa-dosa yang bisa diganjar dengan hukuman mati di Israel antara lain adalah perzinahan, pemerkosaan, dan homoseksual. Dengan demikian, karena diganjar dengan hukuman mati, maka homoseksual termasuk dosa berat pada zaman Israel. Hukuman mati di sini tentu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bagi orang Israel. 5. Peringatan Tentang Semburit Bakti Ayat Alkitab selanjutnya yang menentang homoseks adalah larangan terhadap semburit bakti atau pelacur laki-laki. “Di antara anak-anak perempuan Israel janganlah ada pelacur bakti, dan di antara anak-anak lelaki Israel janganlah ada semburit bakti.” Ulangan 2317 Pelacur bakti atau semburit bakti adalah praktek yang banyak dilakukan oleh para penyembah berhala di Tanah Kanaan. Orang-orang Kanaan penyembah berhala percaya bahwa supaya tanah mereka subur dan menghasilkan panen yang baik, maka manusia perlu menyenangkan hati dewa dan melakukan ibadah kepadanya. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara pelacuran bakti atau semburit bakti. Di kuil-kuil dewa-dewa di Kanaan, para wanita atau laki-laki membuka “praktek” terhadap orang-orang yang datang beribadah kepada para dewa. Para pelacur/pemburit ini akan melakukan hubungan seksual dengan mereka sebagai bagian ritual. Dan para pelacur/semburit akan mendapat bayaran atas “jasa” mereka. Yang terjadi dalam ritual ini adalah bahwa laki-laki berhubungan seks dengan sesama laki-laki semburit, dan perempuan berhubungan seks dengan sesama perempuan. Para pelacur/semburit bakti ini merupakan wakil dewa, jika orang-orang yang beribadah melakukan hubungan seksual dengan mereka, maka orang-orang ini seolah-olah telah “berhubungan” dengan dewa-dewa, karena mereka dianggap wakil-wakil para dewa itu. Karena itulah orang Israel dilarang menjadi pelacur/pemburit bakti. Dan uang hasil dari pelacuran/pemburitan bakti tidak boleh dipersembahkan kepada Tuhan Ulangan 2318. Pages 1 2 Perusakanpikiran oleh pornografi dalam Alkitab ini kemungkinan akan dapat mempengaruhi pada sikap dan perilaku. Setelah membaca berbagai kisah cerita "mesum" tersebut, dapat kita simpulkan sementara ini, bahwa ajaran-ajaran Alkitab yang memuat tentang skandal seks para nabi dan rasul itu sangat sesat dan menyesatkan.
ArticlePDF AvailableAbstractThe LGBT phenomenon is increasingly spreading among the wider community. The existence of social media allows everyone to access information quickly and easily. The church, which is directly related to the social environment, also takes an attitude towards this phenomenon. There are many different attitudes raised by a particular church or denomination. Therefore, this paper aims to find out carefully about the Bible's view of LGBT as the basis for forming a Christian ethical paradigm. The result of this research is that LGBT acts are a sin in God’s view. God does not want people to commit LGBT acts. But on the other hand, as an agent that embodies the application of God's love, the church is required to continue to follow LGBT people and provide faith formation and preventive measures to the congregation. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1 December 2020 Jurnal Teologi JUTEOLOG e-ISSN 2775-4006 p-ISSN 2774-9355 LGBT dalam Perspektif Alkitab Sebagai Landasan Membentuk Paradigma Etika Kristen terhadap Pergaulan Orang Percaya Christian Bayu Prakoso1 Aji Suseno2 Yonatan Alex Arifianto3 Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia, christianbayu Recommended Citation Turabian 8th edition full note Christian Bayu Prakoso, Yonatan Alex Arifianto, and Aji Suseno, “LGBT Dalam Perspektif Alkitab Sebagai Landasan Membentuk Paradigma Etika Kristen Terhadap Pergaulan Orang Percaya,” Jurnal Teologi JUTEOLOG 1, no. 1 December 29, 2020 1, accessed August 6, 2021, American Psychological Association 7th edition Prakoso et al., 2020, p. 1 Received 28 November 2020 Accepted30 November 2020 Published29 December 2020 This Article is brought to you for free and open access by Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta. It has been accepted for inclusion in Christian Perspectives in Education by an authorized editor of Jurnal Teologi JUTEOLOG. For more information, please contact juniorichson1995 Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Abstract The LGBT phenomenon is increasingly spreading among the wider community. The existence of social media allows everyone to access information quickly and easily. The church, which is directly related to the social environment, also takes an attitude towards this phenomenon. There are many different attitudes raised by a particular church or denomination. Therefore, this paper aims to find out carefully about the Bible's view of LGBT as the basis for forming a Christian ethical paradigm. The result of this research is that LGBT acts are a sin in God‟s view. God does not want people to commit LGBT acts. But on the other hand, as an agent that embodies the application of God's love, the church is required to continue to follow LGBT people and provide faith formation and preventive measures to the congregation. Keywords LGBT, Christian Ethic. Abstrak Fenomena LGBT kian menyebar di kalangan masyarakat sosial media membuat setiap orang dapat mengakses informasi dengan cepat dan yang berhubungan langsung dengan lingkungan sosial turut mengambil sikap terhadap fenomena banyak perbedaan sikap yang dimunculkan oleh gereja atau denominasi sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk menggali dengan seksama tentang pandangan Alkitab terhadap LGBT sebagai landasan membentuk paradigm etika dari penelitian ini adalah tindakan LGBT adalah dosa di hadapan tidak menghendaki manusia untuk melakukan tindakan LGBT. Namun di sisi lain, sebagai agen yang menjadi wujud penerapan kasih Allah, gereja dituntut untuk tetap mengasihi kaum LGBT dan memberikan pembinaan iman dan langkah preventif kepada jemaat. Kata Kunci LGBT, Etika Kristen PENDAHULUAN LGBT Lesbian, Gay, Biseksual and Transgender pada ada zaman ini, santer menjadi bahan pembicaraan itu dapat dilihat dari berita yang muncul baik melalui media cetak maupun LGBT semakin meluas seirama dengan dilegalkannya pernikahan sejenis di Negara Amerika Serikat. Seperti yang dilansir oleh Mahkamah Agung Amerika legalkan Pernikahan Sejenis WSJ 2015, Taiwan Negara Asia Pertama Legalkan Pernikahan SejenisKoagouw 2019, dan Pesta Seks Sesama Jenis, tiga pria digrebek Polisi di Surabaya Faizal 2018. Cikal bakal lahirnya gerakan ini adalah pembentukan “Gay Liberation Front” GLF di London tahun 1970. Gerakan ini terinspirasi dari gerakan pembebasan sebelumnya di Amerika Serikat tahun 1969 yang terjadi di Stonewall Spencer 2011447. Pada akhir tahun 1960-an, gerakan LGBT mulai berkembang melalui kegiatan organisasi yang dilakukan oleh kelompok wanita transgender, atau yang kemudian dikenal sebagai waria atau banci. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Mobilisasi kaum gay dan lesbian terjadi pada tahun 1980-an, melalui penggunaan media cetak dan pembentukan kelompok-kelompok kecil di seluruh Indonesia. Mobilisasi ini semakin berkembang pada tahun 1990-an, termasuk pembentukan berbagai organisasi di lebih banyak tempatUSAID-UNDP 20144. Sedangkan Kaum LGBT dengan orientasi dan identitas homoseksual muncul di kota-kota besar di Indonesia pada awal abad ke-20. Homoseksualitas merupakan penyimpangan seksual yang semakin merebak terjadi dewasa ini, termasuk pelakunya adalah orang Kristen Tolanda and Ronda 2011. Homoseksualitas kini tidak lagi hanya dipahami sebagai bentuk perilaku melainkan sebagai suatu bentuk orientasi seksual yang muncul di luar kehendak manusia Halim 2017 Gereja yang terintegrasi dengan kehidupan bermasyarakat pun juga ikut terdampak dengan keberadaan kaum LGBT. Hal ini terjadi oleh karena adanya berbagai kegiatan komunitas LGBT yang semakin berani menampakkan eksistensinya di tengah kehidupan bermasyarakat. Perkembangan homoseksual semakin melaju pesat oleh karena perkembangan teknologi, khususnya platform media sosial. Platform sosial media dirasa aman oleh kaum LGBT karena dapat menyembunyikan identitas platform sosial media yang digunakan di antaranya whatsapp, twitter, line, instagram, dan platform-platform spesifik untuk kaum LGBT. Karakteristik seseorang sangat dipengaruhi oleh budaya yang sedang saat ini, manusia hidup di sebuah era yang dinamakan era digital. Berdasarkan data dari situs Hootsuite, masyarakat Indonesia yang menggunakan internet sampai dengan Januari 2020 adalah sebesar 174,5 juta orang 64 %. Sedangkan, pengguna media sosial di Indonesia ada di angka 160 juta pengguna 59%.Bahkan, oleh karena adanya pandemi covid-19 ini, data Bulan April menunjukan adanya peningkatan penggunaan media sosial yang cukup internet dapat menjadi media penyebaran pengaruh LGBT. Respon gereja sangatlah satu yang cukup menggemparkan adalah munculnya sikap PGI Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia telah mengeluarkan sikap terhadap keberadaan kaum homoseksualitas. Dalam poin 6 PGI menyampaikan pesan sebagai berikut “Berkenaan dengan LGBT, Alkitab memang menyinggung fenomena LGBT, tetapi Alkitab tidak memberikan penilaian moral-etik terhadap keberadaan atau eksistensi mereka. Alkitab tidak mengeritisi orientasi seksual seseorang. Apa yang Alkitab kritisi adalah perilaku seksual yang jahat dan eksploitatif yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk yang dilakukan kaum heteroseksual, atau yang selama ini dianggap „normal‟.PGI 2016Dan atas Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 pertimbangan itulah pada poin 12 PGI menyampaikan pesan sebagai berikut PGI menghimbau agar gereja-gereja, masyarakat dan negara menerima dan bahkan memperjuangkan hak-hak dan martabat kaum LGBT. Kebesaran kita sebagai sebuah bangsa yang beradab terlihat dari kemampuan kita menerima dan menolong mereka yang justru sedang mengalami diskriminasi dan ketidakadilan PGI 2016, dan hal itu membuat homoseksual dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak berdosa Halim 2017. Tubuh, seks, jenis kelamin, dan kepuasan seksual, pada dasarnya diciptakan Allah sangat baik, mulia dan suci dan dengan tujuan yang baik, dan ini juga merupakan gambar Allah. Akibat kejatuhan manusia pertama kedalam dosa maka gambar Allah menjadi rusak, sehingga Tubuh, seks, jenis kelamin, kepuasan seksual kehilangan peranannya. Banyak penyimpangan seksual yang berkembangan saat ini, dan sudah sangat meresahkan di dalam masyarakat Purnama and Tarigan 2011. Melihat fenomena di atas, tulisan ini berusaha melihat fenomena LGBT dalam prespektif Alkitab yang adalah Firman Allah, otoritas tertinggi dalam menentukan sebuah tindakan atau etika Kristen. Sebab Dalam ajaran Kristen yang dominan diyakini umat, perilaku homoseksual adalah sebuah dosa dan benar-benar mendukakan hati Tuhan Subekti, Triwijati, and Mulya 2020. METODE Penelitian dalam paper ini menggunakan penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif Zaluchu 2020, Langkah pertama, penulis menjelaskan tentang sejarah homoseksual. Kemudian, penulis menggali ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai LGBT. Terakhir penulis akan menunjukan implikasi pandangan Alkitab tetang LGBT terhadap pembentukan etika Kristen. Penulis akan memanfaatkan berbagai sumber, seperti Alkitab, buku, jurnal, tafsiran, dan artikel ilmiah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal tersebut dilakukan untuk memperkaya kajian yang dilakukan oleh penulis. PEMBAHASAN Seks di dalam Alkitab Pada umumnya setiap orang memiliki persepsi atau pandangan yang berbeda-beda mengenai arti dan seks itu sendiri. Tulus Tu‟u menguraikan 3 pandangan yang salah atau negatif terhadap seks, yaitu sebagai berikut 1Seks dianggap sebagai dorongan jasmani saja, artinya dorongan itu bagaikan rasa lapar dan rasa haus. Makan dan minum memang penting, Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 demikian pula soal seks. 2Seks sering dianggap sebagai hal yang kotor dan tabuh. Dengan kata lain bagi kelompok ini, soal seks tidak boleh diotak-atik karena itu banyak keluarga tidak paham mengenai seks.3 Seks dilihat hanya dari aspek kenikmatan saja yaitu memperlakukan seks sebagai alat pemuas nafsu Tu‟u 19989–11. Berdasarkan pemaparan di atas menunjukan bahwa sejatinya manusia tidak dapat dipisahkan terhadap seks, karena seks melekat di dalam manusia. Namun, manusia seringkali salah memaknai seks tersebut. Anggapan tentang seks di atas sudah tentu bertentangan dengan pandangan Alkitab secara benar. Dalam hal ini “Alkitab memang bukan buku pedoman tentang seks, tetapi Alkitab memberikan suatu pengertian yang benar tentang seks. Selain itu Alkitab memberikan informasi tentang siapakah kita sebenarnya, apa arti seksualitas, dan mengapa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan”Richards 198660. Akan tetapi Alkitab tidak memandang bahwa seks merupakan suatu hal yang kotor dan hina terlebih dosa, namun sebaliknya seks adalah sesuatu yang suci dan agung yang bersumber dari Allah dan dianugrahkan kepada manusia. Dalam hal ini harus dipahami bahwa seks dalam perkawinan itu adalah baik dan indah. Seks dalam perkawinan merupakan salah satu pengikat cinta kasih yang sempurna dari anugrah Allah di antara laki-laki dan perempuan suami istri Abineno 201114. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan sempurna dalam soal seks, sebelum kejatuhan manusia dalam dosa. Oleh karena itulah Allah berfirman bahwa “sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kej 2224; Ef 531. “Pernikahan haruslah antara satu laki-laki dan satu perempuan”Anon 2008. Kaum LGBT dapat beralasan bahwa hasrat seksual muncul dengan sendirinya tanpa ada yang di dalam Alkitab, Allah tidak pernah menciptakan hasrat homoseksual. Selanjutnya, Allah tidak mengatakan bahwa hasrat homoseksual adalah sesuatu yang baik Frame 2008809. Firman Tuhan menjelaskan bahwa kepuasan seksual dibenarkan jika kepuasan seksual itu direalisasikan antara satu laki-laki dan satu perempuan dalam ikatan pernikahan Ibr. 134 Eveline 2019. Dalam Kejadian 11-2a, menekankan hakekat seksualitas adalah baik karena merupakan bagian yang berkesinambungan dari seluruh ciptaan Allah yang dikatakan sungguh amat baik Tolanda 2011137. Nats Alkitab tentang penciptaan menitikberatkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan dan dalam perbedaan seks itu mereka mencerminkan Allah “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” Kejadian 127. Hal mengarah kepada pemahaman bahwa seksualitas tidak hanya tentang sesuatu yang baik, melainkan juga mencitrakan kesucian dan kekudusan Allah Borrong 20062. LGBT dalam Prespektif Alkitab Alkitab adalah firman Allah yang mampu memberikan penerangan kepada setiap orang yang percaya dalam pengambilan sebab itu, dalam mengkaji kebenaran dan yang dikatakan Alkitab tentang LGBT, langkah dasar adalah melakukan penggalian dari Alkitab itu dalam Alkitab, terdapat beberapa yang membahas tentang dosa ini. Jadi, dengan kata lain, dapat dikatakan LGBT sudah ada sejak zaman dahulu. Berikut ini adalah beberapa ayat dalam Alkitab yang dapat memberikan pandangan atau paradigma Kristen tentang LGBT Kisah Sodom dan Gomora Kejadian 195 Mereka berseru kepada Lot "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka." ITB. Kata “yada” dalam adalah tentanghubungan seksual sesame jenis 41; 198. Dari Kejadian 19, jelaslah bahwa konteks dari cerita tersebut adalah „yada‟ yang dipakai ketika Lot menawarkan anak gadisnya jelas berhubungan erat dengan tindakan seksual dan tidak ada alasan untuk berbeda penafsiran Feinberg and Feinberg 2010314. Dalam Kitab Yehezkiel 1649-50 49 juga dikatakan “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat ini menimbulkan keluh kesah bagi banyak orang, sebab hubungan seksual sejenis ini, merupakan penyimpangan dari kebenaran Firman Allah Lase 201462. Lebih lanjut, dalam Yehezkiel 1647-50 terdapat kata keji yang diterjemahkan „to‟ebah dalam Bahasa Ibrani Deyoung 201532. Kekejian pada ayat 50 adalah sebuah dosa tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dari ayat tersebut juga digunakan dalam Imamat 1822 dan 2013 dimana seorang laki-laki bersetubuh dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. homoseksual adalah hubungan seks yang tidak wajar, Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 pengumbaran hawa nafsu yang memalukan, dan tidak mendapat bagian di dalam kerajaan Allah Tolanda and Ronda 2011. Hukum dalam Imamat Imamat 1822; 2013 mengatakan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” ITB Frasa “tidur dengan bersetubuh seperti dengan perempuan” jelas adalah dosa dan kekejian di mata Allah. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa itu hanya seremonial bukan moral. Namun, jika ini tidak dianggap masalah moral, maka dosa pemerkosaan di ayat 6 dan persembahan berhala juga tidak dapat dianggap dosa, karena berada dalam kitab yang mengatur masalah seremonial. Francis Brown juga menterjemahkan kata “bersetubuh” dengan “melakukan hubungan seksual” dalah dosa Brown 1907. Gordon Fee mendaftarkan syarat-syarat untuk teks teks Alkitab yang harus dipandang sebagai masalah budaya atau sebagai sebuah prinsip yang kekal, salah satunya adalah masalah moral adalah hal prinsip yang berlaku sepanjang waktu. Selain itu, jumlah kata te‟obah yang seringkali muncul, yaitu empat puluh tiga kali dalam Kitab Yehezkiel dan enam puluh delapan kali dalam seluruh Kitab Perjanjian Lama sangat berkaitan erat dengan dosa-dosa yang teramat berat Gagnon 2001117–20. LGBT dalam Pandangan Paulus Roma 127 berbunyi “Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” Pemikiran Paulus bermula dari ayat 18 tentang murka Allah terhadap kefasikan manusia. Paulus melanjutkan bahwa kefasikan itu menyebabkan mereka menggantikan Allah dengan gambaran lain alias penyembahan berhala. Kekacauan dalam orientasi hidup menyebabkan kekacauan dalam orientasi perilaku seksual mereka ayat 24-28 dan selanjutnya kekacauan dalam hubungan sosial mereka, yang berakhir dengan pembunuhan 29-31. Dosa penyembahan berhala dapat menyebabkan dosa homoseksualitas. Jadi Paulus tidak semata-mata mengutuk penyembahan berhala, tetapi juga homoseksualitas dan dosa terhadap sesama. Perilaku homoseksual pada hakekatnya adalah dosa, bukan karena siapa yang melakukannya atau apa yang menjadi motivasinya, melainkan karena tindakan tersebut dapat Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 menjadi penggantian yang menindas kebenaran dan berlawanan dengan rancangan Allah yang baik Deyoung 2015 Frasa “yang tak wajar” yang berlawanan dengan nature menggunakan bahasa Yunani para physin yang secara umum dikenakan untuk bentuk-bentuk penyimpangan seksual. Bahkan Kebobrokan moralitas seksual dari kehidupan jemaat Korintus yang amoralitas dan sembarang, masih terjadi sampai era postmodern ini, seperti pelacuran, inses hubungan seksual dengan saudara kandung, dan homoseksual Tampenawas 2020. Larangan Paulus dalam 1 Korintus 69 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci malakoi, orang pemburit ἀρζενοκοῖηαι ITB. Hays, sebagaimana dikutip oleh Ben Wittherington III, mengatakan bahwa memang benar kata “malakoi” banci digunakan kepada pasangan laki laki muda dalam konteks pelacuran homoseksual I 1995166 Namun, adalah salah jika berdasarkan ayat ini, seseorang menilai bahwa Paulus hanya mengutuk homoseksual dalam konteks pelacuran saja kepada yang lebih muda. Dalam Roma 126-28 membuktikan dengan jelas bahwa Paulus mengutuk hubungan wanita dengan wanita. Artinya, Paulus mengutuk segala jenis homoseksual di dalam semua suratnya. Guenther Haas mengakui bahwa budaya homoseksual demikian memang tren masa Paulus. Paulus juga menyebutkan adanya homoseksual jenis lain yaitu antar wanita di ayat 25. Jadi sebenarnya Paulus memaksudkan homoseksual bukan hanya secara khusus menunjuk pada laki dewasa dengan lelaki lebih muda, tetapi homoseksual secara umum, khususnya di Roma 125- 20. Kemudian, di samping itu dalam ayat I Timotius 110 bagi orang cabul dan pemburit bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat ITB. Kata pemburit ἀρζενοκοίηαι kata dasar andrapodistes mengandung makna “orang yang berbohong dengan laki-laki seperti dengan perempuan, sodomi, homoseksual. Paulus juga menggunakan kata ἀρζενοκοῖηαι yang hampir sama dengan Imamat 1822 dan 203 Haas 2000. Perbandingan antara 1 Kor 69 dan 1 Tim 110 I Kor. 69; μὴ πλανᾶζθε οὔηε πόρνοι οὔηε εἰδλολάηραι οὔηε μοιχοὶ οὔηε μαλακοὶ οὔηε ἀρζενοκοῖηαι BGT I Tim. 110 πόρνοι ἀρζενοκοίηαι ἀνδραποδιζηαῖ ψεύζηαι ἐπιόρκοι, καὶ εἴ ηι ἕηερον ηῇ ὑγιαινούζῃ διδαζκαλίᾳ ἀνηίκειηαι BGT Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Jadi Paulus mengutuk semua jenis homoseksual. Kesamaan kata yang dipakai Paulus dengan Imamat menunjukkan Paulus memaksudkan homoseksual secara umum sebagaimana makna itu terdapat dalam Imamat juga. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ayat-ayat Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa homoseksualitas merupakan suatu kekejian di mata Allah. Sebagai anak-anak Allah kita hendaknya menolak dan terus memagari gereja kita dengan pengajaran yang tepat dan benar sesuai dengan alkitab. Baik Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru mengatakan pandangan yang sama bahwa homoseksual tidaklah berkenan di mata Allah. Dari ulasan di atas, kondisi konteks saat itu menjadi sangat penting untuk memahami teks Alkitab. Teks tidak dapat dipisahkan dari yang namanya konteks. Karena konteks akan selalu mengikuti arti sebuah teks. Artinya untuk menjawab tantangan persoalan yang ada, hendaknya kembali diuji oleh Alkitab itu sendiri. Implikasi terhadap Paradigma Etika Kristen Etika adalah suatu ilmu yang mendalami tentang baik buruk dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan manusia atau secara sederhana yaitu ilmu tentang perilaku manusia Borrong 2006. Adapun masalah-masalah yang dibahas dalam teori etika lebih mengarah kepada hal praktis yang bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari Geisler and Feinberg 200224. Sedangkan etika Kristen bertitik tolak dari presuposisi-presuposis tentang Allah, serta memandang moral bersumber dari kepercayaan terhadap etika Kristen adalah sebuah pemikiran dan tindakan yang melandaskan seluruh praktek moralnya dari Alkitab. Dari pemaparan di atas, masalah LGBT bukanlah masalah yang kecil,melainkan masalah yang serius. Gereja tidak dapat menutup mata dan hanya berbicara tentang doktrin tanpa mendarat kepada kehidupan praktikal yang berkembang saat ini. Sikap-sikap yang hendaknya diambil oleh gereja sebagai tubuh Kritus dalam hal menyikapi dosa LGBT yaitu sebagai berikut Mengasihi Pribadinya Kaum LGBT merasakan kecemasan yang mendalam oleh karena stigma negatif dari masyarakat Rakhmahappin and Prabowo 2014. Kondisi lain yang dihadapi oleh kaum LGBT adalah terjadinya ketidakseimbangan konsep diri atau memiliki konsep diri yang negative Azizah 2013. Oleh sebab itu, Gereja hendaknya tidak melakukan penolakan terhadap pribadi “orangnya”, melainkan menerima orang-orang tersebut dalam rangka Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 membimbing dan membawanya kepada kebenaran berdasarkan Alkitab. Meskipun Alkitab mengatakan bahwa LGBT merupakan kekejian dan sesuatu yang negatif, gereja harus mampu menjadi agen yang dapat membawanya kembali ke jalan yang benar. Dengan lebih spesifik dapat dikatakan bahwa gereja harus menolak segala bentuk tindakan diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum LGBT Meyer 2012849. Segala tindakan homophobia, lesbophobia, biphobia maupun transphobia harus dihindari oleh gereja. Gereja harus menyadari tugas dari eksistensinya yakni ada untuk manusia yang sesat, tidak peduli bagaimanapun keadaannya, termasuk bagaimana orientrasi seksual mereka Jatmiko 2016. Namun, gereja tidak dapat mentolerir dosa yang hal ini, gereja harus berdiri di atas garis yang tegas bahwa dosa LGBT adalah kekejian di mata tersebut penting ditekankan kepada jemaat yang mengalami dosa LGBT. Melakukan Pembinaan Iman “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 121-2.Melalui ayat di atas, gereja harus percaya bahwa terdapat kesempatan untuk setiap orang bertobat dan mengasihi sebab itu gereja perlu melakukan serangkaian pembinaan iman yang terstruktur mulai dari penggalian permasalahan hingga sampai pendalaman Alkitab. Solusi untuk jemaat yang mengalami dosa adalah bertobat dan membangun komitmen yang kuat di hadapan Allah Purba 2016. Bertobat adalah langkah awal sekaligus bentuk penyadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang dilakukannya adalah dosa. Ada dua unsur yang terkandung dalam pertobatan, yaitu dari Allah II dan respon manusia. Dari sisi Allah, Ia menghendaki semua manusia bertobat. Kis. 531,32 ; 1118. Melalui anugrahNya, Allah memberikan kepada manusia kesempatan untuk bersekutu denganNya, sehingga ia dapat bertobat. Dari sisi respon manusia, ia harus mengetahui dan menyadari keadaannya sendiri yang telah berdosa serta akibat dari dosa. Orang yang mengalami dosa LGBT adalah orang yang tidak sempurna dalam menyadari anugerah keselamatan yang Allah berikan melalui Yesus Kristus. Atau sebaliknya, kaum LGBT merasa anugerah yang diberikan Allah secara cuma-cuma tidak mengandung Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 sebuah 226 “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”Hal ini tidak berarti Allah menuntut angka kekudusan tertentu agar kita diselamatkan, melainkan seseorang dibenarkan hanya oleh karena iman melalui anugerah dalam Kristus Yesus pasti membuat manusia Allah bukanlah anugerah yang murahan. Bonhoeffer berkata, anugerah murahan adalah pemberitaan pengampunan tanpa menuntut pertobatan, baptisan tanpa disiplin gereja, Perjamuan Kudus tanpa pengakuan dosa, pengakuan dosa tanpa pengakuan dosa pribadi Bohoeffer 196947. Di sisi lain, kerja sama antara gereja dan keluarga juga harus berjalan beriringan. Gereja akan mengalami kesulitan juga orang-orang terdekat yaitu keluarga tidak mendukung pembinaan iman. Amsal 226 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”Orang tua perlu memperhatikan tugas dan tanggung jawab untuk mendidik anak ke jalan yang benar, yaitu seturu dengan Firman Tuhan. Orang tua hendaknya tidak bersikap kasar penuh amarah, melainkan penuh dengan kasih membawa anak untuk menaati Firman Tuhan Efs. 64 sebab sejatinya pengajaran yang diberikan berdasarkan fondasi Alkitab akan memberikan pengharapan kepada manusia untuk bangkit dan melawan segala hal yang akan melemahkan iman mereka Arifianto 2020. Terlebih menuntun mereka dengan membawa pada penganalan akan Roh Kudus sebab orang yang dipimpin Roh Kudus akan mengalami pertumbuhan rohani, sehingga ia hidup sesuai dengan kebenaran Allah dan hidupnya menjadi saksiArifianto and sumiwi Rachmani 2020. Mengupayakan Tindakan Preventif Dalam rangka upaya pencegahan, gereja hendaknya melakukan pemuridan terhadap anggota-anggotanya terkhusus para pemuda akan kebenaran Alkitab tentang LGBT. Gereja harus menyatakan dengan tegas bahwa LGBT adalah suatu dosa dan kekejian di mata Allah. Selain dalam bidang rohani, tindakan LGBT juga mampu berpotensi mendatangkan resiko penyakit menular seksual PMS. Homoseksual, khususnya gay memiliki resiko yang tinggi untuk terjangkit HIV/AIDS Laksana and Lestari 2010. Oleh sebab itu Gereja harus mulai memperhatikan dengan penuh kasih kehidupan para pemuda dan pemudinya. Melalui persekutuan pemuda, komunitas sel, komunitas bermain, gereja harus mendampingi pemuda-pemudinya dalam tuntunan Alkitab yang benar. Gereja dapat memunculkan topik-topik yang menarik khususnya terhadap pendidikan seks kepada pemuda-pemudinya yang tidak hanya ditinjau secara teologis, melainkan juga secara kesehatan atau medis. Seksual jangan menjadi Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 hal tabu yang haram untuk disentuh, namun sebaliknya dipelajari dan digunakan dalam kehendak Allah yang benar. REKOMENDASI PENGEMBANGAN PENELITIAN Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi gereja, lembaga pendidikan dan terlebih kepada saran atau kritik dapat diberikan kepada penulis oleh semua pembaca agar dikesempatan selanjutnya penulis dapat lebih lagi dalam mengembangkan kemampuan yang telah diberikan oleh ini masih dapat dikembangkan dengan melihat relevansi penelitian, dengan fakta-fakta di tahun-tahun selanjutnya, oleh orang-orang yang mau menguji atau penulis juga berharap kiranya penelitian ini dapat menjadi referensi dari penulis-penulis berikutnya yang sedang menulis tentang topik-topik seputar pembahasan yang ada pada artikel ini. KESIMPULAN LGBT adalah dosa di mata penggalian Firman Tuhan yang dilakukan, terdapat beberapa ayat yang secara jelas membuktikan bahwa Allah tidak menghendaki dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Alkitab tetap teguh mengecam tindakan demikian, gereja hendaknya tetap hadir dan menyatakan kasih Allah kepada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh gereja adalah mengasihi pribadinya, melakukan pembinaan iman, dan mengupayakan tindakan preventif. Sebagai orang percaya, skeptis terhadap fenomena LGBT bukanlah tindakan yang fenomena ini bagaikan bom waktu yang siap meledak sewaktu-waktu. Masa depan dunia ini akan dilanjutkan oleh generasi penerus yang harus dididik dengan kebenaran Firman Tuhan secara tegas dan mengimplementasikannya dengan penuh kasih dan kelembutan. Firman Tuhan sungguh mulia dan perlu diterapkan dengan sangat baik oleh seluruh orang yang mengaku murid Kristus. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 BIODATA Christian Bayu Prakoso adalah Mahasiswa STBI Semarang, yang banyak membahas tentang etika dalam adalah seorang mahasiswa yang rajin , sehingga kerajinanya dan ketekunan nya dalam mengali ilmu baru bisa di lihat dalam penelitiannya yang sudah di terbitkan. Christian Bayu Prakoso Surel christianbayu Aji Suseno adalah seorang yang banyak menulis artikel teologi, Misiologi dan kepemimpinan Kristen. Dia adalah penulis yang merupakan bagian dari STBI sudah banya yang di terbitkan dan bisa dijadikan bahan referensi dalam menulis buku atau artikel lainya. Aji Suseno Surel ajisuseno Yonatan Alex Arifianto Penulis aktif artikel tentang teologi dan misiologi bagi kekeristenan. Yonatan Alex Arifian sudah aktif menulis sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang. Dia adalah seorang yang gigih dan tekun , sehingga kegiihan dan ketekunanya bisa ia nikmati hasilnya sekarang. Sudah ada puluhan jurnal yang diterbitkan. Yonatan Alex Arifianto Surel Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 DAFTAR PUSTAKA Abineno, J. L. ch. 2011. Buku Katekisasi Sidi Nikah Peneguhan Dan Pemberkatanya. Jakarta BPK Gunung Mulia. Anon. Pengakuan Iman Westminster Surabaya Momentum. Arifianto, Yonatan Alex. 2020. “Pentingnya Pendidikan Kristen Dalam Membangun Kerohanian Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19.” REGULA FIDEI Jurnal Pendidikan Agama Kristen 5294–106. Arifianto, Yonatan Alex, and Asih sumiwi Rachmani. 2020. “Peran Roh Kudus Dalam Menuntun Orang Percaya Kepada Seluruh Kebenaran Berdasarkan Yohanes 16 13.” Jurnal Diegesis 311–12. Azizah, Sari Nur. 2013. “Konsep Diri Homoseksual Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Semarang Studi Kasus Mahasiswa Homoseksual Di Kawasan Simpang Lima Semarang.” Journal of Non Formal Education and Community Empowerment 2 Nomor 2. Bohoeffer, Dietrich. 1969. The Cost of Discipleship. New York Macmillan. Borrong, Robert P. 2006. Etika Seksual Kontenporer. Bandung INK Media. Brown, Francis. 1907. The Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon, Edisi Elektronik. Oxford Clarendon. Deyoung, Kevin. 2015. Apa Yang Sebenanrnya Alkitab Ajarkan Mengenai Homoseksualitas ? Surabaya Momentum. Eveline, Sjanette. 2019. “Transgender Dalam Perspektif Teologis Alkitabiah.” Kaluteros 1 Nomor 1Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Faizal, Achmad. 2018. “„Pesta Seks Sesama Jenis, 3 Pria Digrebek Polisi Di Surabaya.‟” Feinberg, John S., and Paul D. Feinberg. 2010. Ethics for a Brave New World, Ed. Ke-2. Wheaton Crossway. Frame, John M. 2008. The Doctrine of The Christian Life. Phillipsburg P&R. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Gagnon, A. J. 2001. The Bible and Homosexual Practice Texts and Hermeneutics. Nashville, TN Abingdon. Geisler, Norman L., and Paul D. Feinberg. 2002. Filsafat Dari Prespektif Kristiani. Malang Gandum Mas. Haas, Guenther. “„Hermeneutical Issues In The Use Of The Bible To Justify The Acceptance Of Homosexual Practice.‟” Global Journal of Classical Theology 1. Halim, Suzanna Hilaria. 2017. “Homoseksualitas Masa Kini Suatu Tinjauan Menurut Etika Kristen.” Veritas Jurnal Teologi Dan Pelayanan. Jatmiko, Bakhoh. 2016. “Hakekat Seksualitas Manusia Perspektif Gereja Kristen Nazarene Di Abad 21 Terhadap Praktek LGBT.” Teologi Sanctum Domine 4 Nomor 1Teologi. Koagouw, Miechell Octovy. 2019. “Dunia Geger, Taiwan Negara Asia Pertama Legalkan Pernikahan Sejenis.” Laksana, Agung Saprasetya Dwi, and Diyah Woro Dwi Lestari. 2010. “Fktor-Faktor Risiko Penularan HIV/AIDS Pada Laki-Laki Dengan Orientasi Seks Heteroseksual Dan Homoseksual Di Purwokerto.” Mandala of Health 4 Nomor 2. Lase, Pieter. 2014. Katekisasi Umum Menyimbar Tabir Kebenaran. Malang Gandum Mas. Meyer, Doug. 2012. “An Intersectional Analysis of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender LGBT People‟s Evaluations of Anti-Queer Violence”. 849– 873.” SAGE JOURNALS 6Gender & Society. PGI. 2016. “Pernyataan Sikap PGI Tentang LGBT.” Purba, Asmat. 2016. “Tinjauan Teologis Terhadap Fenomena Penyimpangan Seksual Lesbian, Gay, Biseksual Dan TransgenderLGBT.” Jurnal TEDC 10 Nomor 2Ilmiah Berkala. Purnama, I. Wayan, and Simon Alexander Tarigan. 2011. “Tinjauan Etika Kristen Terhadap Operasi Transeksual.” Jurnal Jaffray. Rakhmahappin, Yogestri, and Adhyatman Prabowo. 2014. “Kecemasan Sosial Kaum Homoseksual Gay Dan Lesbian.” Ilmiah Psikologi Terapan 2 Nomor 2. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Richards, Larry. 1986. Berpacaran Sampai Di Mana Batasnya. Jakarta BPK Gunung Mulia. Spencer, Colin. 2011. Sejarah Homoseksualitas Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang, Diterj Oleh Ninik Rochani Sjams, Cetakan Ke-2. Bantul Kreasi Wacana. Subekti, Helen Diana, Endah Triwijati, and Teguh Wijaya Mulya. 2020. “Penerimaan Dan Penolakan Homoseksual Berbasis Pengalaman Pribadi Teologi Kekristenan Dari Sisi Pendetaan Agama Kristen.” KELUWIH Jurnal Sosial Dan Humaniora. Tampenawas, Alfons. 2020. “Problematika Moralitas Seksual Postmodern Menurut Perspektif 1 Korintus 612-20.” PASCA Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen. Tolanda, Yofsan. 2011. “Tinjauan Etika Kristen Terhadap Homoseksualitas.” Jurnal Jaffray 9 Tolanda, Yofsan, and Daniel Ronda. 2011. “Tinjauan Etika Kristen Terhadap Homoseksualitas.” Jurnal Jaffray. Tu‟u, Tulus. 1998. Etika Dan Pendidikan Seksual. Bandung Kalam Hidup. USAID-UNDP. 2014. Hidup Sebagai LGBT Di Asia Laporan Nasional Indonesia. Jakarta USAID-UNDP. Witherington, Ben. 1995. Conflict and Community in Corinth A Socio-Rethorical Commentary on I and II Corinthians. Grand Rapids Eerdmans Publisihing Company. WSJ, Reuters. 2015. “„Mahkamah Agung Amerika Legalkan Pernikahan Sesama Jenis,.‟” KOMPAS. Zaluchu, Sonny Eli. 2020. “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama.” Evangelikal Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat 4128–38. Meilani MeilaniMariajina Soares Andreas FernandoIn today's era, in facing the influence of globalization on remaining delinquency or promiscuity, Christian education in counteracting the culture of promiscuity in adolescents is very influential. the solution to the problem of promiscuity among adolescents by departing from sociological analysis. This paper uses a descriptive qualitative method with a literature study approach by searching for data and information from the Bible. journal books. trusted news articles and articles related to sociological culture in Indonesia from the point of view of Christian education and articles related to the culture of promiscuity among teenagers. The result is that Christian religious education, in its process and function towards social and cultural change, especially among Indonesian teenagers, plays a role in teaching students to build a culture of holy living reflecting on the behavior of the characterof Christ as the right means to counteract the entry and embedding of a culture of promiscuity among the nation’s next generation. AbstrakPada zaman ini, budaya pergaulan bebas semakin merebak luas di kalangan remaja Indonesia, maka Pendidikan agama Kristen harus segera mengambil langkah dalam menangkal budaya pergaulan bebas tersebut sehingga tidak semakin berkembang dan menjadi gaya hidup generasi muda di Indonesia yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa ini. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengupayakan solusi dari permasalahan pergaulan bebas di kalangan remaja dengan berangkat dari mengkaji Pendidikan agama Kristen secara sosiologis. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka dengan mencari data dan informasi dari alkitab, buku-buku,jurnal, berita tulis terpercaya dan artikel yang berhubungan dengan sosiologis budaya di Indonesia dalam sudut pandang Pendidikan Kristen serta tulisan yang berkenaan dengan budaya pergaulan bebas di kalangan remaja. Hasil dari penelitian ini adalah Pendidikan agama Kristen dalam proses dan fungsinya terhadap perubahan sosial dan kultural khususnya di kalangan remaja Indonesia berperan untuk mengajarkan peserta didik membangun budaya hidup kudus bercermin dari perilaku karakter Kristus sebagai sarana yang tepat untuk menangkal masuk dan tertanamnya budaya pergaulan bebas di kalangan generasi muda penerus Hanum Muhammad SabriThis study aims to contextualize the values of Pancasila and Hadith in responding to the phenomenon of LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender as a human unnaturalness. This article also seeks to reveal how the fundamental differences between Pancasila and Hadith in responding to LGBT as well as our attitude towards LGBT people in the current context. This research is a library research with data analysis techniques using content analysis. The data analysis technique in this research is done by collecting all materials related to LGBT through Google Scholar both in the perspective of Pancasila and Hadith. Then conducted a literature review of the content in depth. The findings are Pancasila and Hadith have the same perspective that LGBT cannot be legalized. Pancasila and Hadith limit freedom of expression and not unlimited freedom. Our attitude towards LGBT people in the context of today is to embrace, rehabilitate, and provide education, not to judge, discriminate, and segregate them. Abstrak Kajian ini bertujuan melakukan kontektualisasi nilai-nilai Pancasila dan Hadis dalam merespon fenomena LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender sebagai sebuah ketidakwajaran manusia. Artikel ini juga berupaya mengungkapkan bagaimana perbedaan mendasar antara Pancasila dan Hadis dalam merespon LGBT serta sikap kita terhadap kaum LGBT pada konteks kekinian. penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan teknik analisis data menggunakan analisis isi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bahan yang berkaitan dengan LGBT melalui Google Scholar baik dalam perspektif Pancasila maupun Hadis. Kemudian dilakukan telaah kepustakaan terhadap isi secara mendalam. Hasil temuan yakni Pancasila dan HadisKatrina So'langiFibry Jati NugohoYusup Rogo YuonoDaryanto DaryantoThis research discusses Lesbian Gay Bisexual Transgender and pastoral services carried out by the church in helping people to know God's Love. In this study, the author examines pastoral care to deal with lesbian gay bisexual transgender in the Jemaat Kristen Indonesia Oikos Pelangi Kasih church. With descriptive qualitative research method using literature review and field data. Perform well the function guiding, supporting function, healing function, restoring function and maintenance function will really help the lesbian gay bisexual transgender people to experience recovery and know the truth of God’s word. AbstrakPenelitian ini membahas seputar Lesbian, Gay, Bisex, Transgender dan pelayanan pastoral yang dilakukan oleh gereja dalam menolong orang-orang untuk mengalami kasih Tuhan. Pada pene-litian ini, penulis meneliti tentang pelayanan pastoral untuk menangani kaum lesbian, gay, bisex, transgender di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Oikos Pelangi Kasih. Dengan metode penelitian kualitatif deskriptif menggunakan kajian pustaka dan data lapangan. Melakukan dengan baik fungsi membimbing, fungsi menopang, fungsi menyembuhkan, fungsi memulikan dan fungsi memelihara akan sangat membantu kaum lesbian gay bisex dan transgender untuk mengalami pemulihan dan mengenalkan kebenaran firman TuhanYulianus BaniPurwisasi YuliAs social beings, women need affection, love and attention. Lesbians are a serious problem in some workplaces where employees have to live in dormitories. The dormitories filled by most women in Batam are inseparable from lesbian behavior. Deviations in the sexual behavior of lesbian women also occur to Christian women. This research uses a literature study with a descriptive qualitative approach to obtain data. Data were obtained using sources such as books and journal articles. First, the discussion and results of this study, the researcher suggests about the basis of pastoral care for deviations in the sexual behavior of lesbian women. The biblical basis is the standard for knowing the truth about sex. Second, an understanding of the purpose of pastoral care for deviant lesbian sex behavior for Christians today. The purpose of pastoral care against lesbian sexual deviation is based on God's love. Third, in collecting data, the authors used open interviews for 6 lesbian women. Finally, the results of this study will conclude that Christians must have strategies that are adapted to the times in serving deviant lesbian sex behavior. Abstrak Sebagai makhluk sosial wanita membutuhkan kasih sayang, cinta dan perhatian. Lesbian menjadi masalah serius di beberapa tempat kerja yang menerapkan karyawan harus tinggal di dormitori. Dormitori yang diisi oleh sebagian besar wanita di Batam tidak terlepas dari perilaku lesbian. Penyimpangan perilaku seks wanita lesbian juga terjadi kepada wanita-wanita Kristen. Dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memperoleh data. Data diperoleh dengan menggunakan sumber-sumber seperti buku dan artikel jurnal. Pembahasan dan hasil penelitian ini pertama, peneliti mengemukakan tentang dasar pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks wanita lesbian. Dasar yang alkitabiah menjadi standar untuk mengetahui kebenaran tentang hubungan seks. Kedua, pemahaman tentang tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian bagi orang Kristen masa kini. Tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian didasarkan kepada kasih Allah. Ketiga, dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan wawancara terbuka bagi 6 orang wanita lesbian. Terakhir hasil penelitian ini akan menyimpulkan bahwa orang Kristen harus memiliki strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam melayani penyimpangan perilaku seks I Totok Dwikoryanto Muner DalimanHana SupartiPaulus Sentot PurwokoA growing church is a church that prioritizes the ministry of children, because children are the next generation of the church. However, there are indications that there are still churches that do not view children's services as important and make them a priority for programs, funding, facilities and infrastructure. Service priority is more for adult services, compared to child services. This indicates that the church does not understand Holistic Ministry based on the Synoptic Gospels. Children's ministry is a very important service and requires adequate human resources support, both in terms of quantity and quality. In fact, there are indications that the Church still suffers from a lack of quality human resources, both in terms of calling and quality in carrying out child services, weak basic vocations, PPA human resources do not understand the development of the current situation so that the approach to fostering children is not appropriate. From the various problems that the researcher described above, the researcher believes that apart from these problems, the background factors of PPA children aged 14-19 years have a role in the implementation of Child Holistic Services based on the Synoptic Gospels. These backgrounds include educational age background, economy, ethnicity, and length of time participating in PPA. For this reason, the researcher wrote a dissertation entitled "Explanatory and Confirmatory Holistic Services based on the Synoptic Gospels among PPA Children aged 14-19 years in the Solo Cluster" to obtain empirical data from these problems and produce implications and suggestions for the development of PPA in the Solo MayastutiFanni MargaretaThis article will discusses the current phenomenon in the world, namely the Covid 19 pandemic, where we are faced with a condition where there is fear and worry about the future. Meanwhile, God’s church should be able to show its existence as God’s redeemed people and ther is no need to be afraid of anything in front of it even thoug it is purpose of this article is to present a bliblical study of Passover celebration which is a journey of the Israelities out of the land of Egypt which has theologial implications regarding the resurrection and the death of the Lord Jesus Christ. This method used is historical anlysis of the Exodus text using an exposition approach and conduct an analysis with regard to context literary Passover event is an event which is an initiative from God to deliver the Israelities from Egypt. The conclusion that finding in this discussion is the momentum of the Easter celebration during the Covid 19 pandemic will increase the unity of heart and faith in the context of the church in SaogoThe Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender LGBT in the past was something deviant, but nowadays it has become a trend that is even considered natural by many people. This of course has a sociological impact. There is a view that says that the behavior of LGBT people is a biological natural behavior, so it needs to be accepted as something that cannot be changed. Some theories agree that LGBT behavior is influenced by environmental, parenting, and economic factors so that there are pros and cons for LGBT people. This study aims to see the sociological influence of the LGBT community by using a literature review. The results of the study show that LGBT is contrary to the truth of God's creation, namely the clear separation of sex, namely male and female. Also, this is contrary to the design of marriage that God built, namely heterosexuality and monogamy. Yonatan Alex ArifiantoAsih Rachmani Endang SumiwiChristian faith recognizes the existence of the Holy Spirit as the divine person promised by Jesus. But not all Christians experience the involvement of the Holy Spirit in their lives. Whereas a person who is led by the Holy Spirit will experience spiritual growth, so that he lives according to God's truth and his life bears witness. This study aims to answer the question, what is the role of the Holy Spirit in the lives of believers in leading to all truth? This research is a library research using descriptive analysis method, with the Bible as the main source and support of reliable literature. The conclusion of this research is, first, the Holy Spirit makes the person he leads free from sin and intimidation from the evil one. Second, the Holy Spirit gives wisdom and understanding to know Jesus and live it at every step of the life journey. Third, the Holy Spirit leads to the whole truth of God, so that the person he guides avoids Hilaria HalimHomoseksualitas kini tidak lagi hanya dipahami sebagai bentuk perilaku melainkan sebagai suatu bentuk orientasi seksual yang muncul di luar kehendak manusia. Implikasinya, homoseksual dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak berdosa. Evaluasi terhadap konsep ini dijelaskan dari sudut pandang biblika dan teologis untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang sulit mengenai keberdosaan homoseksual. Kata-kata kunci Homoseksual, Perilaku, Orientasi, Tanggung Jawab, Dosa English Homosexuality, in this day and age, is not understood as a kind of behavior, but as a sexual orientation that emerges out of human identity and is beyond human will. As a result, people consider homosexuality to be a normal lifestyle and do not perceive of it as sinful behaviour. Evaluations, garnered from both biblical and theological perspectives, are examined to answer the complicated questions related to this topic and conclude that homosexuality is sin. Keywords Homosexuality, Behavior, Orientation, Responsibility, Sin Bakhoh JatmikoCivilization and social structure have dramatically changed in these last several decades. Exponential development of globalization and the growth of technology of communication have transformed values, views and cultures of human civilization nowadays. These are the symptoms of world web wide era; where the local issues can be global discussion in minutes. In one hand, the Church of God should be sensitive to the age changes, does some adaptations and changes to be relevant. In the other hand, the Church of God should not be conformed to this world. Church of the Nazarene as one of the Christian Church denominations in the world is demanded to take the stance to deal with the changes that are happened today especially in LGBT Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender MeyerThe author uses an intersectionality framework to examine how lesbian, gay, bisexual, and transcender LGBT people evaluate the severity of their violent experiences. Previous research focusing on the severity of anti-LGBT violence has given relatively little attention to race, class, and gender as systems of power. In contrast, results from this study, based on 47 semi-structured, in-depth interviews, reveal that Black and Latino/Latina respondents often perceived anti-queer violence as implying that they had negatively represented their racial communities, whereas white respondents typically overlooked the racialized implications of their violent experiences. Furthermore, while lesbians of color emphasized their autonomy and self-sufficiency to challenge this discourse, Black and Latino gay men underscored their emotional and physical strength to undermine perceptions that they were weak for identifying as gay. Results also indicate that LGBT people experience forms of anti-queer violence in different ways depending on their social position, as Black lesbians faced discourse that neither white lesbians nor Black gay men were likely to confront. Thus, these findings suggest that topics primarily associated with homophobia should be examined through an intersectional lens.
Selainbeberapa orang yang memilih untuk menolak dan membatasi diri, ada pula yang mendukung homoseksual. "Saya orangnya open, karena bukan kehendak atau maunya dia," terang seorang pria yang memilih untuk mendukung mereka yang mengalami homoseksual. Tentu saja hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi gereja.

6. Kisah Gundik Lewi Dan orang-orang Benyamin Ayat Alkitab lainnya yang menentang LGBT terdapat dalam kisah tentang gundik orang Lewi dan para lelaki dari suku Benyamin. Kisah ini mirip dengan kisah Sodom dan Gomora. Alkisah, seorang dari suku Lewi beserta pelayan dan gundiknya sedang dalam perjalanan yang jauh sehingga mereka terpaksa bermalam di perjalanan, di wilayah suku Benyamin. Mereka rencananya bermalam di lapangan kota. Dan tidak ada seorang pun dari orang-orang Benyamin itu yang meminta mereka menginap di rumahnya. Lalu datanglah seorang tua dari suku Yehuda, seorang perantau di tengah-tengah suku Benyamin. Maka ia dengan ramah meminta ketiga orang tersebut orang Lewi, pelayannya serta gundiknya bermalam di rumahnya. “Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia.” Sama seperti dalam kisah Sodom dan Gomora, kata “pakai” dalam ayat di atas berasal dari kata Ibrani, “yada” yang berarti hubungan seksual. Jadi para lelaki suku Benyamin itu ingin menyodomi orang Lewi itu. Dan sama seperti Lot, tuan rumah menghalangi mereka, malahan ia ingin memberi anaknya perempuan kepada mereka demi mempertahankan tamunya tersebut. Tetapi orang-orang Benyamin itu tidak mau. Akhirnya gundik orang Lewi tersebut diberikan kepada mereka untuk diperkosa, lalu mereka memerkosanya sampai mati! Hal ini diberitahukan oleh orang Lewi tersebut kepada seluruh orang Israel, sehingga orang Israel dari berbagai suku memerangi suku Benyamin sehingga suku Benyamin itu hampir musnah. Dalam peperangan ini, suku-suku Israel tersebut meminta petunjuk Tuhan dan Tuhan menjawab mereka, yang berarti Tuhan setuju untuk memerangi orang Benyamin itu. Itu artinya Tuhan menghukum dosa orang Benyamin itu melalui orang Israel. Dosa orang Benyamin, sehingga Tuhan hokum dengan berat, adalah karena mencoba memperkosa tamu laki-laki seorang Yehuda walau gagal, seperti kisah Sodom serta memperkosa gundik orang Lewi itu hingga mati Hakim-hakim 1914-29. 7. Peringatan Rasul Paulus Kepada Jemaat Roma Ayat Alkitab selanjutnya yang menentang LGBT atau praktek homoseksual dan lesbian terdapat dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Rasul Paulus menulis, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” Roma 126-27 Dalam ayat-ayat ini rasul Paulus menjelaskan tentang hubungan laki-laki dengan laki-laki serta perempuan dengan perempuan. Hal ini mungkin bisa juga dikategorikan sebagai biseksual, sebab mereka sudah punya pasangan hetero lawan jenis, namun mereka juga punya pasangan sesama jenis. Rasul Paulus menyebut hal ini sebagai akibat dosa pemberontakan manusia terhadap Tuhan. Jadi karena mereka tidak taat kepada Tuhan maka Tuhan menyerahkan mereka pada hawa nafsu yang memalukan, yakni cinta kepada sesama jenis Roma 118-25. 8. Peringatan Rasul Paulus kepada Jemaat Korintus Ayat Alkitab berikutnya yang menentang LGBT adalah peringatan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Rasul Paulus menulis, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” 1 Korintus 69-10 Kata Yunani untuk kata “banci” dalam ayat di atas adalah malakoi, sedangkan kata Yunani untuk “orang pemburit” arsenokoitai. Kedua kata tersebut mengacu pada praktek homoseksual. Pada zaman rasul Paulus, banci biasanya adalah para budak dari orang-orang kaya yang melakukan hubungan seksual dengan tuan-tuan mereka. Sedangkan orang pemburit adalah para pemburit bakti di kuil-kuil dewa-dewa Yunani seperti yang terdapat pada kuil-kuil dewa-dewa Kanaan. Jelaslah, di sini rasul Paulus mengecam para homoseksual. Rasul Paulus menyebut orang-orang semacam ini sebagai orang-orang yang tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah sorga. 9. Peringatan Rasul Paulus Kepada Timotius Ayat Alkitab lainnya yang menentang LGBT atau homoseksual terdapat dalam surat rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani Paulus yang menggembalakan jemaat di kota Efesus. Rasul Paulus menulis, “Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat.” 1 Timotius 18-10 Kata “pemburit” dalam ayat di atas berasal dari kata Yunani, arsenokoitais, dari akar kata yang sama dengan yang digunakan Paulus dalam 1 Korintus 69, seperti telah dikutip di atas. Rasul Paulus berkata bahwa hukum Taurat itu adalah baik untuk para pendosa, seperti kaum homoseksual, untuk menyadarkan mereka akan dosa mereka. Tetapi hukum Taurat bukan untuk orang benar, karena tidak bisa menyelamatkan. Di sini homoseksual dikategorikan rasul Paulus sebagai dosa seperti halnya dosa membunuh, menculik, berdusta, dan sebagainya, yang jelas bertentangan dengan “ajaran sehat” atau firman Tuhan. 10. Peringatan Rasul Yudas Ayat Alkitab terakhir yang menentang LGBT terdapat dalam surat rasul Yudas. Rasul Yudas menulis, “… sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Yudas 17 Ini merupakan ayat tentang para guru palsu. Di sini Yudas menyinggung hukuman Sodom dan Gomora, yang telah melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar sehingga menerima hukuman dalam siksaan api kekal, bukan hanya siksaan di bumi ini hujan belerang dan api dari sorga. Ayat ini tidak dengan spesifik menyatakan bahwa dosa Sodom dan Gomora adalah dosa homoseksual. Namun demikian, karena ayat ini adalah kutipan atas peristiwa Sodom, seperti yang telah disebut di atas poin 1, maka dapatlah dikatakan bahwa dosa Sodom dan Gomora adalah dosa homoseksual. Jadi jelas ayat ini adalah peringatan terhadap bahaya homoseks sebagaimana dipraktekkan oleh orang-orang Sodom dan Gomora sehingga mereka Tuhan hukum, bahkan akan mendapat hukuman kekal di neraka. Rasul Yudas berkata bahwa hukuman atas dosa homoseksual Sodom dan Gomora merupakan “peringatan kepada semua orang.” Itulah 10 ayat Alkitab yang menolak LGBT. Tetapi perlu kita ketahui juga bahwa sekalipun Alkitab dengan tegas menolak LGBT, bukan berarti kita bebas menghakimi para anggota LGBT ini, apalagi menghukumnya melalui gereja atau negara. Kita hanya bisa mendoakan dan menyadarkan mereka saja, di luar itu bukan lagi urusan kita, tetapi tanggung jawab mereka pribadi dengan Tuhan. Jika artikel ini memberkati Anda, jangan lupa untuk membagikannya kepada rekan-rekan jejaring sosial Anda facebook, twitter, google plus, whatsapp, dll melalui tombol share yang tersedia pada artikel ini. Anda juga dapat memberikan tanggapan, komentar, saran atau pertanyaan seputar artikel ini pada kolom komentar yang tersedia di bawah. Tetapi semua komentar harus dimoderasi terlebih dahulu, dan hanya komentar yang memenuhi syarat yang akan dipublikasikan. Silakan juga bergabung dengan Fans Page Facebook Rubrik Kristen dengan cara mengklik “Like” atau “Sukai” pada Fans Page Facebook Rubrik Kristen di situs ini, sehingga Anda selalu mendapat info artikel-artikel terbaru dari situs ini. Terima kasih. GBU. Pages 1 2

\n\n \n\n ayat alkitab yang mendukung lgbt
Komentaryang sangat panjang (sekitar 850an kata) itu bertabur ayat-ayat Alkitab yang mengupas tuntas tentang homoseksual. Dia pasti sudah tahu bahwa saya beragama Kristen sehingga dengan begitu antusias memaparkan banyak ayat-ayat Alkitab untuk mendukung ketidaksetujuannya terhadap homoseksual. Melihat Gerakan LGBT yang sudah mengkhawatirkan ini, penulisan Jurnal bertujuan untuk Pertama, supaya pembaca karya ini dapat mengetahui dan mengerti tentang pandangan iman dan moral kristen terhadap LGBT dan gerakan LGBT. Kedua, supaya pembaca karya ini dapat memperoleh petunjuk mengenai sikap yang benar dalam menyikapi masalah LGBT yang sesuai dengan kehendak Allah. Ketiga, supaya pembaca karya ilmiah dapat mengetahui bagaimana upaya-upaya dalam mengatasi masalah homoseksual. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat yang baik kepada pembaca. Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah Pertama, agar menambah wawasan pembaca, yang secara khusus mengenai LGBT. Kedua, untuk menembah kasana ilmu pengetahuan bagi penulis dan almamater tercinta Sekolah Tinggi Teologia REAL Batam. Ketiga, agar menjadi salah satu sumber bacaan praktis bagi orang Kristen dalam memahami tentang LGBT dari sudut pandang Alkitab. Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan LGBT. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi LGBT karena dosa Roma 124-27 dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri mereka mendapat hukuman yang kekal. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap orientasi seksual yang berbeda, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka. Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar” dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan. LGBT hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus 69-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum LGB, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri dan lain-lain. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka. Allah berinisiatif untuk memulihkan persekutuan Allah dengan manusia. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia Yohanes 316 dan di dalam kematian-Nya, Yesus menjadikan manusia yang ada dalam Kristus sebagai ciptaan yang baru 2 Korintus 515,17. Untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya Efesus 210. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PERSFEKTIF ALKITABIAH TERHADAP GERAKAN LGBT JURNAL Oleh Candra Gunawan Marisi, NIDN 2305128401 SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA REAL BATAM BATAM 2016 ABSTRAKSI Melihat Gerakan LGBT yang sudah mengkhawatirkan ini, penulisan Jurnal bertujuan untuk Pertama, supaya pembaca karya ini dapat mengetahui dan mengerti tentang pandangan iman dan moral kristen terhadap LGBT dan gerakan LGBT. Kedua, supaya pembaca karya ini dapat memperoleh petunjuk mengenai sikap yang benar dalam menyikapi masalah LGBT yang sesuai dengan kehendak Allah. Ketiga, supaya pembaca karya ilmiah dapat mengetahui bagaimana upaya-upaya dalam mengatasi masalah homoseksual. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat yang baik kepada pembaca. Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah Pertama, agar menambah wawasan pembaca, yang secara khusus mengenai LGBT. Kedua, untuk menembah kasana ilmu pengetahuan bagi penulis dan almamater tercinta Sekolah Tinggi Teologia REAL Batam. Ketiga, agar menjadi salah satu sumber bacaan praktis bagi orang Kristen dalam memahami tentang LGBT dari sudut pandang Alkitab. Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan LGBT. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi LGBT karena dosa Roma 124-27 dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri mereka mendapat hukuman yang kekal. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap orientasi seksual yang berbeda, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka. Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar” dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan. LGBT hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus 69-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum LGB, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri dan lain-lain. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka. Allah berinisiatif untuk memulihkan persekutuan Allah dengan manusia. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia Yohanes 316 dan di dalam kematian-Nya, Yesus menjadikan manusia yang ada dalam Kristus sebagai ciptaan yang baru 2 Korintus 515,17. Untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya Efesus 210. PENDAHULUAN Dalam dunia sekarang ini telah banyak terjadi penyimpangan dari pernikahan suci yang dirancang oleh Allah sendiri, dimana telah terjadi pernikahan antara sesama jenis, atau yang sekarang dikenal dengan Lesbi, Gay, Bisexsual dan Transgender LGBT, bahkan beberapa negara telah melegalkan pernikahan sejenis. Pengadilan tinggi Ontario Kanada telah memutuskan untuk merestui perkawinan dua orang dari jenis kelamin yang sama pada hari rabu tanggal 11 Juni 2003. pada hari bersejarah itu telah menikahkan empat pasangan dan ratusan pasangan lainnya akan menyusul hari-hari berikutnya. Kanada Negara ketiga setelah Belanda dan Belgia yang memberi persamaan hak kepada kaum gay dan lesbian untuk menikah secara resmi seperti kaum heteroseksual.“Komunitas gay di Amerika Serikat merayakan kemenangan bersejarahnya setelah Mahkamah Agung memberikan hak bagi pasangan sesama jenis untuk bisa menikah di Negeri Paman Sam.”Bahkan semua negara bagian Amerika Serikat harus menerima keputusan pengadilan yang mensahkan pernikahan sejenis. “Mahkamah Agung MA Amerika Serikat melegalkan pernikahan sesama jenis di 50 negara bagian melalui keputusan bersejarah pada Jumat 26/6/2015 waktu setempat.”Di Indonesia kita dapat melihat dan mendapati berbagai macam buku-buku majalah maupun koran-koran yang membahas tentang LGBT, bahkan kita dapat menjumpai klub-klub homoseksualitas yang mulai muncul di berbagai kota di Indonesia, dari yang tersembunyi sampai yang terang-terangan. Dewasa ini kita mudah menemukan banyak orang dengan lgbt di Indonesia khususnya di salon-salon. Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia yang diselenggarakan pada 13-14 Juni 2013 di Bali, melaporkan Sampai akhir tahun 2013 terdapat dua jaringan nasional organisasi LGBT yang terdiri dari 119 organisasi berlokasi di 28 provinsi dari 34 provinsi di negara Indonesia lihat Lampiran 1. Jaringan Gay, Waria dan Laki-laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-laki Lain Indonesia GWL-INA didirikan pada bulan Februari 2007 dengan tujuan memajukan pelayanan penanggulangan HIV dan PMS di populasi utama ini. Fokus kerja jaringan ini terbatas, mengingat sifat dukungan yang diberikan oleh organisasi internasional untuk penanggulangan HIV serta Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Jaringan kedua, yaitu Forum LGBTIQ Indonesia, didirikan pada tahun 2008 antara lain untuk mengatasi keterbatasan tersebut, dengan tujuan memajukan program hak-hak seksual yang lebih luas dan memperluas jaringan agar mencakup organisasi-organisasi lesbian, wanita biseksual dan pria transgender. Forum ini telah mendapatkan dana rintisan “Pernikahan Gay di Kanada, Belanda dan Belgia.” Diakses tanggal 24 Mei 2008; tersedia di dari Hivos namun dalam hal lain tidak terorganisir seperti halnya GWL-INA. Pada Dialog Nasional, koordinator forum menyatakan harapan untuk dapat memperoleh dukungan dari prakarsa 'Hidup Sebagai LGBT di Asia'. Beberapa organisasi memiliki anggota dengan beragam orientasi seksual dan identitas gender. Tapi sebagian besar organisasi beranggotakan satu atau dua sektor saja yang terkait, misalnya pria gay dan waria atau lesbian dan pria transgender. Beberapa organisasi merupakan organisasi layanan penanggulangan HIV yang menyelenggarakan program bagi kaum pria gay, waria dan pria yang berhubungan seks dengan pria lain. Di tempat yang belum ada komunitas atau perkumpulan pertemanan yang besar, maka lebih besar kemungkinan terjadi integrasi di antara berbagai sektor. Misalnya, kaum lesbian atau pria transgender juga dapat berperan aktif dalam organisasi gay atau waria. Akhir-akhir ini juga berkembang sejumlah organisasi pemuda, beberapa di antaranya berafiliasi dengan organisasi dengan lingkup lebih luas. Lebih banyak organisasi bercokol di pulau-pulau yang berpenduduk lebih padat, khususnya pulau Jawa dan Sumatera. Sedangkan di pulau Kalimantan dan Sulawesi serta di Kawasan Indonesia Timur pada umumnya, terdapat lebih sedikit Gerakan LGBT yang sudah mengkhawatirkan ini, penulisan Jurnal bertujuan untuk Pertama, supaya pembaca karya ini dapat mengetahui dan mengerti tentang pandangan iman dan moral kristen terhadap LGBT dan gerakan LGBT. Kedua, supaya pembaca karya ini dapat memperoleh petunjuk mengenai sikap yang benar dalam menyikapi masalah LGBT yang sesuai dengan kehendak Allah. Ketiga, supaya pembaca karya ilmiah dapat mengetahui bagaimana upaya-upaya dalam mengatasi masalah homoseksual. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat yang baik kepada pembaca. Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah Pertama, agar menambah wawasan pembaca, yang secara khusus mengenai LGBT. Kedua, untuk menembah kasana ilmu pengetahuan bagi penulis dan almamater tercinta Sekolah Tinggi Teologia REAL Batam. Ketiga, agar menjadi salah satu sumber bacaan praktis bagi orang Kristen dalam memahami tentang LGBT dari sudut pandang Alkitab. Dalam penulian karya ilmiah ini teknik penelitian mengenai masalah aktual, dengan mengadakan refleksi teologis dengan memberikan dekarya ilmiah yang normatif. metode penelitian yang digunakan adalah penelitian literatur Library research yaitu kajian biblika dan menggunakan buku-buku sesuai dengan judul yang dibahas. diakses; senin, 30 Februari 2016. PERSFEKTIF ALKITABIAH TERHADAP GERAKAN LGBT Alkitab menuliskan dalam Kejadian 1 26-27 “Berfirmanlah Allah Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan bukan laki-laki dan lakilaki; atau perempuan dan perempuan; ataupun laki-laki yang berubah menjadi seperti perempuan dan perempuan atau sebaliknya, dan di ayat selanjutnya diperintahkan untuk beranak cucu dan bertambah banyak. Kejadian 128 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Gerakan pro Lesbian, Homoseksual, Biseksual dan Transgender LGBT di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Pelaku penyimpangan orientasi seksual yang sebelumnya menyembunyikan identitas, kini dengan berani menunjukkan eksistensi diri di ruang publik. Para tokoh liberalis berada di garda depan memberikan dukungan dengan aksi yang semakin masif dan terstruktur. Dengan mengatasnamakan HAM dan kebebasan aliran liberalism berada di garda depan membela kaum LGBT. Bahkan perjuangan mereka tempuh melalui tiga jalur; akademik, politik dan gerakan sosial. Pengaruh LGBT Dekonstruksi ragam orientasi seksual OS oleh gerakan pro LGBT berakar dari dalil relativisme moral. Pandangan relativisme moral meyakini there are no moral absolutes’, tidak ada aturan atau standar moralitas yang bersifat absolut. Relativisme moral menolak adanya kebenaran tunggal yang mengikat semua orang. Kebenaran bersifat majemuk, bergantung individu, budaya, dan konteks sosial tertentu. Relativisme moral berangkat dari pendapat Kaum Sofis muncul pada zaman Yunani kuno bahwa lembaga-lembaga budaya, termasuk moral, hanya berdasar atas adat kebiasaan, karena itu beragam dan mudah berubah serta tidak ada aturan tertulis yang tetap. Akibatnya, masing-masing kelompok menjadi kebal kritik atas praktik moral yang dilakukan. Siapapun tidak berhak mengklaim dirinya benar dan menyalahkan pihak lain yang melanggar batasan moral. Standar bermoral dan tidak bermoral, penentuan salah dan benar, bersifat relatif bervariasi pada masing-masing individu dan kesepakatan masyarakat dan adat istiadat setempat. Standar moral hanya berlaku pada beberapa orang atau relatif terhadap kelompok orang harus toleran’ pada perbedaan pandangan standar moralitas dalam budaya lain. Pandangan relativisme ini sesat, Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Firman Tuhan Alkitab adalah kebenaran Yohanes 1717. Standart moral sebagai kebenaran adalah Firman Tuhan itu sendiri. Kelompok pro LGBT merasa bebas mendefinisikan batasan moral mereka sendiri. Relativisme moral memberikan peneguhan kuat atas usaha pembenaran perilaku LGBT. Kelompok pro LGBT menciptakan versi kebenaran yang kontra dengan standar moral masyarakat. Penyimpangan perilaku seksual yang pada awalnya dipandang tidak bermoral kemudian dibongkar menjadi perilaku normal atas nama Hak Asasi Manusia HAM. Penyimpangan perilaku seksual dikonstruksi hanya merupakan keberagaman orientasi seksual seperti halnya perbedaan suku, agama, ras, dan budaya dalam masyarakat. Perilaku LGBT dianggap manusiawi dengan dalih tidak merugikan orang lain. Tidak ada yang salah dalam perilaku LGBT dengan pembenaran selama perilaku seksual yang terjadi aman, nyaman dan bertanggung jawab. Masyarakat dituntut memberikan toleransi pada perilaku menyimpang LGBT. Pelaku LGBT mencari pengakuan identitas di masyarakat dari sudut pandang seksualitas. Penentangan atas perilaku LGBT kemudian dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM. Kelompok LGBT menuntut hak untuk bisa hidup layak’ sesuai orientasi seksual mereka, mengekspresikan penyimpangan orientasi seksual sebebas-bebasnya. Gerakan pro LGBT memandang orang-orang dengan orientasi seksual menyimpang termasuk dalam kaum minoritas yang mengalami penindasan dari masyarakat terutama oleh kaum agamawan. Masyarakat diberi label negatif sebagai kaum homofobia dan transfobia yang melakukan penentangan, diskriminasi, pelecehan hingga kekerasan pada kelompok LGBT. Gerakan LGBT ini sudah menjadi suatu gerakan yang mengkhawatirkan, karena akan mempengaruhi cara pandang anak-anak kecil dan anak-anak remaja yang dalam pertumbuhannya sedang mencari dan ingin menemukan jati diri serta kebenaran sejati. 1 Korintus 1533 “Janganlah kamu sesat pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Faktor Genetis LeVay Dalam pendahuluan bukunya, dia menyatakan bahwa “Berdasarkan penemuan-penemuan ini dan penemuan-penemuan dari para peneliti lainnya, tampaklah masuk akal untuk bertanya apakah perbedaan-perbedaan bawaan kelahiran di dalam organisasi otak, setidaknya sebagian darinya berada di bawah kendali genetik, tidak dapat menjadi basis keanekaragaman di dalam fungsi-fungsi mental dalam diri manusia, termasuk fungsi-fungsi mental yang terkait dengan seks.”Menurut pelajaran Biologi yang pernah penulis dapatkan, ada membahas tentang Mutasi kromosom yang terjadi dalam proses pembentukan kromosom pada manusia normal kromosomnya berjumlah 46 yakni perpaduan 23 kromosom sperma dan 23 kromosom ovum; 22 + 22 kromosom 22 pasang kromosom tubuh contohnyatinggi badan, warna kulit, bentuk hidung dan lain-lain 22 pasang disebut kariotipe. Dan kromosom X dari ibu + kromosom X atau Y dari ayah. Jika kromosom X + X maka akan menjadi anak perempuan; jika kromosom X + Y maka akan menjadi laki-laki. Namun ada terjadi pembentukan sel kelamin yang gagal berpisah nondisjungsi meiosis. Kromosom X extra pada anak laki-laki, menghasilkan XXY, muncul kira-kira sekali dalam 2000 kelahiran hidup, orang-orang dengan kelainan ini, disebut Syndrome Klinefelter, memiliki organ kelamin jantan tetapi ukuran testisnya sangat kecil dan laki-laki tersebut steril. Sindrom tersebut sering meliputi pembesaran dada dan karakteristik-karakteristik tubuh wanita lainnya. Laki-laki dengan kromosom Y extra XYY tidak memiliki sindrom yang terdefinisi dengan jelas, meskipun mereka cenderung lebih tinggi dibandingkan kebanyakan orang. Perempuan dengan trisomi X XXX, yang terjadi sekali dalam kira-kira 1000 kelahiran hidup, tampak sehat dan tidak dapat dibedakan dari perempuan dengan kromosom XX kecuali dari kariotipenya. Monosomi X, disebut Syndrom Turner, terjadi sekitar satu kali dalam setiap 5000 kelahiran dan merupakan satu-satunya monosomi yang dapat hidup pada manusia. Meskipun individu-individu X0 ini secara fenotip adalah perempuan, organ kelamin mereka tidak menjadi matang pada saat remaja, dan ciri-ciri seks sekunder gagal berkembang. Individu-individu semacam itu steril dan memiliki tubuh pendek. Sebagian besar memiliki kecerdasan pendapat penulis, mungkin individu-individu dengan kelainan XXY dan X0 seperti yang dimaksud dalam Matius 1912 ; “ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya...,” Dari analisis diatas, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada orang yang dilahirkan menjadi LGBT. Jika dikatakan memiliki kecenderungan laki-laki kemayu atau wanita tomboi dapat diterima, tetapi kecenderungan tersebut bukan berarti harus menjadi LGBT, tetapi dapat menahan diri dan meminta pertolongan Tuhan untuk menjadi pribadi yang takut akan Tuhan. Simon LeVay, The Sexual Brain Cambridge/London, MA/UK MIT Press1993,1994, hlm. xiv. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi 5, Jilid 1. Pen. Rahayu lestari Jakarta Penerbit Erlangga, 2009 hal. 244 Ibid., Ibid., 290 Ibid., 292 Faktor Psikologis dan Lingkungan Mitos yang mengatakan kecenderungan LGBT merupakan bawaan lahir adalah salah. Para aktivis homoseks mengklaim bahwa ketertarikan kepada sesama jenis adalah bawaan dari lahir dan tidak dapat dirubah. Mereka mengutarakan bahwa homoseks bukanlah sebuah pilihan. Karena perilaku homoseks dikarenakan gen/bawaan sejak lahir. Hal ini lah yang terkadang mereka gunakan untuk mempropagandakan homoseks, bahwa perilaku ini adalah perilaku yang alami dan wajar. Namun para ahli mengatakan bahwa penyebab homoseksualitas itu sendiri sangat kompleks. Seorang psikolog terkenal Amerika yang bernama Clyde M. Narramore menyebutkan bahwa “umumnya homoseksualitas merupakan hasil perkembangan kepribadian yang tidak normal” dan ia menyebut adanya beberapa kondisi yang mungkin menyebabkan hal itu, yaitu1 Gangguan hormonal. Namun penelitian-penelitian lebih lanjut belum mendukung. 2 Faktor Genetika. Penelitian-penelitian lebih lanjut juga belum mendukung. 3 Ibu yang dominan; 4 Ayah yang lemah; 5 Orang tua yang kejam; 6 Pernikahan orang-tua yang tidak bahagia; 7 Dimanjakan oleh orang-tua yang sama jenisnya; 8 Pendidikan seks yang jauh, banyak pakar yang menangani kelainan seksual berpendapat bahwa sejatinya homoseksual bukan disebabkan karena faktor genetika, tetapi karena faktor lingkungan, dan secara khusus yang berhubungan dengan penerimaan/afeksi dari orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Frank Worthen, ia mengatakan “Sesudah membimbing ribuan bekas homoseks selama pelayanan sepuluh tahun atau lebih, kami telah belajar banyak mengenai keadaan homoseks. Kami yakin bahwa akar homoseksual yang terdalam ialah retaknya hubungan dalam keluarga yang mengakibatkan ketiadaan rasa memiliki dan dimiliki atau ketiadaan pengakuan.”Pendapat-pendapat ini cukup membuktikan bahwa sebenarnya tidak ada orang yang terlahir gay atau lesbi. Masa kanak-kanak adalah masa-masa identitas dan kepribadiannya mulai dibentuk. Dan anak-anak yang mengalami keretakan dalam keluarganya lebih berpotensi untuk menjadi homoseks. Sebab anak itu terpengaruh oleh cara bagaimana ia bereaksi terhadap keretakan dalam keluarga. Gay, lesbi, biseksual dan transgender, umumnya adalah orang yang menderita trauma emosional atau pelecehan seks sewaktu masa kecil dan selanjutnya karena distimulasi oleh rangsangan erotis yang tidak semestinya pada masa remaja mereka serta pergaulan yang salah. Dalam banyak kasus, sesuatu yang traumatik terjadi dalam kehidupan Herlianto, Aids dan Perilaku Seksual, Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995, hlm. 54. Frank Worthen, Mematahkan Belenggu Homoseksualitas, Malang Gandum Mas, 1990, hlm. 13. seseorang yang menciptakan “konflik identitas gender”. Pada akhirnya mengakibatkan penyimpangan emosional yang dapat menjurus kepada LGBT. Gerakan pro LGBT bahkan menginginkan untuk diakui dan di terima oleh masyarakat. Gerakan ini tidak dapat diterima, karena akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak bahkan remaja yang sedang bertumbuh disekitar mereka. 1 Korintus 1533 dikatakan “Janganlah kamu sesat, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Jika gerakan LGBT ini diterima di dalam masyarakat maka akan merusak generasi penerus bangsa bahkan nilai-nilai kebenaran dalam Firman Tuhan akan diselewengkan dan tidak menjadi kebenaran yang absolut. CATATAN SEJARAH DALAM ALKITAB Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Allah merancang agar hubungan seks dilakukan hanya di antara pria dan wanita, dan hanya dalam ikatan perkawinan. Kejadian 127, 28; Kejadian 218; Kejadian 223-24; Kejadian 920-29; Ulangan 2317; 1 Raja-raja 1424; 1512; 2246; 2 Raja-raja 237; Hakim-hakim 1914-29; Imamat 1822; 2013; Amsal 518, 19; Matius 85-13; Matius 194-5; Matius 1910-12.. Dalam Perjanjian Lama Allah sendiri mengingatkan bahwa perbuatan homoseksual adalah kekejian yang harus dihukum dengan hukuman mati Imamat 1822; 2013. Dalam Kejadian 19. Perikop ini mengisahkan tentang niat Tuhan untuk memusnahkan kota Sodom dan Gomora karena kedua kota ini konon sangat besar dosanya dan durjana 1820; 1915. Malaikat Tuhan Dua orang lelaki diutus Tuhan untuk menyelidiki keadaan kota ini. Ketika mereka sudah tiba di Sodom, mereka diterima oleh Lot dan diberi tumpangan di rumahnya pada malam hari itu juga. Tetapi pada malam hari itu semua lelaki dari seluruh kota ini, tua dan muda 194, pada malam itu mendatangi rumah Lot dan mengepungnya. Mereka memaksa Lot untuk menyerahkan kedua tamunya itu kepada mereka untuk mereka “pakai” Ibrani yada = mengetahui, berhubungan seksual =sodomi. Tetapi Lot melindungi mereka, bahkan dia sampai rela menawarkan dua anak perawannya kepada mereka sebagai pengganti dua orang asing tamunya itu. Ketika keadaan sudah genting, dua tamu itu menarik Lot ke dalam rumahnya, dan mereka membutakan mata orang banyak yang mau mendobrak pintu rumahnya itu sehingga mereka tidak bisa menemukan pintu masuk. Kisahnya berakhir dengan pemusnahan kedua kota ini dengan hujan api, dan hanya Lot beserta keluarganya diluputkan dari bencana ini. Tuhan melenyapkan kota Sodom dan Gomora karena kaum lelaki penduduknya mempraktekkan hubungan homoseksual. Dengan demikian Tuhan mengutuk dan menghukum segala jenis homoseksualitas yang merupakan suatu akibat lanjutan dari “kejatuhan” Adam dan Hawa sebagaimana dikisahkan dalam Kejadian 3. Dalam Perjanjian Baru Roma 126-27 “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tidak wajar. Demikian juga suami-suamimeninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, lelaki dengan lelaki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” 1 Korintus 69-10 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” 1 Timotius 19-10 “Yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat.” Yudas 17 “Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang” Ayat-ayat tersebut di atas dengan sangat terus terang dan terbuka menjelaskan bahwa LGBT merupakan suatu dosa kekejian yang telah ada sejak zaman Abraham Kejadian 19, bahkan Allah telah mengingatkan bangsa Israel agar tidak melakukan dosa LGBT dihadapan Tuhan, bahkan orang-orang yang aktif melakukan LGBT tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Pandangan Alkitab Terhadap Orang LGBT Kejadian 1 26-27 “Berfirmanlah Allah Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Alkitab menuliskan bahwa Allah menempatkan manusia di dalam taman Eden dimana ditempatkan pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat Kejadian 28-9. Tuhan memberi perintah kepada manusia Adam untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat Kejadian 216-17. Alkitab menuliskan bahwa manusia melanggar perintah Allah dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat Kejadian 3. Oleh karena ketidak taatan satu orang Adam semua orang telah menjadi orang berdosa Roma 512, 19. Akibat dari dosa Adam gambar dan rupa Allah telah rusak sehingga kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata Kejadian 65. Arminian mengajarkan doktrin dosa asal Dosa itu mempengaruhi keseluruhan dari keberadaan manusia; manusia terpisah dari semua kebaikan yang positif, dan terpisah dari anugerah Allah, manusia berbuat dosa jahat terus-menerus. Melalui dosa Adam, dosa dan kematian memasuki dunia. Maut sebagai upah dosa teraplikasi atas semua umat manusia, karena kondisi dari hati mendefinisikan status kerusakan manusia sebagai berikut “Semua orang dikandung dalam dosa, dan lahir sebagai anak-anak yang dimurkai, tidak melakukan segala kebaikan yang dapat menyelamatkan, menghasilkan yang jahat, mati dalam dosa, dan budak dari dosa”Sehubungan dengan itu Charles C. Ryrie menuliskan “Kerusakan total berarti a bahwa kerusakan terjadi dalam diri manusia dan meluas pada semua aspek dalam tabiat dan kemampuannya; b bahwa tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar.” Kejatuhan atau keberdosaan Adam mendatangkan akibat-akibat di dunia. Manusia telah jauh dari hidup persekutuan dengan Allah Efesus 418. Sekarang manusia tidak tahu tentang perkara-perkara Allah sebab manusia hanya berada di tingkat jasmani 1 Korintus 214. Bahkan akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa berpengaruh terhadap hubungan pernikahan. Allah sendiri mengingatkan bangsa Israel agar setiap manusia tidak melanggar pernikahan manusia antara laki-laki dan perempuan, jika tidur’ atau melakukan selayaknya suami istri dengan sesama jenis kelamin atau dengan hewan, maka orang tersebut melakukan dosa kekejian di hadapan Tuhan Imamat 1822-23. Dari penjelasan diatas, segala bentuk perbuatan bahkan gerakan LGBT adalah dosa dan merupakan kekejian kepada Tuhan. Jelas bahwa perbuatan dan gerakan LGBT adalah pelanggaran terhadap kebenara Firman Tuhan. H. Orton Wiley, Christian Theology, Vol. 3 Kansas City, Mo Beacon Hill, 1952, 297-98 Paul Enns, The Moody Handbook of Theology 2, peny. Sri Lestarini dan Elisabeth Yuliasari, Pen. Rahmiati Tanudjaja Malang Literatur SAAT, 2004, 112. Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1, Yogyakarta ANDI, 2012, 324. Namun di dalam karya tulis ini penulis juga memberikan suatu pandangan terhadap orang yang LGBT ini. Di dalam Perjanjian Baru, menunjukkan bagaimana seharusnya paradigma orang Kristen terhadap orang yang LGBT. Alkitab secara tegas menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah dosa, tetapi Alkitab tidak menyatakan bahwa para pelakunya bebas diperlakukan dalam ketidakadilan. Tuhan Yesus membeci semua dosa. Tuhan Yesus membenci dosa LGBT, sama seperti Dia membenci dosa-dosa yang lain seperti mencuri, berzinah, membunuh dan yang lainnya, tetapi Tuhan Yesus tetap mengasihi mereka yang terlibat di dalam-Nya yang penting orang tersebut ingin mengalami pengampunan dosa dan berpaling dari segala kesalahan yang lama. Tuhan mau para gay dan lesbian ini diperlakukan dalam terang kasih Ilahi, sehingga mereka dapat bertobat dan dipulihkan dari dosa LGBT. Penulis menekankan kekristenan membenci dan memusuhi dosa LGBT, tetapi mengasihi orang yang LGBT dalam kasih Kristus, sehingga mereka dapat dibawa kembali dari dosa-dosa itu dan disadarkan kepada kemurnian pernikahan. Meskipun LGBT berdosa dengan orientasi seksualitasnya, adalah tidak benar jika kita bebas melakukan tindakan kekerasan dan penganiayaan kepada mereka. Yang harus dilakukan adalah menyadarkan mereka dan membawa mereka kepada pertobatan di dalam Tuhan Yesus. Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di mata Allah. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka … kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki … Roma 124-27. Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian. Imamat 1822 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian … Imamat 2013, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga Yudas 17-8 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 1 Korintus 69-10 Kata “banci” berasal dari teks Alkitab bahasa Yunani malakos. malakos yang artinya effeminate, of the passive partner in a same-sex relationship’adalah banci, mitra pasif dalam hubungan sesama jenis. Sedangkan “pemburit” berasal dari teks Alkitab bahasa Yunani avrsenokoi,thj arsenokoites yang artinya “one who engages in same-sex activity, sodomite, pederast” adalah orang yang ikut serta dalam aktivitas sesama jenis, sodomi, orang yang bersemburit. Jelas bahwa orang yang pasif, terlibat dan juga pelaku LGBT tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan LGBT. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi LGBT karena dosa Roma 124-27 dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri mereka terlibat dengan dosa LGBT yang mendatangkan hukuman yang kekal. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap orientasi seksual yang berbeda, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka. Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar” dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan. LGBT hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus 69-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum LGB, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri dan lain-lain. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka. Gereja dan kekristenan harus membuat keputusan yang tegas. Jikalau Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa homoseksualitas adalah dosa, maka gereja pun juga tidak boleh memberikan izin bagi lembaga pernikahan sesama jenis. Ini bukan tentang hak asasi manusia, tetapi tentang otoritas tertinggi orang percaya, yaitu Alkitab sendiri. Gereja harus memperhatikan dengan seksama masalah LGBT ini secara jujur dan realistik dalam kasih dan pengertian. Tuhan jelas tidak menginginkan seorang pun terikat oleh homoseksualitas. Kasih karunia-Nya cukup untuk memberikan kemenangan untuk menaklukkan masalah ini kepada-Nya. Gereja perlu mengambil prakarsa memberitakan pesan yang menimbulkan harapan ini kepada kaum LGB. Adalah tidak benar jika gereja membiarkan saja atau bahkan mengacuhkan, meminggirkan, menghina dan menghakimi orang-orang yang bergumul dengan masalah ini. BibleWorks 7 Ibid., Gereja harus ambil bagian di dalam karya Tuhan Yesus Kristus untuk membawa pertobatan di kalangan LGBT ini. Konseling untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi dan menghindarkan dirinya dari setiap pergaulan dengan orang-orang yang LGBT serta menjauhkan segala bentuk gaya hidup LGBT sangat membantu untuk melepaskan orang tersebut dari gaya hidup LGB. Untuk menjadi orang Kristen cukup dengan Percaya Yesus, tetapi untuk menjadi murid Kristus kita harus membayar harga. Bahkan harga yang harus dibayar adalah kehidupan pribadi kita untuk memuliakan Tuhan. Alkitab menuliskan bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah Akibat dari dosa manusia tidak dapat bersekutu dengan Allah, tetapi Allah berinisiatif untuk memulihkan persekutuan Allah dengan manusia. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia Yohanes 316 dan di dalam kematian-Nya, Yesus menjadikan manusia yang ada dalam Kristus sebagai ciptaan yang baru 2 Korintus 515,17. Untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya Efesus 210. KESIMPULAN Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan LGBT. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi LGBT karena dosa Roma 124-27 dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri mereka mendapat hukuman yang kekal. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap orientasi seksual yang berbeda, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka. Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar” dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan. LGBT hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus 69-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum LGB, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri dan lain-lain. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka. Gereja perlu mengambil prakarsa memberitakan pesan yang menimbulkan harapan ini kepada kaum LGB. Adalah tidak benar jika gereja membiarkan saja atau bahkan mengacuhkan, meminggirkan, menghina dan menghakimi orang-orang yang bergumul dengan masalah ini. Gereja harus ambil bagian di dalam karya Tuhan Yesus Kristus untuk membawa pertobatan di kalangan LGBT ini. Konseling untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi dan menghindarkan dirinya dari setiap pergaulan dengan orang-orang yang LGBT serta menjauhkan segala bentuk gaya hidup LGBT sangat membantu untuk melepaskan orang tersebut dari gaya hidup LGB. Untuk menjadi orang Kristen cukup dengan Percaya Yesus, tetapi untuk menjadi murid Kristus kita harus membayar harga. Bahkan harga yang harus dibayar adalah kehidupan pribadi kita untuk memuliakan Tuhan. Alkitab menuliskan bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah Akibat dari dosa manusia tidak dapat bersekutu dengan Allah, tetapi Allah berinisiatif untuk memulihkan persekutuan Allah dengan manusia. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia Yohanes 316 dan di dalam kematian-Nya, Yesus menjadikan manusia yang ada dalam Kristus sebagai ciptaan yang baru 2 Korintus 515,17. Untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya Efesus 210. BIODATA PENULIS NAMA CANDRA GUNAWAN MARISI, TEMPAT LAHIR PEMATANG SIANTAR TANGGAL LAHIR 12 DESEMBER 1984 PENDIDIKAN S1 TEOLOGI STII BATAM 2008 S2 TEOLOGI STT REAL BATAM 2015 MENGAJAR DOSEN TIDAK TETAP DI STTII BATAM 2009 – 2016 DOSEN TETAP DI STT REAL 2015 – SEKARANG GBI MY HOME KIJANG. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Memang kadang tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan kita sekaligus melayani Yehuwa dengan sepenuh hati. Tapi, Alkitab memberikan beberapa nasihat yang bisa membantu kita. 1. Apa yang Alkitab katakan tentang pekerjaan? Allah ingin kita menikmati pekerjaan kita. Alkitab mengatakan, "Yang terbaik bagi manusia adalahmenikmati kerja Bagi yang belum tahu apa itu LGBT, maka berikut ini adalah kepanjangannya, LGBT = Lesbian Gay Biseksual dan Transgender. Saat ini, sedang ramai diperbincangkan di media sehubungan dengan support dana dari UNDP untuk kaum LGBT di Indonesia. LGBT nampaknya sekarang ini mulai dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan dihalalkan oleh negara. Akan tetapi, Alkitab sudah memperingatkan dengan keras tentang hubungan sesama jenis. Berikut ini adalah ayat-ayat yang berisi larangan Tuhan untuk hubungan sesama jenis 1. Imamat 1822 “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” 2. Imamat 2013 “Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.” 3. Roma 126-27 “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” 4. Yudas 17 “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Masih banyak ayat-ayat lain yang berisi teguran TUHAN terhadap dosa percabulan dan perzinahan, baik sesama jenis maupun yang sejenis serta segala hubungan yang tidak wajar, seperti dengan binatang. Hubungan seksual adalah pemberian dan anugerah TUHAN dalam pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, LGBT merupakan sikap dan tindakan yang berlawanan dengan kehendak firman Tuhan. Marilah turuti apa kata TUHAN. Tuhanlah yang berdaulat atas manusia, bukan sebaliknya sehingga Hak asasi manusia menjadi kebablasan. Hak asasi manusia haruslah berada dalam koridor firman-Nya. Bagi saudara yang telah jatuh dalam dosa ini, maka bertobatlah. Tuhan membukakan pintu kemurahan-Nya buat saudara. Janganlah keraskan hatimu dan datanglah kepada Tuhan, meminta pengampunan-Nya dan tinggalkan dosa itu serta hiduplah dalam firman Tuhan. Tuhan akan mengampuni dan menolong saudara. Hubungi para hamba Tuhan yang terdekat di kota tempat tinggal anda dan carilah komunitas yang membangun iman dan saling menguatkan. Tuhan Yesus memberkati. Amin. .
  • eshl7am4t1.pages.dev/791
  • eshl7am4t1.pages.dev/293
  • eshl7am4t1.pages.dev/638
  • eshl7am4t1.pages.dev/467
  • eshl7am4t1.pages.dev/511
  • eshl7am4t1.pages.dev/182
  • eshl7am4t1.pages.dev/405
  • eshl7am4t1.pages.dev/54
  • eshl7am4t1.pages.dev/873
  • eshl7am4t1.pages.dev/537
  • eshl7am4t1.pages.dev/649
  • eshl7am4t1.pages.dev/545
  • eshl7am4t1.pages.dev/981
  • eshl7am4t1.pages.dev/433
  • eshl7am4t1.pages.dev/927
  • ayat alkitab yang mendukung lgbt